Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Mary Poppins Returns", Drama Musikal Klasik dalam Sekuel yang Kaya Fantasi

22 Desember 2018   23:10 Diperbarui: 23 Desember 2018   05:39 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

It's Supercalifragilisticexpialidocious!

Even though the sound of it

Is something quite atrocious

If you say it loud enough

You'll always sound precocious

Supercalifragilisticexpialidocious!

Potongan lirik lagu yang cukup susah namun iramanya langsung menempel di telinga tersebut merupakan bagian dari lagu yang sangat populer berjudul Supercalifragilisticexpialidocious dari film Mary Poppins di tahun 1964 silam. Supercalifragilisticexpialidocious yang memiliki arti besar, luar biasa, atau mengagumkan menurut kamus besar Oxford tersebut, menjadi semacam mantra yang sangat efektif dalam membangun semangat dan perasaan bahagia dalam film Mary Poppins klasik. Lagu tersebut juga begitu ikonik dan terkenal, seiring kepopuleran Mary Poppins itu sendiri.

Mary Poppins 1964 (movieboozer.com)
Mary Poppins 1964 (movieboozer.com)
Film Mary Poppins juga mendapatkan banyak penghargaan di tahun tersebut termasuk menjadi satu-satunya film Disney yang berhasil meraih nominasi Best Picture Oscar. Setelahnya bahkan sampai saat ini, film-film Disney lainnya belum ada yang menyamai pencapaian tersebut meskipun banyak juga yang meraih penghargaan Oscar di kategori berbeda. Mary Poppins juga menjadi pelopor film drama musikal yang menggabungkan adegan live action dengan animasi kartun kala itu. Tak hanya itu, Mary Poppins juga lah yang menjadi pelopor penggunaan teknologi blue screen(bahkan bisa disebut yellow screen setelah diubah teknologinya oleh seorang insinyur Petro Vlahos), sehingga menghasilkan visual efek yang sangat baik dan halus kala menampilkan adegan gabungan live action dan kartun.

Kini 54 tahun setelah film pertamanya berhasil menghibur banyak anak-anak di seluruh dunia, Mary Poppins hadir kembali dengan sekuelnya yang tak kalah manis, kaya fantasi namun juga tetap mempertahankan unsur klasiknya. Mary Poppins Returns menjadi sekuel yang tak boleh dilewatkan begitu saja bagi anda penggemar film-film musikal Disney terlebih bagi anda fans film pertama Mary Poppins tahun 1964.

Sinopsis

goldderby.com
goldderby.com

Bertahun-tahun setelah Mary Poppins untuk pertama kalinya mengunjungi keluarga George Banks dan membantunya menemukan kebahagiaan serta memperbaiki hubungannya dengan kedua anaknya, kini Mary datang kembali untuk membantu kesulitan yang dihadapi oleh keluarga Banks. Namun bedanya kini Michael Banks(Ben Wishaw) dan Jane Banks(Emily Mortimer) telah tumbuh dewasa dan mewarisi rumah peninggalan orang tuanya di 17 Cherry Tree Lane di kota London. Tak ada lagi George Banks ataupun nyonya Winnifred Banks karena mereka telah lama meninggal dunia. Namun keluarga Banks pun telah memiliki generasi baru dalam diri anak-anak Michael Banks yaitu John(Nathanael Saleh), Georgie(Joel Dawson) dan Anabel(Pixie Davis).

Michael Banks yang baru setahun ditinggal istrinya yang meninggal dunia, mengalami kesulitan dalam mengatur keuangan keluarga serta berperan sebagai orang tua tunggal di waktu yang sama. Akibatnya, Michael pun terjerat hutang hingga kemudian didatangi oleh dua orang debt collector yang memberi informasi bahwa Michael harus melunasi hutangnya dalam jangka waktu 5 hari, atau rumahnya akan segera disita. Michael yang bingung kemudian mencari banyak cara termasuk mencari-cari dokumen saham dan barang berharga ayahnya untuk membantunya melunasi hutangnya sembari terbawa ke dalam kenangan pahit masa lalu akibat munculnya banyak memori di barang-barang lawas tersebut.

Namun di tengah-tengah keputusasaannya, seseorang yang tak diduga-duga datang kembali. Seseorang yang pernah mengisi masa kecil Jane dan Michael serta mengajari mereka banyak hal tentang hubungan anak-orang tua dan arti kehidupan sebenarnya. Ya, Mary Poppins(Emily Blunt) datang kembali dari balik awan-awan untuk membantu keluarga Banks. Tak hanya membantu mereka dalam menghadapi kesulitan, Mary pun datang untuk memberi banyak pelajaran berharga baru bagi Jane serta Michael dan ketiga anaknya sembari membuka tabir kejahatan yang mencoba mengganggu keluarga Banks. Petualangan seru mereka pun dimulai sejak saat itu.

Drama Musikal yang Menggugah dan Fun

digitalspy.com
digitalspy.com

Sama seperti film pertamanya, sekuelnya kali ini juga menawarkan sajian drama musikal yang megah, menggugah dan kaya akan unsur fun nya. Sepanjang film, kita disuguhi adegan drama dengan selipan nyanyian dari para aktor-aktrisnya, entah itu pada adegan gembira, sedih ataupun adegan petualangan kala menyusuri kota London klasik.

Sutradara Rob Marshall yang sebelumnya juga pernah menggarap film drama musikal Chicago, Nine dan Into The Woods, membuat Mary Poppins Returns juga mendapatkan sentuhan magisnya dalam sajian drama musikalnya. Setiap adegan yang melibatkan nyanyian dan koreografi tarian mampu dimaksimalkan dengan baik hingga nampak seperti sajian panggung Broadway yang megah dalam layar lebar. Penempatan adegan bernyanyi pun terasa sangat pas, natural dan tetap menyatu dengan deret adegan selanjutnya, sehingga tidak mengganggu jalinan kisah utamanya.

Pujian juga patut disematkan pada Marc Shaiman yang bertanggung jawab di departemen musik film ini. Marc yang telah malang melintang di berbagai film dan serial televisi melalui komposisi musiknya, kembali menunjukkan kredibilitasnya di film ini. Musik dalam film Mary Poppins Returns ini tetap mampu menunjukkan originalitasnya serta mempertahankan unsur klasik musik era tahun 1930-an, meskipun dengan komposisi lagu-lagu baru yang tentu saja berbeda dari film pertamanya. Hal-hal tersebut jelas membuat film ini tampil sangat menggugah dan tentu saja sangat fun.

Pesona Emily Blunt sang Mary Poppins Baru

indianexpress.com
indianexpress.com

Jika anda pernah menonton film tahun 1964-nya atau bahkan penggemar fanatik film tersebut, tentu anda akan setuju bahwa penampilan Julie Andrews muda(The Sound of Music, Princess Diaries) sangatlah ikonik dan tak akan bisa tergantikan oleh siapapun. Persis seperti karakter Luke Skywalker yang diperankan Mark Hamill atau karakter Terminator yang diperankan Arnold Schwarzenegger yang tak bisa digantikan siapapun.

Namun ternyata, Emily Blunt mampu tampil sebagai Mary Poppins baru dengan sempurna. Emily Blunt tidak berusaha menjadi Julie Andrews, melainkan menampilkan interpretasi Mary Poppins baru yang lebih segar namun tetap tidak menghilangkan unsur klasiknya seperti misterius, "perfect in everything" dan tentu saja dengan tatapan serta cara bicara yang berkelas khas wanita bangsawan Inggris.

Mary Poppins versi Emily Blunt tetaplah menjadi Mary Poppins sang pengasuh anak yang membantu keluarga Banks dengan caranya sendiri. Unsur magisnya yang sangat luar biasa, lantas tak membuatnya mengeluarkan cara instan untuk menyelesaikan segala permasalahan. Unsur magisnya justru dimanfaatkan untuk memberikan pelajaran, bahkan terkhusus dalam filmnya kali ini mengajarkan tentang arti jangan menyerah dan tetap berharap dalam setiap fase kehidupan.

Sinematografi yang Kaya Fantasi dan Warna-warni Memukau

nypost.com
nypost.com

Tak dapat dipungkiri, Mary Poppins Returns menjadi salah satu film dengan sinematografi dan visualisasi kaya warna yang indah tahun ini. Sinematografer Dion Beebe yang sebelumnya telah bekerjasama dengan Rob Marshall pada film musikal Chicago dan Nine, sangat baik dalam memvisualisasikan dunia fantasi kaya warna khas Mary Poppins. Mulai dari dunia imajinasi kamar mandi, dunia kartun pada sebuah guci tua milik nyonya Banks hingga ke jalanan London klasik, mampu divisualisasikan dengan maksimal dan memukau. Penggunaan warna pastel yang dominan pada banyak adegan termasuk adegan pamungkasnya, menjadikan film ini terlihat sangat cantik, manis dan penuh keceriaan yang membawa kita ke masa-masa kecil penuh imajinasi.

Poin Negatif

nbcnews.com
nbcnews.com

Lagu yang sejatinya menjadi "jualan" utama film Mary Poppins, justru tampak kurang maksimal di film ini. Musik dan koreografinya sendiri sebenarnya sudah sangat megah dan memukau, hanya saja lagu-lagu yang dinyanyikan di sepanjang film ini tampak kurang nyantol dan mudah terlupakan begitu saja. Tak ada lagi sisi magis seperti pada lagu Supercalifragilisticexpialidocious. Praktis hanya nomor lagu Underneath(The Lovely London Sky) dan Nowhere to Go but Up yang lumayan catchy dan bakal sering dinyanyikan kembali pasca menonton film ini.


Bandingkan dengan film pertamanya yang berhasil membuat lagu-lagu seperti A Spoonful of Sugar, Supercalifragilisticexpialidocious, Chim Chim Cher-ee dan hampir seluruh lagu lainnya begitu diingat bahkan hingga berpuluh-puluh tahun kemudian. Lagu-lagu di film pertamanya benar-benar mudah diingat dengan komposisi yang tak kalah bagus namun justru  lebih sederhana .

Selain itu, film berdurasi 130 menit ini nampak begitu terasa lama dan membosankan. Hal itu karena di awal film yang bergerak cepat kemudian justru melambat di pertengahan dan kembali normal di 30 menit akhir. Banyaknya adegan yang tidak perlu juga menyebabkan film ini terasa begitu membosankan di pertengahan, apalagi ditambah dengan adegan bernyanyi dimana lagunya sendiri tidak begitu easy listening.

Penutup

Terlepas dari segala kekurangannya, Mary Poppins Returns jelas menjadi sajian film libur Natal yang tak boleh dilewatkan begitu saja. Pesan tentang jangan menyerah dan selalu percaya dengan harapan yang menjadi inti utama film ini, tentu saja menjadi hal yang sangat baik untuk disaksikan anak-anak. Apalagi, tampilannya yang ceria, warna-warni memukau serta penuh dengan sajian drama musikal kaya fantasi, membuat film ini menjadi tontonan yang menyenangkan bagi keluarga dan anak-anak.

Dick Van Dyke (USAToday.com)
Dick Van Dyke (USAToday.com)
Jika anda penggemar film lawas Mary Poppins, tentu akan terpuaskan mengingat banyak sekali unsur film pertamanya yang dibawa di film sekuelnya ini. Munculnya Dick Van Dyke yang berperan menjadi karakter berbeda di film ini atau cameo Karen Dotrice di pertengahan film, menjadi beberapa contoh unsur klasik yang akan membuat anda kembali bernostalgia. Selain itu, unsur-unsur utama film Mary Poppins seperti lingkungan 17 Cherry Tree Lane yang tetap otentik, rumah si tetangga yang selalu menembakkan meriam kapal lautnya, hingga sentuhan lukisan cat air di opening dan ending sequence menjadikan film ini penuh nostalgia klasik yang menyenangkan.

Sayang, hanya lagu-lagunya saja yang nampak menjadi antiklimaks sajian ceria film ini. Yang jelas, tak ada lagi unsur magis pengucapan Supercalifragilisticexpialidocious !!

Bagi yang ingin menonton film Mary Poppins Returns, film ini sudah tayang di AS dan menyusul Indonesia di tanggal 25 Desember nanti. Midnight Show nya sendiri sudah dimulai malam ini di beberapa bioskop terpilih. Sementara Screening nya telah diadakan Jumat lalu tanggal 21 Desember di CGV Grand Indonesia, dimana kesempatan menyaksikan screning ini juga  bersama dengan beberapa teman-teman Komik Kompasiana lainnya.

So, Selamat menonton Kompasianer. Supercalifragilisticexpialidocious !

Salam Kompasiana.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun