Mohon tunggu...
Yogawati Wulandari
Yogawati Wulandari Mohon Tunggu... Guru - SMAIT Abu Bakar Boarding School Kulon Progo

Saya adalah seorang Guru yang ingin mengembangkan diri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Seorang Pemimpin

24 Oktober 2024   14:05 Diperbarui: 23 November 2024   21:36 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hajar Dewantara yakni Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yang berarti seorang pendidik harus memberikan contoh yang baik, memberikan motivasi agar murid berkembang dengan baik, serta memberikan dukungan terhadap kebutuhan murid. Sebagai seorang pemimpin, pendidik hendaknya mempertimbangkan apakah keputusan yang diambil sudah berpihak kepada murid atau belum. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan pendidik kepada murid agar dapat berkembang dengan baik dan memaksimalkan potensinya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Untuk mengambil keputusan yang tepat, seorang pemimpin melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan paradigma dan prinsip dilema etika. Dalam melakukan hal tersebut maka dibutuhkan nilai-nilai yang ada dalam diri pendidik, yakni mandiri, reflektif, inovatif, kolaboratif, dan berpihak apada murid.

1.   Mandiri

Seorang pemimpin harus berani bertindak dan mengambil tanggung jawab

2.  Reflektif

Setelah mengambil keputusan, seorang pemimpin harus melihat kembali keputusan tersebut dan melakukan refleksi.

3.  Inovatif

Seorang pemimpin mampu menemukan alternatif solusi yang kreatif dan belum ada sebelumnya (trilema)

4.  Kolaboratif

Dalam mengambil keputusan seorang pemimpin harus melibatkan pemangku kepentingan agar keputusan yang diambil dapat diterima secara luas.

5.  Berpihak pada murid

Keputusan yang diambil seorang pemimpin harus berpihak kepada murid.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Sebelum mengambil keputusan, ada langkah yang harus dilakukan yaitu mengidentifikasi kasus atau fakta-fakta yang relevan. Hal ini sesuai dengan tahapan alur TIRTA yang kedua.

Dalam melakukan pengujian terhadap keputusan yang diambil, dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang berbobot dan mendalam. Hal ini sesuai tahapan paradigma berpikir coaching.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Jika guru mampu mengelola aspek sosial emosionalnya maka guru akan mencapai Well-Being (kesejahteraan psikologis). Kondisi ini membuat guru lebih bisa bersikap objektif dalam menghadapi permasalahan terutama masalah dilema etika. Selain itu, dengan pengelolaan social emosional yang baik, maka guru guru dapat meningkatkan kompetensi kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dimana kompetensi tersebut diperlukan dalam menghadapi masalah dilema etika agar keputusan yang diambil paling tepat sesuai nilai-nilai kebajikan.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Tugas seorang pendidik tidak hanya bertanggung jawab pada aspek kognitif murid saja, tetapi juga aspek moral dan etika.  Dalam menghadapi masalah moral dan etika, pendidik dapat merefleksikan terhadap nilai-nilai moral dan etika yang diyakini sehingga tindakan yang diambil selaras dengan nilai-nilai tersebut.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat akan memberikan rasa adil bagi yang terlibat sehingga lebih bisa diterima dilingkungan secara luas. Orang-orang yang terlibat cenderung akan mengikuti dan menghargai keputusan tersebut. Hal ini akan menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika di lingkungan saya adalah dalam berkoordinasi dengan pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan yang tepat kadang menjadi sulit karena harus mengakomodasi ide-ide dari anggota tim kemudian menyatukan ide-ide tersebut untuk menjadi suatu kesepakatan yang berpihak pada siswa. Selain itu, karena ada pergeseran sosial budaya akibat dari globalisasi dan kemajuan teknologi yang mengubah paradigma masyarakat terkait nilai-nilai etika sehingga harus dilakukan refleksi untuk menyesuaikan nilai etika dengan kondisi lingkungan agar tetap relevan untuk dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan yang tepat dalam hal pengajaran berarti mampu mengidentifikasi dan memetakan kebutuhan murid, serta mampu menentukan pembelajaran yang dapat mengundang murid untuk belajar sesuai dengan karakternya sehingga murid dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dengan mengakomodasi potensi murid yang berbeda-beda maka akan mendukung murid untuk lebih percaya diri atas kemampuannya yang secara tidak langsung akan membuka peluang-peluang untuk meningkatkan kapasitasnya.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Pengambilan keputusan yang tepat oleh seorang pemimpin pembelajaran akan berdampak terciptanya lingkungan pembelajaran yang mendukung murid untuk memaksimalkan potensinya. Tentu ini akan berdampak pada masa depan murid, terutama dalam keberlanjutan studinya dijenjang berikutnya. Selain itu, dengan lingkungan pembelajaran yang baik akan membentuk karakter murid menjadi pribadi yang baik. Tentu karakter baik yang sudah terbentuk akan mempengaruhi perilaku murid di masa depan.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Dalam mengambil keputusan yang tepat, seorang pemimpin harus melakukan sesuai prosedur dan pengujian terhadap keputusan tersebut. Selain itu harus mempertimbangkan paradigma dan prinsip dilema etika agar keputusan yang diambil selaras dengan nilai etika, moral, nilai manfaat, serta aturan yang berlaku. Setelah mengambil keputusan perlu dilakukan refleksi, apakah keputusan yang diambil sudah berpihak kepada murid atau belum. Dalam mengambil keputusan yang tepat, diperlukan pengelolaan sosiol emosional yang baik. Hal ini akan mempengaruhi sikap dan cara berpikir seorang pemimpin agar tetap objektif dalam merespon suatu permasalahan. Pengambilan keputusan yang tepat seorang pemimpin pembelajaran berfokus pada keberpihakkannya kepada murid, hal ini bisa dilakukan dengan menciptakan pembelajaran yang mampu mengundang murid untuk belajar sesuai potensi yang dimiliki. Dalam mengambil keputusan yang tepat dilakukan identifikasi masalah, hal ini sesuai langkah coaching. Ketrampilan choaching yang baik akan mendukung dalam pengambilan keputusan karena keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu menemukan solusi yang terbaik atas suatu permasalahan. Selain itu juga diperlukan kolaborasi dengan pemangku kepentingan agar keputusan yang diambil lebih bisa diterima. Hal ini sesuai dengan nilai guru penggerak. Pengambilan keputusan yang berpihak kepada murid juga selaras dengan filosofi Ki hajar Dewantara. Dalam mengambil keputusan seorang pemimpin harus menyelaraskan dengan visi yang telah di susun.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Seorang pemimpin sering dihadapkan dengan situasi-situasi dilematis dan dituntut harus mengambil keputusan yang tepat dari situasi tersebut. Ada dua situasi yang sering dihadapi oleh seorang pemimpin:

1. Dilema etika  : situasi sulit dimana seseorang harus menentukan pilihan antara dua kondisi yang sama-sama benar secara moral tetapi saling bertentangan.

2. Bujukan moral : situasi yang lebih mudah diatasi dimana seseorang menentukan keputusan antara benar atau salah secara moral.

Dalam mengambil keputusan yang tepat, seorang pemimpin perlu menentukan paradigma yang terjadi dalam situasi yang dihadapinya. Paradigma tersebut meliputi:

1. individu lawan kelompok

2. keadilan lawan kasihan

3. jangka pendek lawan jangka panjang

4. kebenaran lawan kesetiaan.

Seorang pemimpin dapat menggunakan prinsip-prinsip pengambilan keputusan sebagai pedoman agar keputusan yang diambil tidak saling bertentang dengan nilai manfaat, aturan yang berlaku, dan nilai etika atau moral. Tiga prinsip tersebut adalah:

1. berpikir berbasis hasil akhir (end-based thinking)

2. berpikir berbasis peraturan (rule based thinking)

3. berpikir berbasis rasa peduli (care based thinking)

Terdapat Sembilan langkah yang dapat digunakan dalam pengambilan dan pengujian keputusan, meliputi:

1. Mengetahui nilai-nilai yang bertentangan

2. Menentukan siapa saja yang terlibat

3. Menggali fakta-fakta yang relevan

4. Melakukan pengujian, uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, uji panutan

5. Menentukan paradigma yang terjadi dalam situasi tersebut

6. Menentukan prinsip pengambilan keputusan

7. Menentukan alternatif solusi yang kreatif

8. Mengambil keputusan yang tepat

9. Refleksi

Sembilan langkah tersebut sebaiknya dilakukan secara urut agar tidak ada yang terlewat, tetapi apabila seseorang sudah memahami esensi dari sembilan langkah tersebut maka dapat dilakukan tidak urut.

Hal baru dan diluar dugaan yang saya temukan ketika mempelajari modul ini, ternyata dalam mengambil keputusan yang tepat harus dilakukan secara detail dan melalui pengujian yang lengkap.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, saya sudah pernah dihadapkan dalam situasi dilemma etika dan dituntut untuk mengambil keputusan yang tepat dari situasi tersebut. Namun berbeda prosedur yang saya terapkan dalam pengambilan keputusan. Yang saya terapkan untuk mengambil keputusan sebelum mempelajari modul ini, saya menggali fakta-fakta yang terjadi dalam situasi tersebut, kemudian berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk bersama-sama mencari solusi dengan mempertimbangkan nilai manfaat sebesar-besarnya dan dampak buruk sekecil-kecilnya. Hal ini berbeda dengan prosedur pengambilan kesimpulan yang saya pelajari di modul ini.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak yang saya peroleh setelah belajar modul 3.1, saya menjadi lebih memahami prosedur pengambilan keputusan yang tepat. Dalam mengambil keputusan yang tepat perlu dilakukan secara cermat dan berhati-hati dengan melalui beberapa langkah pengambilan dan pengujian keputusan serta didasari dengan prinsip pengambilan keputusan serta mengidentifikasi paradigma yang terjadi dalam situasi tersebut.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sebagai seorang pemimpin yang sering dihadapkan dengan situasi dilemma etika dan bujukan moral, sehingga dituntut untu k mengambil keputusan atas situasi tersebut. Dalam mendukung keterampilan pengambilan keputusan yang tepat, mempelajari topik pada modul ini menjadi hal yang penting agar memberikan keadilan bagi orang-orang yang terlibat.

Sebagai individu, penting untuk mempelajari topik pada modul ini agar keterampilan pengambilan keputusan dapat menginternal ke setiap tingkah laku dan keputusan yang diambil dalam konteks pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun