Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wabah Itu Musibah, tapi Anugerah

21 Februari 2021   17:24 Diperbarui: 21 Februari 2021   17:48 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: litbang.kemenkes.go.id

Hal-hal yang aku lakukan selama pandemi ini adalah: Membaca. Menulis. Mengotak-atik blog. Bermain musik (gitar, sebab hanya itu yang ada). Mendengar musik. Belajar fingerstyle dengan menonton youtube Tommy Emmanuel dan/atau Alip Ba Ta. Termasuk bersih-bersih rumah dan menata seadanya. Menata sedapatnya.

Membaca

Kegiatan membaca itu aku lakukan sejak bangun pagi. Yang pertama kubaca sesudah bangun adalah Alkitab. Kitab yang memberiku kekuatan dan kehidupan. Ia kubaca secara runut rutin setiap hari sepanjang tahun. Membaca dari kitab Kejadian hingga Wahyu.

Dan di saat aku menyelesaikan tulisan ini, aku sedang memasuki kali yang ke 22. Sebab aku mulai membacanya sejak permulaan Januari tahun 2000. Berarti membaca kitab suci sudah kulakukan jauh seblum adanya pandemi ini.

Maaf, pembaca budiman! Aku tak bermaksud menyombongkan diri. Tapi sekiranya pembaca menangkap ada unsur kesombongan di dalamnya, aku sungguh-sungguh mohon ampun! Aku hanya ingin menceritakan rutinitasku saja selama masa pandemi.

Aku membaca Alkitab dengan tujuan mengenal Tuhanku yang kusembah. Selain itu agar aku bisa mengenal diriku dan mengenal sesamaku. Ya, dengan membaca kitabsuci ada pengenalan akan Tuhan, diri sendiri dan sesama manusia.

Kemudian sesudah saat teduh itu, aku membaca informasi di media sosial. Siapa tahu ada berita penting dan bermanfaat. Yaitu memantau berita apa saja di medsos yang aku punyai (WA & FB). Juga membaca artikel di Kompasiana.com., dan/atau terbitkanbukugratis.id. Atau membaca buku.

Aktivitas membaca ini juga merupakan salah satu selingan. Perantara atau interval bagiku jika aku mengalami kebuntuan dalam menulis. Kalau saluran ide mampet, aku membaca. Dari sana biasa akan ada ide segar untuk meneruskan tulisan yang tertahan terbengkalai.

Menulis

Menulis menjadi rutinitas yang kadang tidak rutin kulakukan. Sebab tidak setiap hari aku menulis (artikel atau tulisan lain yang laiktayang untuk dibaca publik). Tapi aku pasti menulis. Kadang hanya berupa garis besar yang aku coret toreh di catatan kecil agar terekam apa yang membenam di benak. Atau aku meneruskan draf tulisan yang belum selesai.

Atau takjarang pula aku hanya mengedit tulisan-tulisan yang kupunya. Tulisan yang ada dalam mesin tulisku sekaligus penyimpan data itu. Tulisan yang bisa dijahit menjadi buku sekiranya nanti bisa diterbitkan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun