Jika guru mampu mengelola aspek sosial emosionalnya maka guru akan mencapai Well-Being (kesejahteraan psikologis). Kondisi ini membuat guru lebih bisa bersikap objektif dalam menghadapi permasalahan terutama masalah dilema etika. Selain itu, dengan pengelolaan social emosional yang baik, maka guru guru dapat meningkatkan kompetensi kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dimana kompetensi tersebut diperlukan dalam menghadapi masalah dilema etika agar keputusan yang diambil paling tepat sesuai nilai-nilai kebajikan.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Tugas seorang pendidik tidak hanya bertanggung jawab pada aspek kognitif murid saja, tetapi juga aspek moral dan etika. Â Dalam menghadapi masalah moral dan etika, pendidik dapat merefleksikan terhadap nilai-nilai moral dan etika yang diyakini sehingga tindakan yang diambil selaras dengan nilai-nilai tersebut.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat akan memberikan rasa adil bagi yang terlibat sehingga lebih bisa diterima dilingkungan secara luas. Orang-orang yang terlibat cenderung akan mengikuti dan menghargai keputusan tersebut. Hal ini akan menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika di lingkungan saya adalah dalam berkoordinasi dengan pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan yang tepat kadang menjadi sulit karena harus mengakomodasi ide-ide dari anggota tim kemudian menyatukan ide-ide tersebut untuk menjadi suatu kesepakatan yang berpihak pada siswa. Selain itu, karena ada pergeseran sosial budaya akibat dari globalisasi dan kemajuan teknologi yang mengubah paradigma masyarakat terkait nilai-nilai etika sehingga harus dilakukan refleksi untuk menyesuaikan nilai etika dengan kondisi lingkungan agar tetap relevan untuk dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengambilan keputusan yang tepat dalam hal pengajaran berarti mampu mengidentifikasi dan memetakan kebutuhan murid, serta mampu menentukan pembelajaran yang dapat mengundang murid untuk belajar sesuai dengan karakternya sehingga murid dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dengan mengakomodasi potensi murid yang berbeda-beda maka akan mendukung murid untuk lebih percaya diri atas kemampuannya yang secara tidak langsung akan membuka peluang-peluang untuk meningkatkan kapasitasnya.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Pengambilan keputusan yang tepat oleh seorang pemimpin pembelajaran akan berdampak terciptanya lingkungan pembelajaran yang mendukung murid untuk memaksimalkan potensinya. Tentu ini akan berdampak pada masa depan murid, terutama dalam keberlanjutan studinya dijenjang berikutnya. Selain itu, dengan lingkungan pembelajaran yang baik akan membentuk karakter murid menjadi pribadi yang baik. Tentu karakter baik yang sudah terbentuk akan mempengaruhi perilaku murid di masa depan.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Dalam mengambil keputusan yang tepat, seorang pemimpin harus melakukan sesuai prosedur dan pengujian terhadap keputusan tersebut. Selain itu harus mempertimbangkan paradigma dan prinsip dilema etika agar keputusan yang diambil selaras dengan nilai etika, moral, nilai manfaat, serta aturan yang berlaku. Setelah mengambil keputusan perlu dilakukan refleksi, apakah keputusan yang diambil sudah berpihak kepada murid atau belum. Dalam mengambil keputusan yang tepat, diperlukan pengelolaan sosiol emosional yang baik. Hal ini akan mempengaruhi sikap dan cara berpikir seorang pemimpin agar tetap objektif dalam merespon suatu permasalahan. Pengambilan keputusan yang tepat seorang pemimpin pembelajaran berfokus pada keberpihakkannya kepada murid, hal ini bisa dilakukan dengan menciptakan pembelajaran yang mampu mengundang murid untuk belajar sesuai potensi yang dimiliki. Dalam mengambil keputusan yang tepat dilakukan identifikasi masalah, hal ini sesuai langkah coaching. Ketrampilan choaching yang baik akan mendukung dalam pengambilan keputusan karena keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu menemukan solusi yang terbaik atas suatu permasalahan. Selain itu juga diperlukan kolaborasi dengan pemangku kepentingan agar keputusan yang diambil lebih bisa diterima. Hal ini sesuai dengan nilai guru penggerak. Pengambilan keputusan yang berpihak kepada murid juga selaras dengan filosofi Ki hajar Dewantara. Dalam mengambil keputusan seorang pemimpin harus menyelaraskan dengan visi yang telah di susun.
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Seorang pemimpin sering dihadapkan dengan situasi-situasi dilematis dan dituntut harus mengambil keputusan yang tepat dari situasi tersebut. Ada dua situasi yang sering dihadapi oleh seorang pemimpin:
1. Dilema etika  : situasi sulit dimana seseorang harus menentukan pilihan antara dua kondisi yang sama-sama benar secara moral tetapi saling bertentangan.
2. Bujukan moral : situasi yang lebih mudah diatasi dimana seseorang menentukan keputusan antara benar atau salah secara moral.
Dalam mengambil keputusan yang tepat, seorang pemimpin perlu menentukan paradigma yang terjadi dalam situasi yang dihadapinya. Paradigma tersebut meliputi: