Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Karena James Gunn adalah Korban

29 Juli 2018   19:53 Diperbarui: 30 Juli 2018   04:35 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua Minggu yang lalu publik dihebohkan dengan keputusan Disney memecat salah satu sutradara terbaiknya, James Gunn. Pemecatan Gunn yang dikenal publik sebagai nahkoda dua film The Guardians of the Galaxy tersebut, sontak langsung menghebohkan jagat maya dan memancing berbagai reaksi baik dari fans maupun orang-orang yang berkecimpung di dunia film. 

Pemecatan Gunn juga terjadi kala perhelatan Comic Con 2018 berlangsung. Berbeda dengan perhelatan Comic Con beberapa tahun yang lalu dimana James Gunn dan Guardians of the Galaxy vol.1 besutannya menuai banyak pujian dari kritikus dan juga fans, Comic Con 2018 ini justru nampak tak bersahabat dengan Gunn.

Mike Cernovich. Heightline.com
Mike Cernovich. Heightline.com
Pemecatan terhadap Gunn sendiri dikarenakan adanya beberapa twit lama James Gunn pada medio 2008-2010, yang di blow up kembali oleh beberapa media di Amerika. Adalah Mike Cernovich yang pertama kali memposting ulang twit lama dari Gunn di lini masa twitter miliknya, sebelum akhirnya tercium berbagai media besar seperti Guardian dan Variety yang kemudian memberitakannya. Adapun isi twit dari Gunn merupakan jokes yang menjurus ke arah pedofilia, pemerkosaan dan pelecehan seksual lainnya terhadap anak.

Terlepas dari isi twit Gunn di masa lalu yang tidak senonoh tersebut, sejatinya terdapat berbagai respon dari para warga net terkait pemecatan Gunn. Bahkan banyak yang mempercayai bahwa pemecatan Gunn tidaklah murni dari Disney semata, namun ada juga pihak lainnya yang memang menginginkan hal ini terjadi. 

Untuk itu, akan saya bahas pada tulisan ini mengenai pro kontra publik yang menghadirkan beberapa respon terkait pemecatan Gunn oleh Disney.

James Gunn adalah "Korban" Komitmen Disney

time.com
time.com
Salah satu faktor yang menyebabkan pemecatan James Gunn, tak lain dikarenakan komitmen yang kuat dari Disney untuk anak-anak. Disney tidak mau jajaran orang yang terlibat di dalam produksi atau perusahaannya, terlibat dengan berbagai tindak kejahatan yang ujungnya akan mempengaruhi brand mereka di mata orangtua dan anak-anak. 

Mengingat kasus Gunn melibatkan guyonan yang kasar dan menjerumus ke arah pelecehan seksual anak, maka alasan inilah yang dirasa menjadi alasan atas keputusan mengejutkan dari Disney tersebut.

Perlu diketahui bahwa bukan hanya Gunn yang dipecat Disney terkait sikapnya yang bertentangan dengan nilai-nilai edukasi anak yang selama ini menjadi trademark Disney. Seperti dikutip dari situs Ranker.com, Banyak aktor dan aktris yang masih aktif di acara televisi Disney kemudian dipecat secara sepihak karena kasus yang mereka alami.

fanpop.com
fanpop.com
Ambil contoh Tommy Kirk di tahun 60'an yang dipecat dari proyek film Disney karena dia mengaku dirinya Gay. Di tahun tersebut, orientasi seksual seperti itu masih dianggap tabu. Padahal saat ini, justru Disney yang memunculkan konten Gay secara tersirat melalui beberapa filmnya, seperti pada film Live Action Beauty and the Beast contohnya. Mitchell Musso dari acara Hannah Montana juga dikeluarkan Disney karena ditangkap kepolisian terkait dirinya yang ketahuan minum alkohol dibawah umur.

Jadi, komitmen Disney terhadap edukasi anak-anak itulah yang menyebabkan James Gunn kemudian mengalami hal yang sama dengan apa yang dialami deretan bintang lawas tersebut. Meskipun sebenarnya juga banyak artis besar lain yang mengalami masalah berat namun belum diberi tindakan keras oleh Disney sampai saat ini. 

Robert Downey Jr. misalnya, masa lalunya yang berhubungan dengan obat-obatan terlarang seharusnya juga menjadi pertimbangan Disney, mengingat hal tersebut juga merupakan contoh yang buruk bagi anak. Atau Johnny Depp sang Captain Sparrow yang memiliki kasus kekerasan terhadap istrinya, harusnya juga menjadi pertimbangan Disney jika memang nilai-nilai positif anak yang diutamakan. Tapi itu semua kembali lagi terhadap keputusan Disney, dan sekali lagi James Gunn adalah korban.

James Gunn adalah Korban Anti-Trump

democrative.com
democrative.com
Banyak publik yang meyakini bahwa pemecatan Gunn juga disebabkan tindakannya yang secara masif menyatakan dirinya Anti-Trump. Twit nya banyak menyerang dan mengkritisi berbagai tindakan sang presiden serta memicu pergerakan anti-Trump lainnya di jagat maya.

Keyakinan publik terkait adanya unsur Trump dibalik pemecatan Gunn semakin menguat, dikarenakan dalam kurun waktu seminggu tersebut ada tiga orang lainnya dari latar belakang berbeda yang juga mengalami kerugian akibat blow up media terhadap isi media sosial mereka di masa lalu. 

Seperti dikutip dari laman Guardian.com, sehari setelah pemecatan Gunn, Dan Harmon pencipta kartun Rick & Morty juga penyiar Harmontown podcast, meminta maaf akibat sketsanya yang menggambarkan dirinya memperkosa boneka muncul di jagat maya. Di kisaran waktu yang sama, Trevor Noah juga meminta maaf terkait bit stand up comedy nya di masa lalu yang menyerang wanita suku aborigin, muncul di jagat maya.

Dan Harmon. (nerdrepository.com)
Dan Harmon. (nerdrepository.com)
Apa yang menghubungkan ketiganya adalah mereka sama-sama orang yang berada di kubu penyerang Trump. Harmon misalnya, dia menghubungkan Trump dengan sentimen Nazi juga James Gunn yang membuat candaan bahwa dia akan menyumbang 100,000 USD ke badan amal apabila Trump bisa membuktikan ke publik bahwa berat badannya tidak overweight seperti yang Trump sering katakan. 

Jadi, keyakinan publik semakin jelas bahwa ada sosok Trump dibalik keputusan pemecatan Gunn, apalagi kasus mereka semua sama-sama berasal dari salah satu forum di situs Reddit yang kemudian tersebar di forum para pendukung Trump. Dan disini, lagi-lagi James Gunn adalah korban.

James Gunn adalah Korban Media Sosial

twitter.com
twitter.com
Terlepas dari berbagai teori dan pandangan publik terkait pemecatan Gunn, menurut saya pribadi, kasus James Gunn ini tak lain karena dia adalah korban dari media sosial itu sendiri. Media sosial layaknya pedang bermata dua. 

Di satu sisi perannya mampu membawa sisi positif seperti informasi dan komunikasi yang cepat juga menjadi media untuk bereskpresi dan berbagi hal-hal positif, namun di satu sisi media sosial juga menjadi "lemari" yang sangat baik untuk menyimpan segala tulisan di masa lalu yang berasal dari buah pikiran pribadi kita. Jika positif, maka lemari tersebut tentu saja akan mengeluarkan isi yang baik jika kelak ada orang lain yang membukanya. Namun jika hal negatif yang disimpan, tentu saja akan menjadi bumerang bagi diri sendiri.

Apa yang dialami James Gunn tak lain karena dia menyimpan hal negatif di dalam lemari yang bernama media sosial tersebut. Berkat teknologi yang semakin canggih, juga kemampuan perorangan yang dapat melacak tulisan lama seseorang di media sosial walaupun sudah dihapus, membuat media sosial menjadi tempat yang "menyenangkan" bagi oknum yang memang ingin menyerang pribadi seseorang. Tulisan-tulisan lama James Gunn yang berisi lawakan vulgar seputar kekerasan seksual juga pedofilia, jelas tidak ter blow up begitu saja. 

Apalagi kasus ini sebenarnya sudah pernah keluar beberapa tahun sebelumnya dan tidak terlihat lagi pasca James Gunn meminta maaf melalui blog pribadinya. Hanya saja, kali ini nampaknya kasus tersebut menjadi perhatian Disney lebih serius, sehingga permintaan maaf James Gunn beberapa tahun lalu pun menjadi sia-sia. Jadi, disini lagi-lagi James gunn jadi korban. Korban berbahayanya media sosial apabila tidak digunakan dengan bijak.

Kegagalan Divisi Human Resources Disney

Selain dari berbagai teori yang muncul, menurut saya pribadi pemecatan James Gunn sendiri tak lain karena adanya kegagalan kinerja dari divisi HRD Disney. Bahkan bukan hanya divisi tersebut, jajaran direksi Disney juga seharusnya patut disalahkan. 

Jika memang masa lalu seseorang yang berhubungan dengan kekerasan dan penyimpangan seksual terhadap anak menjadi fokus utama bagi Disney, sudah sepatutnya James Gunn tidak dipilih menjadi sutradara film tentpole Disney sejak awal. Apalagi seharusnya pengecekan setiap isi media sosial calon sutradara untuk film-film mereka bisa dilakukan dengan mudah, mengingat Disney pasti memiliki sumber daya manusia yang cukup untuk melakukan hal tersebut.

Apalagi, kasus ini bukanlah kasus yang baru pertama kali muncul. Jadi seharusnya, Disney sudah memecat James Gunn sejak lama jika alasannya karena nilai yang dibangun Disney untuk anak-anak tidak sesuai dengan apa yang dilakukan James Gunn.

Berhati-hatilah terhadap Tulisanmu

tribunnews.com
tribunnews.com
Meskipun keputusan Disney nampak tidak fair mengingat James Gunn telah meminta maaf dan banyak artis Disney lainnya yang juga memiliki masalah yang tak kalah berbahaya, juga teori tentang adanya faktor serangan balasan terhadap anti-Trump yang nampak menyeramkan, pada dasarnya kasus James Gunn ini menjadi pelajaran bagi kita untuk lebih bijak terhadap penggunaan media sosial.

Meskipun gagasan awal media sosial adalah memberikan kebebasan bagi penggunanya untuk bisa berekspresi dan berbagi apapun didalamnya, pada kenyataannya media sosial tetaplah memiliki rambu-rambu yang harus dipatuhi. 

Selain dari hak, kewajiban juga informasi sanksi yang muncul di awal pendaftaran untuk dipatuhi pengguna, media sosial pun sejatinya memiliki sanksi tak kasat mata dalam bentuk respon warga net. Dengan beragamnya profil pengguna media sosial, jelas kita tidak bisa memaksa orang lain untuk sejalan dengan apa yang kita ekspresikan pada media sosial kita. 

Untuk itulah, respon warga net seakan menjadi alarm bagi kita untuk memilah jenis postingan apa yang cocok untuk kita bagikan.

Dalam kasus Gunn, jelas menjadi contoh bagi para public figure juga influencer di dunia maya untuk terus membagikan hal yang positif dan bermanfaat bagi para pengikutnya. 

Bahkan tidak hanya itu, bagi kita pengguna media sosial dari kalangan masyarakat biasa pun tetap harus berhati-hati. Jangan sampai lawakan-lawakan vulgar dan mengintimidasi golongan tertentu, bisa terbit dari postingan media sosial kita. 

Seperti kasus Gunn ini, kita tidak tahu apakah dia memang memiliki kelainan seksual terhadap anak atau memang hanya sekedar lawakan vulgar, tapi jelas sanksi dari warga net berupa sikap kecewa pada James Gunn, pada akhirnya menjadi kesimpulan umum yang akhirnya mendapatkan atensi dari media dan perusahaan tempatnya bekerja.

Tentu kita juga tidak ingin bukan mengalami nasib yang sama seperti James Gunn bukan? Menulis hal yang tidak penting, kemudian di blow up di masa depan oleh orang yang kita tidak duga sebelumnya dan berujung kepada pemecatan dari kantor tempat kita bekerja.

Untuk itulah, berhati-hatilah terhadap media sosial. Jangan sampai kita seperti James Gunn. Karena sejatinya James Gunn adalah korban.

Salam kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun