5. Relasi atau hubungan-hubungan antara unsur dan tingkatan itulah yang sesungguhnya membangun suatu bahasa. Relasi menentuka nilai, makna, pengertian dari setiap unsur dalam bangunan bahasa secara keseluruhan.Â
6. Untuk memperoleh pengetahuan tentang bahasa yang prinsipprinsipnya yang telah disebut diatas, bahasa dapat dikaji melalui suatu pendekatan sikronik, yakni pengkajian bahasa yang membatasi fenomena bahasa pada satu waktu tertentu, tidak meninjau bahasa dalam perkembangan dari waktu ke waktu (diakronis).
Dalam hal ini terdapat lima pandangan dari Saussure yang kemudian menjadi peletak dasar dari strukturalisme Levi-Strauss, Â yaitu pandangan tentang (1) signifier (penanda) dan signified (petanda); (2) form (bentuk) dan content (isi); (3) languge (bahasa) dan parole (tuturan/ajaran); (4) synchronic (sinkronik) dan diachronic (diakronik); dan (5) syntagmatic (sintakmatik) dan associative (paradigmatik).Â
Pada awalnya laporan keuangan cenderung bersifat sederhana yang hanya memuat informasi kuantitatif tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, arus kas, perubahan ekuitas dan penjelasan atas laporan keuangan. Namun, seiring dengan berkembangnya bisnis dan teknologi, laporan keuangan tidak lagi hanya berisi informasi kuantitatif, akan tetapi juga berisi berbagai informasi kualitatif.Â
Semakin berkembangnya kebutuhan pengambilan keputusan atas suatu perusahaan menimbulkan isu baru dalam akuntansi. Laporan keuangan tidak hanya memenuhi kebutuhan informasi investor dan kreditor tetapi laporan keuangan juga diharapkan dapat memberikan informasi mengenai dampak dari keberadaan perusahaan pada lingkungan sosial dan lingkungan alam dan masyarakat sekitar yang menghasilkan pemikiran tentang Integrated Reporting.Â
Tujuan utama dari Integrated Reporting ialah menyediakan informasi (keuangan dan nonkeuangan) yang terintegrasi bagi penyedia modal keuangan, terutama tentang bagaimana organisasi dapat menciptakan nilai dari waktu ke waktu yang diharapkan perusahaan akan dapat bertahan dalam jangka panjang dengan sebuah pelaporan yang didukung oleh keuangan, sosial, dan lingkungan (IIRC, 2013)
Konsep dari Teori Semiotika Ferdinand De Saussure
Konsep semiotika atau semiologi dari Ferdinand de Saussure memiliki empat konsep, yaitu:
A. Signifiant dan Signifie
Konsep pertama adalah signifiant dan signifie yang menurut Saussure merupakan komponen pembentuk tanda dan tidak bisa dipisahkan peranannya satu sama lain. Signifiant, atau disebut juga signifier, merupakan hal-hal yang tertangkap oleh pikiran kita seperti citra bunyi, gambaran visual, dan lain sebagainya. Sedangkan signifie, atau yang disebut juga sebagai signified, merupakan makna atau kesan yang ada dalam pikiran kita terhadap apa yang tertangkap.
Jika ditinjau dari segi linguistik yang merupakan dasar dari konsep semiologi Saussure, perumpamaannya bisa dianalogikan dengan kata dan benda "pintu". Pintu secara signifiant merupakan komponen dari kumpulan huruf yaitu p-i-n-t-u, sedangkan secara signifie dapat dipahami sebagai sesuatu yang menghubungkan satu ruang dengan ruang lain. Kombinasi dari signifiant dan signifie ini yang kemudian membentuk tanda atas "pintu", bukan sekedar benda mati yang digunakan oleh manusia.Â