Sejak pertengahan Maret sampai dengan akhir April ini, nampaknya para penggemar film sangat dimanjakan dengan kehadiran banyak film Hollywood berkualitas dan memanjakan mata melalui tampilan CGI nya yang canggih. Pacific Rim, Ready Player One, Rampage dan nantinya ditutup dengan Avengers:Infinity War, merupakan film-film yang tidak hanya menghadirkan cerita yag baik namun juga tampilan CGI yang sangat aduhai. Untuk yang kali ini, izinkan saya untuk mereview film Rampage.
Apa itu Rampage?
Rampage merupakan nama sebuah permainan video gim yang sangat populer di tahun 1980-an. Dirilis oleh Midway untuk versi arcade (semacam ding-dong) di tahun 1986, kepopuleran gim ini kemudian membuat gim ini juga dirilis untuk komputer Apple II, Atari 7800, NES, Nintendo 64 dan masih banyak lagi. Selanjutnya, gim ini pun dirilis pada hampir setiap konsol gim keluaran terbaru seperti Playstation, Playstation 2, Nintendo Game Cube sampai ke Nintendo Wii. Entah muncul dalam versi collector's edition ataupun gim versi terbaru, Rampage selalu hadir menemani para gamer yang haus akan permainan gim yang total destruktif.
Adapun inti permainan dalam gim ini sangatlah sederhana. Pemain hanya diminta untuk mengambil poin sebanyak-banyaknya dengan cara menghancurkan gedung, mobil, jalan bahkan memakan manusia. Gim pun hanya berfokus pada tiga karakter utamanya yaitu George yang merupakan gorila raksasa, kemudian Lizzie sang kadal raksasa yang mirip Godzilla dan Ralph yang merupakan serigala raksasa. Ketiga binatang besar ini lah yang nantinya saling berkompetisi untuk mendapatkan poin tertinggi di game.
Â
Sinopsis
Davis Okoye (Dwayne Johnson) merupakan seorang primatologis yang bekerja di kebun binatang San Diego, California. Okoye memiliki ikatan yang sangat khusus dan erat dengan George, yang merupakan seekor gorila albino. Okoye yang menyelamatkan masa kecil George dari tangan orang jahat menjadi sebab mereka berdua memiliki ikatan yang sangat spesial.
George yang sudah terkontaminasi akhirnya berubah menjadi seekor gorila yang ganas layaknya monster dan terus bertambah besar dengan cepat setiap jamnya. Saat Okoye akhirnya menyadari ada yang salah, petualangan untuk mencari obat penawarnya pun akhirnya dilakukan. Namun petualangan Okoye nampaknya tidak akan mudah seiring dengan kemunculan berbagai monster raksasa lainnya dengan campuran genetik yang luar biasa dan berbahaya. Okoye jelas tidak hanya harus menyelamatkan George, namun juga dunia.
Poin Positif
Menyaksikan film ini layaknya bernostalgia dengan video gim yang saya mainkan di masa kecil. Rampage yang meskipun baru saya mainkan paada versi Playstation 2 nya sejatinya tetap menjadi gim klasik favorit saya. Ketiga karakter monster yang pada gamenya didesain dengan seadanya pun mampu ditampilkan dengan lebih keren dan sangar di film ini.
Kharisma Dwayne Johnson pun ditampilkan dengan baik di film ini. Penggambaran tokohnya hampir mirip dengan tokoh yang dimainkannya pada film San Andreas. Bukan suatu kebetulan, karena film ini pun merupakan film kerja sama ketiga  Dwayne Johnson dengan sang sutradara, Brad Peyton setelah sebelumnya bekerja sama di film Journey 2 dan San Andreas.
Musik latarnya pun digarap dengan cukup baik. Sangat menyatu dengan tone dewasa dan agak gelap yang memang ingin ditunjukkan sedari awal film.
Poin Negatif
Jalan cerita dan penggambaran beberapa tokohnya pun sejatinya hampir mirip dengan film-film bertema bencana lainnya. Kepala pasukan khusus yang tidak mendengarkan saran sang tokoh utama, pihak ketiga yang ikut nimbrung dalam misi utama, dan karakter antagonis yang ingin mengambil keuntungan pada kejadian ini menjadi elemen-elemen pendukung yang pastinya tidak asing dan sering kita temui di film-film dengan tema bencana lainnya.
Kesimpulan
Dengan jalan cerita sederhana dan cenderung mudah ditebak, sudah jelas bahwa film ini memang hanya ingin menyajikan hiburan ringan bagi penonton. Menyajikan nostalgia kepada para fans video gim-nya dengan deretan aksi dan karakter yang identik dengan video gim-nya.
Deretan action sequence yang apik dan CGI yang memanjakan mata menjadi poin utama dalam film ini. Menjadi film alternatif yang bisa dinikmati juga di akhir pekan ini sebagai pemanasan sebelum hadirnya Avengers di Indonesia, 2 minggu lagi.
Skor: 7/10
Selamat menonton dan selamat berakhir pekan Kompasianer!