Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Mary Poppins Returns", Drama Musikal Klasik dalam Sekuel yang Kaya Fantasi

22 Desember 2018   23:10 Diperbarui: 23 Desember 2018   05:39 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika anda pernah menonton film tahun 1964-nya atau bahkan penggemar fanatik film tersebut, tentu anda akan setuju bahwa penampilan Julie Andrews muda(The Sound of Music, Princess Diaries) sangatlah ikonik dan tak akan bisa tergantikan oleh siapapun. Persis seperti karakter Luke Skywalker yang diperankan Mark Hamill atau karakter Terminator yang diperankan Arnold Schwarzenegger yang tak bisa digantikan siapapun.

Namun ternyata, Emily Blunt mampu tampil sebagai Mary Poppins baru dengan sempurna. Emily Blunt tidak berusaha menjadi Julie Andrews, melainkan menampilkan interpretasi Mary Poppins baru yang lebih segar namun tetap tidak menghilangkan unsur klasiknya seperti misterius, "perfect in everything" dan tentu saja dengan tatapan serta cara bicara yang berkelas khas wanita bangsawan Inggris.

Mary Poppins versi Emily Blunt tetaplah menjadi Mary Poppins sang pengasuh anak yang membantu keluarga Banks dengan caranya sendiri. Unsur magisnya yang sangat luar biasa, lantas tak membuatnya mengeluarkan cara instan untuk menyelesaikan segala permasalahan. Unsur magisnya justru dimanfaatkan untuk memberikan pelajaran, bahkan terkhusus dalam filmnya kali ini mengajarkan tentang arti jangan menyerah dan tetap berharap dalam setiap fase kehidupan.

Sinematografi yang Kaya Fantasi dan Warna-warni Memukau

nypost.com
nypost.com

Tak dapat dipungkiri, Mary Poppins Returns menjadi salah satu film dengan sinematografi dan visualisasi kaya warna yang indah tahun ini. Sinematografer Dion Beebe yang sebelumnya telah bekerjasama dengan Rob Marshall pada film musikal Chicago dan Nine, sangat baik dalam memvisualisasikan dunia fantasi kaya warna khas Mary Poppins. Mulai dari dunia imajinasi kamar mandi, dunia kartun pada sebuah guci tua milik nyonya Banks hingga ke jalanan London klasik, mampu divisualisasikan dengan maksimal dan memukau. Penggunaan warna pastel yang dominan pada banyak adegan termasuk adegan pamungkasnya, menjadikan film ini terlihat sangat cantik, manis dan penuh keceriaan yang membawa kita ke masa-masa kecil penuh imajinasi.

Poin Negatif

nbcnews.com
nbcnews.com

Lagu yang sejatinya menjadi "jualan" utama film Mary Poppins, justru tampak kurang maksimal di film ini. Musik dan koreografinya sendiri sebenarnya sudah sangat megah dan memukau, hanya saja lagu-lagu yang dinyanyikan di sepanjang film ini tampak kurang nyantol dan mudah terlupakan begitu saja. Tak ada lagi sisi magis seperti pada lagu Supercalifragilisticexpialidocious. Praktis hanya nomor lagu Underneath(The Lovely London Sky) dan Nowhere to Go but Up yang lumayan catchy dan bakal sering dinyanyikan kembali pasca menonton film ini.


Bandingkan dengan film pertamanya yang berhasil membuat lagu-lagu seperti A Spoonful of Sugar, Supercalifragilisticexpialidocious, Chim Chim Cher-ee dan hampir seluruh lagu lainnya begitu diingat bahkan hingga berpuluh-puluh tahun kemudian. Lagu-lagu di film pertamanya benar-benar mudah diingat dengan komposisi yang tak kalah bagus namun justru  lebih sederhana .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun