Mohon tunggu...
yogie suryo
yogie suryo Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Univ.Sebelas Maret Surakarta. Jurusan Teknik Kimia. Seseorang yang penuh kegelisahan terhadap kenyamanan yang sedang di hadapinya sekarang. Seorang Idealis. "Ilmu amaliyah, Amal Ilmiyah" jargon yang di pegangnya.

Selanjutnya

Tutup

Money

Kebakaran Jenggot dengan ACFTA

27 Maret 2010   10:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:10 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Terkait dengan hal itu, sebanyak 314 pos tarif produk berdaya saing lemah, dari 2.528 pos tarif, diusulkan diubah dalam perundingan Asean China.

Perubahan itu dilakukan melalui dua cara, yakni modifikasi dan penundaan penurunan bea masuk dalam kategori NT 1 (normal track). NT 1 adalah jadwal penurunan tarif bea masuk yang mulai bergulir pada 20 Juli 2005 dan menjadi 0% pada 1 Januari 2010.

Ke-314 pos tarif produk yang akan dilindungi itu berasal dari sembilan sektor manufaktur dan IKM (lihat tabel). Hal ini ditetapkan setelah pemerintah mengkaji perkembangan daya saing 314 produk itu dalam 5 tahun terakhir.

Kajian itu juga menyimpulkan empat rekomendasi jadwal implementasi tarif. Pertama, implementasi tarif untuk kelompok produk berdaya saing kuat sesuai jadwal 1 Januari 2010. Kedua, kelompok berdaya saing sedang ditunda dari 2010 menjadi 2012.

Ketiga, untuk kelompok produk berdaya saing lemah penghapusan tarif diundur menjadi 2018. Keempat, untuk produk berdaya saing sangat lemah terpaksa diimplementasikan pada 2010.

Saat ini, tujuh instansi yang terdiri dari Departemen Keuangan, Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian, Departemen Kelautan dan Perikanan, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), mematangkan pembahasan akhir terkait pos tarif sebelum 1 Januari.

Bayu Krisnamurthi, Wakil Menteri Pertanian, mengatakan dari sektor pertanian balance of trade Indonesia dipastikan akan naik signifikan terdorong pemberlakuan ACFTA, terutama untuk produk perkebunan seperti kelapa sawit, karet, kopi, dan teh.

Namun, sebagai kompensasi balance of trade untuk produk hortikultura menjadi lebih rendah, karena menghadapi tekanan buah dari China yang semakin besar.

Berbahaya

Sementara itu, dari Nanning, China, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa mengatakan implementasi ACFTA sangat berbahaya bagi negara-negara anggota Asean karena ada problem pendanaan dan infrastruktur sehingga sulit bersaing dengan China.

Hal itu disampaikan dalam pertemuan pengusaha muda Asean dan China atau Asean China Young Entrepreneurs Association Forum 2009 di Nanning, China, kemarin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun