Mohon tunggu...
Yohanes Enho
Yohanes Enho Mohon Tunggu... Auditor - Manager Audit Internal

EXPERIENCED INTERNAL AUDITOR for more than 16 years. Previous role as an INTERNAL AUDITOR MANAGER at Financial Institution for more than 2 years not only as a responsibility but also a Leader that really love to motivate my team. Now, i have role as an INTERNAL AUDIT MANAGER at Mining Company. I am CAPABLE on INTERNAL AUDIT, INTERNAL CONTROL, FRAUD INVESTIGATION, loves RISK MANAGEMENT and RISK BASED INTERNAL AUDIT IN ORDER TO give organization an added value.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memahami Permasalahan dalam Penyusunan Unsur Temuan Audit Internal (2)

10 Juni 2024   16:19 Diperbarui: 10 Juni 2024   16:25 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada artikel sebelumnya, kita telah membaca mengenai permasalahan yang dihadapi dalam menyusun unsur temuan yaitu Kondisi. Maka pada artikel ini, kita akan bahas lanjutan dari artikel sebelumnya. Mari kita simak bersama.

A. KRITERIA

1. Permasalahan dalam Menyusun Kriteria

Menyusun sebuah kriteria layaknya seorang dokter sedang memastikan gejala apa yang terjadi pada tubuh si pasien. Hal ini menjadi sangat penting, karena ini berkaitan dengan diagnosis penyakit serta pemberian resep obat yang diperlukan. Ini juga sejalan dengan tugas seorang Auditor Internal, penentuan kriteria bukanlah sebuah hal yang sulit apabila kita telah memahami SOP yang ada serta kondisi yang tepat yang telah digambarkan sebelumnya. Namun demikian, dalam pelaksanaannyapun tetap masih ditemukan permasalahan yang dihadapi Auditor Internal dalam menyusun sebuah kriteria dalam suatu temuan audit internal. Apa saja permasalahan yang dihadapi? Mari kita bahas dibawah ini :

a. Kesulitan memperoleh kriteria yang tepat; 

b. Auditi kurang tanggap bahkan tidak sepakat dengan kriteria yang diperoleh; 

c. Belum tersedia patokan harga yang memadai; 

d. Kondisi pasar yang tidak menentu. 

2. Penyelesaian Masalah Penyusunan Kriteria

Atas permasalahan yang dihadapi diatas, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Auditor Internal. Menurut Pusdiklatwas BPKP (2009), ada beberapa hal yang dapat dipakai terkait hal ini, yaitu : 

a. Melakukan konfirmasi kepada Pihak Ketiga (misalnya dalam hal harga barang/jasa); 

b. Bersama dengan auditee melakukan formulasi kriteria yang akan dipakai sebagai tolok ukur;

c.  Norma standar yang sama atau sejenis dengan kegiatan auditee sehingga norma/standar tersebut dapat digunakan sebagai pembanding; 

d. Menggunakan keterangan tenaga ahli.

B. SEBAB

1. Permasalahan dalam Menyusun Sebab

Menentukan sebabpun tidak berbeda dengan bagaimana menentukan kriteria yang dipakai. Permasalahannya juga masih sama apabila kita salah atau kurang tepat dalam menentukan sebab, maka akan berpengaruh dalam memberikan rekomendasi atas temuan yang ada. Setidaknya ada 2 (dua) yang menjadi permasalahan dalam menentukan sebab. Berikut disajikan di bawah ini :

a. Sebab yang diungkap tidak/kurang jelas; 

b. Sebab yang diungkap belum sebab hakiki atau utama/material.

Mari kita terapkan dalam contoh :

Contoh

Sdr. XY, selaku Section Head Keuangan belum membuat Laporan Penggunaan Dana Perjalanan Dinas periode Maret 2024. Hal ini disebabkan oleh karena menumpuknya pekerjaan diluar tugas utama beliau.

Dari contoh diatas makan kita mendapatkan permasalahan dalam penentuan sebab

a. Dari contoh diatas, kita dapat melihat apakah ada korelasi antara pembuatan laporan penggunaan tersebut dengan menumpuknya pekerjaan beliau. Tentu saja ini masih belum terlihat sebab utamanya. Jika ini dijadikan sebab dalam sebuah temuan, maka rekomendasi yang kita berikanpun tidak akan membantu untuk menghilangkan sebab terjadinya temuan;

b. Selain itu, membaca sebab yang terungkap diatas, kita masih belum melihat sebab hakiki atau utama atas temuan yang ada. Masih banyak spekulasi sebab yang pokok sehingga perlu diperdalam lagi agar menuju ke pokok alias sebab hakiki.

2. Penyelesaian Masalah Penyusunan Sebab

Setelah memahami permasalahan yang dihadapi pada poin 1 diatas, maka akan muncul pertanyaan tentang bagaimana menyelesaikan hal tersebut? Salah satu yang paling umum digunakan dalam penyelesaian masalah sebab tersebut adalah menggunakan metode Root Caus Analysis (RCA). Sebelum jauh membahas hal tersebut, ada baiknya kita memahami beberapa pengertian dari para sarjana mengenai Root Caus Analysis (RCA).

a. Menurut Corcoran (2004) 

RCA adalah pendekatan terstruktur untuk mengidentifikasi faktor-faktor berpengaruh pada satu atau lebih kejadiankejadian yang lalu agar dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja.

b. Menurut Latino dan Kenneth (2006) 

RCA adalah bagian dari beberapa faktor (kejadian, kondisi, faktor organisasional) yang memberikan kontribusi, atau menimbulkan kemungkinan penyebab dan diikuti oleh akibat yang tidak diharapkan.

c. Menurut Tableau (2014) 

RCA is the process of discovering the root causes of 53 problems in order to identify appropriate solutions.

d. Menurut Canadian Root Cause Analysis Framework (2005) 

RCA adalah komponen penting dari suatu pemahaman yang menyeluruh tentang “apa yang terjadi”.

Dari ketiga pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa RCA adalah suatu pendekatan sistematis dan terstruktur yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis akar penyebab dari suatu masalah atau kejadian yang tidak diinginkan.

Lalu, ada beberapa alasan mengapa RCA menjadi salah satu tools yang umum digunakan dalam masalah tersebut. Berikut beberapa fungsi diantaranya:

a. Mengidentifikasi akar masalah;

b. Mencegah masalah terulang kembali;

c. Memberikan solusi yang tepat;

d. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas;

e. Meningkatkan kepuasan auditi.

Selain memiliki fungsi, RCA juga manfaat dalam pelaksanaannya. Berikut adalah beberapa manfaatnya :

a. Memecahkan masalah ringan hingga kompleks;

b. Manajemen risiko;

c. Menciptakan lingkungan yang menerapkan perbaikan berkelanjutan; 

d. Mengidentifikasi, menganalisis, serta meminimalisir kesenjangan antara kondisi terkini dengan kehandalan mesin di operasional.

Terkait dengan pemakaiannya, akan dibahas lebih mendalam pada artikel berikutnya.

C. KESIMPULAN

Pemahaman yang baik atas permasalahan yang terjadi pada saat menentukan Kriteria dan Sebab, akan membantu Auditor Internal dalam meramu sebuah temuan yang nantinya akan ditindaklanjuti oleh auditee.

D. REFERENSI BACAAN

Draft Final Buku Penulisan Temuan Audit Internal, 2024

Nurharyanto, 2009. Auditing. Modul Diklat Pembentukan Auditor Ahli. Pusdiklatwas BPKP. ISBN 979- 3873-03-5. Bogor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun