"Halo, Ma?" sapa Aira.
"Hai, sayang. Ibu hanya ingin menanyakan kabarmu," jawab ibunya.
"Aku baik-baik saja, Ma. Terima kasih," jawab Aira dengan senyum.
"Ibu senang melihatmu lebih ceria sekarang. Jangan lupa, dunia maya memang menarik, tapi dunia nyata juga penuh dengan keindahan," kata ibunya.
Aira mengangguk. Ia menyadari bahwa ibunya benar. Dunia maya dan dunia nyata saling melengkapi. Keduanya memiliki peran penting dalam hidupnya. Namun, ia harus pandai-pandai menyeimbangkan keduanya agar tidak terjebak dalam salah satu.
Sejak saat itu, Aira lebih bijak dalam menggunakan teknologi. Ia tidak lagi menjadi budak dari ponselnya. Ia belajar untuk memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk belajar, berkreasi, dan berkomunikasi dengan orang lain.
Aira juga menyadari bahwa literasi digital sangat penting. Ia belajar untuk membedakan informasi yang benar dan salah, serta bagaimana cara melindungi diri dari bahaya yang mengintai di dunia maya. Ia juga belajar untuk menghargai privasi orang lain dan tidak menyebarkan informasi yang tidak benar.
Kisah Aira adalah cerminan dari banyak remaja di zaman sekarang. Mereka hidup di era digital yang serba cepat dan penuh tantangan. Namun, dengan kesadaran dan bimbingan yang tepat, mereka dapat memanfaatkan teknologi secara bijak dan menjadi generasi yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H