Bahasa tidak hanya menghasilkan sekumpulan penanda yang berlainan, menyampaikan konsep, dan membagi kontinum bunyi menurut cara yang berbeda; setiap bahasa menghasilkan sekumpulan ditanda yang berbeda; bahasa mem-punyai cara yang berbeda dan 'arbitrer' untuk mengatur hal-hal di dunia menjadi konsep atau kategori.
Jelaslah bahwa deretan bunyi dalam kata fleuve dan riviere adalah penanda dalarn bahasa Perancis bukan bahasa Inggris, sedangkan river (sungai) dan stream (sungai kecil) adalah penanda bahasa Inggris bukan bahasa Perancis. Lebih penting lagi, meskipun tidak sejelas ini, pengaturan pada taraf konseptual juga berbeda dalarri bahasa lnggris dan Perancis.Â
Konsep atau ditanda 'river' berlawanan dengan 'stream' hanya dalam hal ukurannya. 'Flueve' berbeda pengan 'riviere' bukan karena Iebih besar, melainkan karena mengalir ke faut, sedangkan 'riviere' tidak. Pendek kata, 'fleuve' dan 'riviere' bukanlah ditanda atau konsep dalam bahasa Inggris. Keduanya merupakan penyampaian konsep yang berbeda pada taraf konseptual.Â
lstilah untuk warna adalah contoh yang sangat bagus bagi karakteristik tanda ini. Misalkan kita akan mengajari orang asing mengenai wama dalam bahasa Inggris. Mari kita umpainakan juga bahwa ia adalah pembelajar yang agak lamban dari budaya non-Eropa sehingga kita hams mencari strategi mengajar yang efisien. Mungkin akan terbukti pada kita bahwa cara terbaik adalah dengan mengajarkan wama tersebut satu persatu, rnisalnya kita dapat memulai dengan wama coklat dan tidak melanjutk:an ke wama lain sarnpai kita yakin bahwa ia telah memaharni wamacoklat.Â
Jadi, kita rnemulai dengan menunjukkan benda-benda berwarna coklat dan mengatakan bahwa itu wama coklat. Karena kita ingin cermat, kita mengurnpulkan seratus benda berwama coklat dari berbagai jenis. Sesudah mernbuatnya kita sendiri bosan selarna beberapa jam, kita mernbawanya ke karnar lain untuk menguji wama 'coklat' ia mengambil sernua benda coklat. Ia langsung bekerja, tetapi mendapatkan kesulitan tentang apa yang harus dipilihnya, dengan kecewa kita merasa bahwa kita cukup saksama dan mengusulkan untuk memulai lagi pada hari berikutnya dengan lima ratus benda coklat.Â
Analisis 'Lalangue'Â
Bahasa adalah bentuk, bukan substansi (bahan). Suatu bahasa adalah sistem nilai-nilai yang saling berkaitan dan menganalisis bahasa berarti rnenetapkan sistern nilai yang rnernbentuk dasar keadaan, bahasa (state of lariguage). Berlawanan dengan unsur fonis yang positif dan unsur penanda dari suatu tindak tuturan atau parole, la langue adalah suatu sistern oposisi atau sistern perbedaan dan tugas seorang analis adalah untuk rnenernukan perbedaan fungsional ini. Kita rnengikuti pendirian Saussure bahwa yang rnenjadi rnasalah dasar adalah yang rnenyangkut identitas kebahasaan.Â
Tidak ada hal yang sifatnya memang sudah tertentu (sudah ada) dalarn linguistik. Tidak ada unsur-unsur sifatnya positif dan rnernang sudah rnengandung definisi sendiri yang dapat kita gunakan untuk rnernulai sesuatu. Dalarn rangka rnengidentifikasikan . dua hal dari satuan yang sarna, kita harus rnernbentuk suatu entitas yang sifatnya formal (berkenaan dengan bentuk) dan relasional dengan mernbedakan antara perbedaan-perbedaan yang tidak fungsional (yang dianggap nonlinguistik oleh Saussure) dan perbedaan yang sifatnya fungsional.Â
Manakala kita telah rnengenali hubungan dan oposisi yang membatasi penanda di satu pihak dengan ditanda (konsep) di lain pihak, kita mernpunyai halhal yang kita bahas sebagai entitas positif, yakni tanda kebahasaan, meskipun , kita harus ingat bahwa tanda tersebut adalah entitas yang timbul dari dan tergantung padajaringan perbedaan yang merupakan dasar sistem linguistik pada saat tertentu.
Bahasa Sebagai Kenyataan Sosial
Dengan menjelaskan aspek-aspek teknis ini dalam teori Saussure mengenai bahasa, kita tidak memberikan penekanan yang memadai terhadap satu azas yang diberinya beban yang berat bahwa dalam menganalisis bahasa, kita menganalisis fakta sosial yang berkenaan dengan penggunaan objek materiil secara sosial.Â