Film Indonesia paling ditunggu di tahun 2019 akhirnya tayang Kamis lalu, 28 Februari 2019. Ya Dilan 1991 akhirnya tayang dan hampir memonopoli semua jam tayang bioskop nasional. Tentunya masih melanjutkan kisah film pertamanya yang berjudul Dilan 1990 yang juga disadur dari novel best seller karya Pidi Baiq.
Tentunya tulisan kali ini saya tidak akan membahas review filmnya, melainkan hal lain yang masih berhubungan dengan film Dilan 1991 tentunya. Film yang sejatinya tak begitu saya tunggu, namun harus ditonton karena tuntutan istri heuheuheu. Itulah sebabnya, pada tantangan Dilan yang diadakan teman-teman KOMIK Community tidak saya ikuti karena memang tidak berniat menonton jika tidak terpaksa heuheuheu.
Tapi tenang, bukan curhatan pribadi yang akan saya tulis disini, melainkan beberapa hal unik serta rekor yang membuat film ini menjadi sebuah fenomena berskala nasional dan menjangkiti penonton segala usia. So, ini dia poin-poin nya.
Film untuk Segala Usia
Ketika datang ke bioskop semalam, begitu herannya saya karena baru kali ini melihat lagi lobby bioskop disesaki banyak orang, mulai dari anak-anak hingga para orang tua. Sejenak, saya seperti terlempar kembali ke masa lalu kala film seperti AADC dan Petualangan Sherina baru muncul dan menandai kebangkitan film nasional. Kala itu penonton dari segala usia juga sama, berkerumun di lobby bioskop, membeli tiket dan antusias menunggu film kesayangannya ditayangkan.
Memang, pada era sekarang tidak hanya Dilan 1991Â yang memenuhi lobby bioskop seperti itu. Hanya saja, yang memiliki fenomena seperti itu saat ini lebih sering terjadi pada film Hollywood khususnya film superhero. Sementara film lokal, sangat jarang yang memiliki hype seperti itu.
Nuansa 90-an Lebih Terasa
Tak lupa, efek pemanis semisal adegan bertelepon hingga berkirim surat masih dipertahankan sehingga menimbulkan kenangan tersendiri bagi tiap penonton yang pernah mengalaminya. Maka jangan heran, jika word of mouth berbagai adegan romantis di film ini nantinya akan mengundang lebih banyak lagi generasi 90 bahkan hingga 70-an untuk datang dan menyaksikan film ini bersama pasangan serta anak-anak mereka.
Kisah Sederhana dan Sarat Pesan Positif
Cukup disajikan kisah cinta yang menggemaskan, aktor dan aktris yang memiliki chemistry kuat, hingga beberapa adegan yang mengharu biru, maka film tersebut akan mudah disukai. Dan Dilan memang mengakomodir hal tersebut, bahkan lebih dari itu, Dilan menyajikannya dengan hati.
Sederhananya, di era 2000-an kita memiliki Rangga yang tak hanya membangkitkan lagi lomba puisi di sekolah-sekolah namun juga membangkitkan lagi wisata buku di Kwitang. Maka di era yang lebih modern ini, diharapkan Dilan juga bisa membangkitkan semangat berpuisi bagi generasi muda juga tak lupa menanamkan gambaran berpacaran yang baik dan sehat.
Memecahkan Rekor Penonton Terbanyak
Begitupun dengan Warkop DKI: Jangkrik Boss part 2. Memiliki angka penonton OD sebesar 313.623 penonton, membuatnya ditahbiskan sebagai film Indonesia dengan angka OD terbesar. Setidaknya sampai malam tadi.
Terlepas dari angka akhirnya nanti tetap bisa melewati film pendahulunya atau tidak, yang pasti ini merupakan kabar baik bagi perfilman nasional. Karena akhirnya film lokal bisa berjaya di negeri sendiri, tak hanya pada angka akhir penontonnya, namun juga pada hari perdana tayangnya.
Berpotensi Mengalahkan Film Pertamanya?
Namun, melihat raihan di hari pertamanya yang begitu luar biasa, maka patut optimis bahwa film ini juga mampu menyamai raihan film pertamanya. Ya, meskipun review negatif dari beberapa akun film dan kemungkinan kecil penonton menyaksikan film ini berkali-kali juga berjalan beriringan dengan tingginya hype akan film ini.
Namun dengan promosi besar-besaran pada berbagai produk yang pada akhirnya mengeluarkan berbagai macam kemasan "Dilan Edition", diharapkan juga mampu meningkatkan awareness penonton untuk menyaksikan Dilan. Karena promosi seperti itu sejatinya jauh lebih personal dan lebih tepat sasaran.
Penutup
Dilan memang sukses menjadi fenomena unik di seluruh penjuru Nusantara. Bukan hanya kisah cinta dan gombalannya, namun juga terkait banyak hal yang membangkitkan romantisme dan nostalgia masa muda tiap-tiap penontonnya. Maka tak heran, bukan hanya remaja dan anak-anak saja yang memenuhi bioskop namun juga para dewasa muda dan orang tua, turut menyemarakkan fenomena Dilan ini.
Karena di hari perdana penayangannya saja dia sudah bisa menembus rekor baru dan menumbangkan film yang juga menjadi fenomena di seluruh dunia kala itu, Avengers: Infinity War.
Dan hal ini juga membuat kita berpikir bahwa Indonesia sejatinya tak perlu pahlawan super untuk menumbangkan jentikan jari Thanos di seluruh bioskop. Indonesia hanya butuh seorang pemuda berbadan kurus dan penuh dengan kata-kata gombal khasnya.Â
Ya, Indonesia hanya butuh Dilan untuk mengalahkan Thanos, heuheuheu.
Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H