Juga tidak perlu macet-macetan untuk menuju ke toko penjual camilan nusantara lainnya. Tidak perlu keluar bensin, parkir dsb. Lebih praktis dan efisien. Awalnya saya lakukan dengan sistem konsinyasi (titip baru di bayar) kepada teman-teman saya. Saya memberanikan diri mengeluarkan modal sedangkan teman-teman saya di kantor lain hanya menjualnya saja. Ini juga untuk merangsang teman-teman saya di kantor lain untuk berani memulai usaha. Hasil awal juga cukup memuaskan. Di beberapa kantor sudah berhasil saya menjual aneka camilan nusantara yang saya kumpulkan sendiri dari berbagai daerah.
Saya juga mengalami prediksi yang meleset bahwa tidak semua camilan nusantara yang saya datangkan dari daerah cocok rasanya dengan lidah orang di Jakarta. Sulit sekali terjual, diobral pun orang enggan beli. Padahal, saya sudah pesan cukup banyak. Akhirnya saya makan sendiri hihihih. Atau, saya bagikan ke anak-anak kecil dekat tempat tinggal saya. Berharap ini bisa menjadi sedekah yang diganti dengan rejeki yang lebih besar. Ini membuat saya pun harus putar otak untuk memilih camilan lain dari daerah tersebut.
Meskipun tidak selamanya mulus, tapi saya puas karena saya telah berhasil menjalankan bisnis saya sendiri. Saya menganggap hal-hal tak menyenangkan selama bisnis seperti rugi adalah pengalaman berharga atau materi kuliah praktek ilmu bisnis. Tak terasa sudah setahun lebih, bisnis camilan nusantara ini saya jalankan. Sempat vacuum selama 2 bulan karena rugi tapi saya jalankan kembali meski pelan-pelan. Kali ini juga dengan perhitungan resiko yang lebih cermat.
Untuk konsinyasi, juga saya berlakukan hanya di pengambilan pertama saja dan khusus diberikan pada teman-teman terdekat saya saja serta itu pun saya batasi jumlahnya senilai besaran tertentu. Untuk pengambilan kedua dan seterusnya saya berlakukan cash. Karena saya anggap mereka yang konsinyasi pada kesempatan pertama sudah mempelajari soal gambaran pasarnya. Untuk promosi, saya juga membuat page di Facebook. Belum sempat membuat web sendiri karena waktunya belum ada untuk fokus.
Benar juga kata si Didu, mulai dari bisnis yang realistis dulu, dari situ kita akan terus tertantang dan bisa memunculkan ide – ide bisnis baru yang lebih besar. Selain “Pecandu Camilan Nusantara”, saya juga mulai menjalankan bisnis lainnya yang sesuai dengan passion saya seperti yang pernah tersirat diuraikan di artikel lainnya. Keduanya sudah berhasil saya jalankan meskipun sebagai sampingan saja dan pelan-pelan. Di bisnis kedua apakah saya pernah mengalami rugi juga? Jawabnya pernah hehe...
Meskipun begitu, jika waktunya sudah tiba, saya yakin usaha-usaha yang saya rintis ini akan berkembang dan maju satu hari nanti. Juga fokus bukan sebagai sampingan lagi. Akan tetapi, tentu saya juga saya sadar untuk ke arah sana saya harus siap dengan resiko dan tantangan yang juga makin “maju” dan “berkembang”...
Nah, karena pada setiap bisnis resiko pasti ada. Bahkan ada yang bilang itu pasti tak bisa dihindari. Yang bisa dilakukan diminimalisasi. Resiko bisnis bisa berupa kerugian dari hasil penjualan atau resiko lain yang terkait dengan aktivitas bisnis. Misalnya, kecelakaan atau sakit. Ya, selama menjalankan usaha, mobilitas saya harus tinggi seperti naik kendaraan dengan membawa barang, mengantar dari kantor satu ke kantor lainnya di sela-sela pekerjaan.
Atau, saat saya travelling ke luar Jakarta, harus survey UKM dan lain-lain memungkinkan saya terkena resiko tadi. Kita sebagai manusia memang tak bisa memprediksi kapan hal-hal tak menyenangkan seperti kecelakaan atau sakit itu bisa terjadi. Oleh karena itu, saya juga mulai mencoba memikirkan asuransi untuk proteksi diri. Supaya tidak cemas dengan hal tak terduga karena sudah ada perlindungan asuransi.
Dari sekian banyak asuransi, salah satunya saya mempelajari asuransi dari FWD Life. Saya melihat paket yang ditawarkan cukup komplit seperti perlindungan kecelakaan, klaim penyakit dan rawat inap. Selain itu di FWD Life saya juga melihat beberapa paket investasi seperti pensiun, dan pendidikkan. Ini bisa jadi pertimbangan saya untuk ke depannya bagaimana memanfaatkan hasil yang saya peroleh dari bisnis yang saya lakukan.