Namun, melihat raihan di hari pertamanya yang begitu luar biasa, maka patut optimis bahwa film ini juga mampu menyamai raihan film pertamanya. Ya, meskipun review negatif dari beberapa akun film dan kemungkinan kecil penonton menyaksikan film ini berkali-kali juga berjalan beriringan dengan tingginya hype akan film ini.
Namun dengan promosi besar-besaran pada berbagai produk yang pada akhirnya mengeluarkan berbagai macam kemasan "Dilan Edition", diharapkan juga mampu meningkatkan awareness penonton untuk menyaksikan Dilan. Karena promosi seperti itu sejatinya jauh lebih personal dan lebih tepat sasaran.
Penutup
Dilan memang sukses menjadi fenomena unik di seluruh penjuru Nusantara. Bukan hanya kisah cinta dan gombalannya, namun juga terkait banyak hal yang membangkitkan romantisme dan nostalgia masa muda tiap-tiap penontonnya. Maka tak heran, bukan hanya remaja dan anak-anak saja yang memenuhi bioskop namun juga para dewasa muda dan orang tua, turut menyemarakkan fenomena Dilan ini.
Karena di hari perdana penayangannya saja dia sudah bisa menembus rekor baru dan menumbangkan film yang juga menjadi fenomena di seluruh dunia kala itu, Avengers: Infinity War.
Dan hal ini juga membuat kita berpikir bahwa Indonesia sejatinya tak perlu pahlawan super untuk menumbangkan jentikan jari Thanos di seluruh bioskop. Indonesia hanya butuh seorang pemuda berbadan kurus dan penuh dengan kata-kata gombal khasnya.Â
Ya, Indonesia hanya butuh Dilan untuk mengalahkan Thanos, heuheuheu.
Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H