Selain itu jalan cerita yang mudah ditebak serta konflik klise yang sudah sering ditemui pada film horor lain juga menjadi nilai minus untuk film ini. Singkatnya, tak ada yang benar-benar segar dari segi penceritaan. Namun untungnya vredal masih mampu menjahit satu persatu cerita yang sejatinya adalah cerita antologi, menjadi satu kesatuan cerita utuh dengan balutan cerita petualangan remaja yang seru dan ringan.
Oh iya, satir yang cukup nakal terkait Amerika juga diselipkan dengan cukup halus di antara deretan teror di sepanjang film. Jika jeli, kita akan bisa melihat berbagai kritikan terhadap perang Vietnam, Richard Nixon yang sama kontroversialnya dengan Trump, berita koran yang nyatanya menjadi sarana propaganda dan bukan kebenaran, hingga isu rasisme antara Amerika dan Mexico yang turut serta dimasukkan pada film ini. Dan semua hal tersebut nyatanya masih relate dengan kondisi sosial politik Amerika bahkan dunia saat ini.
Penutup
Tingkat keseramannya sendiri masuk dalam kategori medium. Sehingga rating PG-13 yang disematkan film ini untuk peredarannya di Amerika Serikat, jelas menjadi alasan mengapa unsur horor film ini masuk kategori "aman" sehingga bisa dikonsumsi juga oleh remaja yang memang menjadi target marketnya.
Scary Stories pada akhirnya memang bisa membuatmu terperanjat di dalam ruangan bioskop, namun juga mampu dengan cepatnya terlupakan berkat kisahnya yang tak bisa memberikan alasan untuk terus diingat.
Scary Stories to Tell in the Dark tayang mulai hari ini, 7 Agustus 2019 di jaringan bioskop XXI.
Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H