Aku ingin bapak dan ibu melamar gadis pujaanku.
Siapakah dia nak! ayo, katakan tentu ayah dan ibu sudah tak sabar menimang-nimang seorang cucu, kata ayah memotong, seolah tak sabar.
Gadis itu adalah Endang.
Endang Kusuma? Ibu balik bertanya. Benar, bu. Dia adalah gadis desa yang selama ini setia menungguku. Seketika wajah ibu dan ayah menjadi merah. Aku jadi bingung. Kenapa mereka tak merestui hubunganku dengan Endang. Bukankah ibu dan ayah sudah sangat mengenalnya karena dia teman sekolahku dulu, dan sering main di rumah kami? Aku bertanya-tanya dalam hati.
Ayah melangkah masuk ke kamarnya. Ia mengambil selembar kertas lalu duduk kembali pada kursinya. Begini Bonny, ayah dan ibu bukannya tak merestui hubungan kalian, tapi... kulihat ayah menatap selembar kertas itu agak lama. Ini kau baca sendiri isinya.
Kepada Yth. Bpk. Yalli sekeluarga
Dengan hormat,Â
Kami mengundang Bapak sekeluarga kiranya dapat menghadiri Acara Pernikahan kedua anak kami : Dr. Budiman Soesilo & Endang Kusuma
Acara Resepsi akan dilaksanakan pada :
Hari: Sabtu
Tanggal: 02 Mei 1994