“Aku pantas mendapatkan ini!” adalah kalimat yang sering terlintas di benak anak muda saat mereka memutuskan untuk membeli sesuatu sebagai bentuk penghargaan terhadap diri sendiri. Setelah bekerja keras sepanjang minggu, godaan untuk membelanjakan gaji pertama atau bonus terasa sangat besar. Meskipun sesekali memberikan hadiah untuk diri sendiri bukanlah hal yang salah, jika tidak terkendali, kebiasaan ini dapat merugikan kondisi keuangan dalam jangka panjang.
3. Kemudahan Buy Now, Pay Later (BNPL)
Fitur Buy Now, Pay Later yang semakin populer di berbagai platform belanja online memudahkan siapa saja, termasuk anak muda, untuk membeli barang sekarang dan membayarnya nanti. Ini memang memberikan kemudahan, tetapi juga memicu perasaan semu bahwa mereka punya kemampuan finansial yang lebih besar dari yang sebenarnya. Ketika tagihan mulai datang, banyak yang baru sadar bahwa mereka telah mengeluarkan lebih dari yang seharusnya.
4. Kurangnya Edukasi Keuangan
Tidak semua anak muda mendapatkan pendidikan yang cukup mengenai manajemen keuangan pribadi. Banyak yang tidak terbiasa membuat anggaran bulanan atau memahami pentingnya menabung dan berinvestasi. Akibatnya, mereka lebih sering mengikuti dorongan hati saat berbelanja daripada mempertimbangkan dampaknya pada kondisi finansial di masa depan.
Bagaimana Cara Mengatasi Doom Spending?
1. Menyusun Anggaran Bulanan
Langkah pertama untuk mengatasi *doom spending* adalah dengan menyusun anggaran keuangan bulanan. Tentukan berapa persen dari pendapatan yang ingin disisihkan untuk tabungan dan berapa persen yang bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Dengan anggaran yang jelas, anak muda bisa lebih sadar dan bertanggung jawab terhadap pengeluaran mereka.
2. Batasi Penggunaan Kartu Kredit dan Fitur BNPL
Jika sering terjebak dalam utang atau sulit menahan godaan berbelanja, ada baiknya mengurangi penggunaan kartu kredit atau fitur BNPL. Dengan menggunakan uang tunai atau debit, pengeluaran akan terasa lebih nyata dan menimbulkan efek psikologis yang membantu mengendalikan dorongan untuk belanja.
3. Tetapkan Tujuan Keuangan Jangka Panjang