Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Black Mirror: Season 5", Lanjutan Antologi Distopia dengan Pendekatan Isu Sosial yang Relevan

19 Juni 2019   17:07 Diperbarui: 19 Juni 2019   17:20 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan lewat Striking Vipers, Smithereens dan Rachel, Jack and Ashley Too, Black Mirror  membuktikan bahwa gambaran efek samping teknologi yang saat ini perkembangannya sedang dielu-elukan dunia, masih cukup relevan untuk dinarasikan.

Episode 1: Striking Vipers

Esquire.com
Esquire.com
Episode pertama yang berjudul Striking Vipers, mengisahkan tentang pertemuan 2 orang sahabat lama, Danny(Anthony Mackie) dan Karl(Yahya Abdul Mateen). Sekeping CD video gim bergenre fighting dan teknologi virtual reality yang bernama Striking Vipers kemudian menjadi hadiah dari Karl kepada Danny. 

Gim tersebut membangkitkan kembali nostalgia permainan Striking Vipers lawas yang dulu sering mereka mainkan semasa kuliah. Namun kali ini, teknologi yang disematkan jauh lebih canggih.

Namun bukan pertarungan antar karakter yang didapat, namun justru mereka menikmati hubungan sex yang tercipta oleh avatar mereka. Danny dengan avatar petarung laki-laki dan Karl dengan avatar petarung wanita, justru menikmati sensasi berhubungan sex dalam dunia virtual tersebut.

Hollywoodreporter.com
Hollywoodreporter.com
Episode ini mungkin bisa dibilang yang terbaik pada season ke-5 ini. Selain menampilkan visualisasi dunia virtual yang futuristik khas Black Mirror, tema penyalahgunaan teknologi VR pun menjadi bahasan yang cukup relevan. 

Tak hanya itu, Striking Vipers juga memberikan beberapa catatan penting semisal gambaran homoerotisme dalam dunia virtual lewat karakter Danny dan Karl. Serta kekerasan dan gender fluidity dalam sebuah dunia virtual. 

Meskipun Danny bahagia dengan kehidupan pernikahannya dan Karl juga bahagia dengan kisah cintanya sendiri, namun di dunia virtual mereka menjadi pribadi yang berbeda. Tidak, mereka tidak memiliki hasrat hubungan sesama jenis.

Express.co.uk
Express.co.uk
Hanya saja, sensasi seksual dunia maya membuat orang tak peduli lagi apa gendernya di dunia nyata. Toh dibalik avatar yang tercipta, mereka bisa menjadi siapapun bukan?

Dan faktanya, cara kerja seperti inilah yang membuat sex online menjadi candu. Tak peduli siapa atau apa yang ada dibelakangnya, tiap karakter dan avatar nyatanya mampu menciptakan fantasinya sendiri.

Plot twist nya memang tak sekuat episode Black Mirror lainnya. Hanya saja episode ini meninggalkan banyak pelajaran penting tentang sisi gelap teknologi dengan unsur seksualitas didalamnya, serta meninggalkan pelajaran penting tentang betapa pentingnya nilai kejujuran dan pengorbanan dalam suatu hubungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun