Tapi paling tidak, sudah ada rasa percaya diriku untuk membalas sakit hati. Aku siap membuktikan kepada sang sopir yang pernah menelanjangi harga diriku itu. Aku ingin mengatakan padanya bahwa aku pun bisa menyetir.
Dengan bekal 'keterampilan' yang baru aku miliki ini aku ingin revans. Setiap hari bila bepergian dengan M 12 mataku selalu mengawasi mencari sopir brengsek itu. Sopir yang pernah meng-KO-ku.
Tapi apa mau dikata, apa boleh buat. Sampai kini aku tak pernah melihat batang hidungnya lagi. 'Musuhku' itu tak pernah kutemui. Namun aku sungguh bersyukur. Karena melalui kejadian itu aku bisa memperkaya diri dengan satu keterampilan lagi. Keterampilan yang tak perlu, tak penting tadinya. Menyetir mobil.