Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Ki Hajar Dewantara yakni Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yang berarti seorang pendidik harus memberikan contoh yang baik, memberikan motivasi agar murid berkembang dengan baik, serta memberikan dukungan terhadap kebutuhan murid. Sebagai seorang pemimpin, pendidik hendaknya mempertimbangkan apakah keputusan yang diambil sudah berpihak kepada murid atau belum. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan pendidik kepada murid agar dapat berkembang dengan baik dan memaksimalkan potensinya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Untuk mengambil keputusan yang tepat, seorang pemimpin melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan paradigma dan prinsip dilema etika. Dalam melakukan hal tersebut maka dibutuhkan nilai-nilai yang ada dalam diri pendidik, yakni mandiri, reflektif, inovatif, kolaboratif, dan berpihak apada murid.
1. Â Mandiri
Seorang pemimpin harus berani bertindak dan mengambil tanggung jawab
2. Â Reflektif
Setelah mengambil keputusan, seorang pemimpin harus melihat kembali keputusan tersebut dan melakukan refleksi.
3. Â Inovatif
Seorang pemimpin mampu menemukan alternatif solusi yang kreatif dan belum ada sebelumnya (trilema)
4. Â Kolaboratif
Dalam mengambil keputusan seorang pemimpin harus melibatkan pemangku kepentingan agar keputusan yang diambil dapat diterima secara luas.
5. Â Berpihak pada murid
Keputusan yang diambil seorang pemimpin harus berpihak kepada murid.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
Sebelum mengambil keputusan, ada langkah yang harus dilakukan yaitu mengidentifikasi kasus atau fakta-fakta yang relevan. Hal ini sesuai dengan tahapan alur TIRTA yang kedua.
Dalam melakukan pengujian terhadap keputusan yang diambil, dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang berbobot dan mendalam. Hal ini sesuai tahapan paradigma berpikir coaching.