Dan penerimaan kita pada diri kita sendirilah yang nyatanya akan merubah sudut pandang kita soal masa lalu, masa kini dan kemungkinan perubahan di masa depan. Dimana berbagai pesan tersebut kemudian menyatu dalam narasi the Losers Club melawan Pennywise dengan cukup halus dan menarik.
Sementara di film ini, sang sutradara juga berani memasukkan kritik sosial tentang homofobia. Meskipun hal tersebut menjadi kontroversi di negara asalnya, namun pesan terkait perundungan terhadap seseorang dengan orientasi seksual berbeda cukup mampu disampaikan meskipun memang yaa...mengundang kontroversi, heuheu.
Penutup
Pendalaman dan penggambaran akan transisi karakter remaja ke dewasa the Losers Club pun dilakukan dengan cukup baik, dimana gabungan aktor papan atasnya membuat film ini mempunyai pondasi yang kuat dalam hal pembentukan konflik dan penyelesaian akhir filmnya.
Hanya saja, adegan yang cenderung repetitif dari film pertamanya serta durasi yang terlalu panjang hanya untuk menjelaskan secara detail bagaimana masa kecil yang terlewatkan dari anak-anak tersebut, menjadi poin negatif dalam film ini.
IT: Chapter Two pada akhirnya memang cukup menghibur dan berhasil mempertahankan ciri khas film pendahulunya. Namun film ini akan lebih nyaman dinikmati jika kita terlebih dahulu menyaksikan film pertamanya.
IT: Chapter Two mulai tayang hari ini, 4 September 2019. Buat yang suka horror, tentu tak boleh melewatkan film ini.
Skor: 7,5/10
Salam Kompasiana.