Setengah jam bergulat dengan soal-soal yang tertera di papan tulis lumayan terasa menyiksa Terutama buat aku yang tidak siap sama sekali.
"Selesai!" seru Pak Supri. "Angkat kertasnya!"
Spontan semua anak mengikuti perintahnya mengangkat kertas. Perintah selanjutnya sangat membuat heboh.
"Geser kertas kalian ke samping!"
Kertas ulangan di tanganku berpindah ke tangan teman di sebelahku.
"Geser lagi!" perintah Pak Supri. Terus seperti itu hingga tiga kali perintah. Sekarang aku benar-benar tidak tahu di mana kertas ulanganku. Dan siapa yang memeriksa. Sangat kehilangan jejak.
Lima belas menit kemudian semua kertas dikumpulkan. Seperti yang telah diduga, semua nilai jeblok. Punyaku saja mendapat nilai dua.
"Ini adalah bukti kalau kalian tidak memahami pelajaran!" Pak Supri mengangkat tumpukan kertas ulangan yang tadi.
Kejadian berikutnya sudah diduga. Seisi kelas diberi soal-soal latihan oleh Pak Supri. Padahal sebentar lagi waktu istirahat. Perutku keroncongan. Dan soalnya sangat sulit. Sialnya, lapar membuat aku sulit berpikir dan malah mengantuk. Jadinya teringat nasi goreng buatan Emak. Wanginya harum sekali. Walaupun tanpa kecap, tapi rasanya gurih. Bumbunya juga tidak macam-macam. Emak cuma memakai bawang putih dan lombok yang dihaluskan. Sangat enak. Mulutku mulai menganga, siap memakan suapan nasi goreng yang disodorkan Emak. Hmm, enak sekali ....
Dug!
Tiba-tiba keningku terasa sakit. Sontak aku mengangkat kepala. Dan mulutku masih menganga ....