Logika sederhananya adalah bila hanya dengan perlengkapan sederhana siswa mampu menguasai konsep dan teknik dasarnya. Maka ketika mereka menggunakan prasarana sesungguhnya mereka akan lebih menunjukkan prestasi terbaiknya. Tentunya dengan pendekatan yang berbeda.
Perkenankan saya menutup penuturan ini dengan mengutip pendapat C. E. Eckersley (1970:1) yang mengatakan: "...The personality of the teacher is more important...." Jadi hal penting dalam belajar yang merdeka adalah pribadi guru itu sendiri. Itu bukan berarti yang lainnya; seperti: metode, alat bantu, fasilitas dan lain-lainnya tidak perlu.
Semuanya itu perlu dan penting! Tetapi metode, alat bantu dan fasilitas itu adalah sesuatu yang "mati." Ia tidak mampu berbuat banyak, kalau guru itu memiliki kepribadian yang kurang menyenangkan -- kalalu tidak mau dikatakan bobrok -- dan tidak disukai oleh anak didiknya.
Dari kepribadian yang keren menyenangkan itu ia akan menciptakan suasana pembelajaran yang merdeka menyenangkan pula. Dengannya, ia akan berfokus pada pemenuhan kebutuhan belajar anak. Sekalipun dengan prasarana yang minim, bahkan nihil.
Selamat menjadi guru inspiratif yang merdeka mengajarÂ
Dalam alam kemerdekaan sesungguhnya.Â
Merdeka!
Â
Tilong-Kupang, NTT
Minggu, 30 Agustus 2020 (13.28 wita)