B. Langue dan Parole
Konsep kedua adalah aspek dalam bahasa yang dibagi oleh Saussure menjadi dua yaitu langue dan parole. Langue adalah sistem bahasa dan sistem abstrak yang digunakan secara kolektif seolah disepakati bersama oleh semua pengguna bahasa, serta menjadi panduan dalam praktik berbahasa dalam suatu masyarakat.
Sedangkan parole adalah praktik berbahasa dan bentuk ujaran individu dalam masyarakat pada satu waktu atau saat tertentu.
Saussure menjelaskan bahwa langue bisa dikatakan sebagai fakta sosial dan menjadi acuan masyarakat dalam berbahasa, yang juga berperan sebagai sistem yang menetapkan hubungan antara signifiant dan signifie. Langue yang direalisasikan dan diterapkan oleh individu dalam masyarakat sebagai wujud ucapan bahasa ini kemudian disebut sebagai parole. Parole satu individu dengan individu lainnya bisa saja berbeda-beda karena realisasi dan penerapannya bisa beragam satu sama lain.Â
C. Synchronic dan Diachronic
Konsep yang ketiga mengenai telaah bahasa yang dibagi oleh Saussure menjadi dua, yaitu synchronic dan diachronic. Synchronic merupakan telaah bahasa yang mana mempelajari bahasa dalam satu kurun waktu tertentu, sedangkan diachronic mempelajari bahasa secara terus menerus atau sepanjang masa selama bahasa tersebut masih digunakan.
Synchronic seringkali disebut sebagai studi linguistik deskriptif, karena kajian didalamnya banyak mengkaji hal yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan bahasa apa yang digunakan pada suatu masa tertentu. Sedangkan diachronic lebih bersifat pada studi historis dan komparatif, karena bertujuan untuk mengetahui sejarah, perubahan, dan perkembangan struktural suatu bahasa pada masa yang tak terbatas.Â
D. Syntagmatic dan Associative / Paradigmatic
Konsep semiologi Saussure yang terakhir adalah konsep mengenai hubungan antar unsur yang dibagi menjadi syntagmatic dan associative atau paradigmatic. Syntagmatic menjelaskan hubungan antar unsur dalam konsep linguistik yang bersifat teratur dan tersusun dengan beraturan. Sedangkan, associative/paradigmatic menjelaskan hubungan antar unsur dalam suatu tuturan yang tidak terdapat pada tuturan lain yang bersangkutan, yang mana terlihat nampak dalam bahasa namun tidak muncul dalam susunan kalimat.
Hubungan syntagmatic dan paradigmatic ini dapat terlihat pada susunan bahasa di kalimat yang kita gunakan sehari-hari, termasuk kalimat bahasa Indonesia. Jika kalimat tersebut memiliki hubungan syntagmatic, maka terlihat adanya kesatuan makna dan hubungan pada kalimat yang sama pada setiap kata di dalamnya. Sedangkan hubungan paradigmatic memperlihatkan kesatuan makna dan hubungan pada satu kalimat dengan kalimat lainnya, yang mana hubungan tersebut belum terlihat jika melihat satu kalimat saja.Â
Kita tentu sudah sering mendapatkan pelajaran bahasa Indonesia yang membahas unsur-unsur dalam kalimat berupa subjek, predikat, objek, dan keterangan (SPOK); namun pada kenyataannya tidak semua kalimat selalu memiliki unsur-unsur tersebut, bukan?Â