Mohon tunggu...
Yoga Triatama
Yoga Triatama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Yoga Triatama - 43219010032 . Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak, CIFM, CIABV, CIBG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB2_Teori Akuntansi Pendekatan Semiotika - Ferdinand de Saussure

22 Mei 2022   23:30 Diperbarui: 23 Mei 2022   00:12 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laporan keuangan merupakan hasil dari suatu aktivitas yang bersifat teknis agar tujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat itu dapat dicapai. Namun demikian, dalam kaitan dengan pihak luar, laporan keuangan berperan sebagai suatu media perantara. Oleh karena itu, laporan keuangan merupakan media komunikasi yang dapat digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.

Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide atau petanda (signified). Dengan kata lain, penanda adalah "bunyi yang bermakna" atau "coretan yang bermakna". Jadi, penanda adalah aspek material dari bahasa: apa yang didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Petanda dalah gambaran mental, pikiran, atau konsep. 

Jadi petanda adalah aspek mental dari bahasa. Mesti diperhatikan adalah bahwa dalam tanda Bahasa yang konkret, kedua unsur tersebut tidak bisa dilepaskan. Tanda bahasa selalu mempunyai dua segi: penanda atau petanda; signifier atau signified. Suatu penanda tanpa petanda tidak berarti apa-apa dan karena itu tidak merupakan tanda. Sebaliknya, suatu petanda tidak mungkin disampaikan atau ditangkap lepas dari penanda; petanda atau yang ditandakan itu termasuk tanda sendiri dan dengan demikian merupakan suatu faktor linguistis.

Pelaporan keuangan pada awalnya terbatas hanya pada isi laporan keuangan yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan. Namun demikian, dalam SFAC No.1 disebutkan bahwa pelaporan keuangan tidak lagi terbatas pada isi dari laporan keuangan, tetapi juga media pelaporan informasi lainnya. Oleh karena itu, dalam perkembangannya praktik pelaporan keuangan tidak hanya menyajikan informasi kuantitatif, tetapi juga menyajikan informasi lain seperti narrative text, foto, tabel, dan grafik (David, 2002). 

Teks naratif (narrative text) merupakan bagian yang memainkan peranan penting bagi perusahaan dalam membentuk image perusahaan. David (dikutip oleh Watson, 2005) mengatakan bahwa teks naratif antara lain meliputi diskusi dan analisis manajemen dan sambutan yang disampaikan direktur dan komisaris. 

Diskusi dan analisis manajemen digunakan sebagai suatu media untuk menginterpretasikan dan mendiskusikan suatu tujuan perusahaan. Sambutan tertulis digunakan sebagai surat pengantar yang ditandatangani oleh Dewan Komisaris dan Dewan Direksi yang berisi informasi tentang ringkasan kinerja yang lalu dan rencana masa yang akan datang (Yuthas, et al. 2002).

Gardner dan Martinko (1988) mengungkapkan bahwa melalui teks naratif, perusahaan secara aktif berusaha membentuk image positif dan menghindari image negatif. Cara yang digunakan perusahaan untuk mengirimkan pesan melalui annual report merupakan strategi komunikasi perusahaan yang digunakan untuk membangun kepercayaan publik (Kohut dan Segars, 1992). 

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika perusahaan mengalami kerugian, manajemen akan membuat pernyataan bahwa kerugian tersebut tidak disebabkan oleh kesalahan strategi manajemen melainkan disebabkan oleh faktor di luar kemampuan manajemen. Pada laporan tahunan, teks naratif (narrative text) merupakan komplemen penting dari laporan keuangan (Courtis, 2002). 

Untuk mencapai transparansi bagi pihak yang berkepentingan, terutama investor, kejelasan dari teks naratif juga menjadi hal yang lebih penting (Rutherford, 2003). Hal ini yang mendorong manajemen untuk membentuk image positif dan menghindari image negatif. Sikap untuk menghindari image negatif dan membentuk image positif tidak dapat dipisahkan dari perilaku narsis individu. Oleh kerena itu, tidak mengherankan jika narsisme bahasa cenderung digunakan manajemen untuk menciptakan image positif melalui pemakaian narrative text.

Yang harus diperhatikan adalah bahwa dalam tanda bahasa yang selalu mempunyai dua segi; penanda atau petanda; signifier atau signified; signifiant atau signifie. Suatu penanda tanpa petanda tidak berarti apa-apa dan karena itu tidak merupakan tanda sebaliknya, suatu petanda tidak mungkin disampaikan atau ditangkap lepas dari penanda; petanda atau yang ditandakan itu termasuk tanda sendiri dan dengan demikian merupakan suatu faktor linguistis. "penanda dan petanda merupakan kesatuan seperti dua sisi dari sehelai kertas," kata Saussure

Alasan mengapa harus menggunakan teks naratif, yaitu untuk membentuk image, membuat reputasi perusahaan naik, dan memperoleh legitimasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun