Mundur!!!
Pecat!!!
#SOUJAOUT
Bumi Kanjuruhan memanas, setelah Arema kalah berturut-turut di 5 pertandingan awal liga 1. Ini adalah rekor terburuk sepanjang masa klub berjuluk Singo Edan. Bagaimana bisa, jawara musim lalu harus terbenam di dasar klasemen?
"Kita harus ambil tindakan cepat sebelum suporter benar-benar marah," ucap Pak Beni, presiden kehormatan klub Arema.
"Berdasarkan rapat manajemen, kami memutuskan untuk memutus kontrak Souja. Dan sementara posisinya akan digantikan Yoga," kata Suryo, manajer Arema.
"Yoga? Hahaha. Pelatih asal Bosnia saja tak mampu mempertahankan prestasi. Kok kalian malah menunjuk pelatih Indonesia. Junior pula," ledek Pak Beni.
"Tenang saja Pak. Sekarang memang sedang tren pakai caretaker tim junior. Coba lihat Zidane, Guardiola, mereka awalnya dari tim B dulu," Suryo mencoba menyampaikan hasil rapat dadakan setelah pertandingan berakhir.
"Hmmm. Baiklah. Kita beri kesempatan Yoga untuk memimpin 5 pertandingan Arema. Jika hasilnya tak memuaskan. Kau harus mundur!" Ancam presiden sepuh itu kepada sang manajer.
***
Dengan beban berat, Suryo memperkenalkan Yoga kepada masyarakat sebagai pelatih sementara Arema FC. Sepertinya, awak media dan suporter sangat antusias dengan dipilihnya mantan kapten Arema. Tatapan matanya tajam melihat kamera, ia sangat serius menerima tantangan ini.
Yoga merupakan "Sergio Ramos"nya Arema saat mengangkat piala juara ISL tahun 2010. Ia pun tergabung dalam skuat timnas Indonesia di ajang Asian Cup. Sayang sekali, kariernya menurun setelah cedera ACL. Padahal, ia sempat bermain semusim di Adelaide United Liga Australia, sebelum akhirnya gantung sepatu.
Usai pensiun sebagai pemain, Yoga menjajal dunia kepelatihan sebagai Youth Coach Arema U-19. Selama setahun menjadi juru taktik Arema muda, ia berhasil membawa gelar juara liga 1 U-19. Bahkan, disela melatih, ia juga sudah mendapatkan lisensi kepelatihan tertinggi lantaran adanya rekomendasi langsung dari AFC (konfederasi sepak bola Asia).
"Mas Suryo, izinkan saya mengadakan latih tanding antara skuad A dan B senior. Sebelum berangkat ke Semarang untuk laga keenam," ucap Yoga usai konferensi pers.
"Baiklah, tolong jaga baik-baik kondisi ruang ganti. Aku percayakan karierku padamu," balas Suryo.
***
Latih tanding diadakan secara tertutup tanpa ada media yang tahu. Yoga yang bukan sosok asing bagi tim senior Arema tak perlu lagi basa-basi dengan pemain. Ia duduk di bench sembari mengamati permainan tim senior A dan B. Tanpa strategi dan benar-benar natural.
Setelah latih tanding, ia pun mengumumkan starting eleven untuk pertandingan melawan PSIS Semarang.
"Dengarkan baik-baik. Saya akan memilih pemain inti untuk pertandingan resmi berikutnya di liga 1. Kiper, Aji. Pemain bertahan Munawar, Alam, Arthur, dan Tuasalamony. Gelandang Hariono, Hanif, dan Rafli. Untuk penyerang Kayame, Dedik, dan Bawuo," Â ujar Yoga yang ditanggapi kaget oleh sebagian besar pemain dan staf pelatih.
Komposisi pemain muda yang hanya mengandalkan kecepatan dan stamina mengundang tanya dari sejumlah pemain. Konate, Hamka, dan Comvalius harus tersingkir dari tim utama. Namun, mereka sadar untuk menang perlu revolusi. Meski perubahan pasti memakan korban.
***
Pertandingan perdana Yoga CS melawan PSIS di Semarang ditonton ribuan suporter kedua tim. Pihak TV juga menyiarkan secara langsung laga debut Arema di bawah pimpinan Yoga. Suryo dan Pak Beni turut hadir mendukung klub kebanggaan warga Malang.
Priiiiit. Wasit membunyikan peluit tanda pertandingan dimulai. Arthur yang memakai ban kapten langsung digempur oleh tim lawan. Tendangan keras Escobar tak bisa ditepis Aji. Skor sementara 1-0 untuk keunggulan PSIS.
Yoga melihat ekspresi pemainnya yang masih diliputi semangat berkobar. Ia pun tersenyum lalu berdiri di pinggir lapangan untuk memberikan kepercayaan penuh pada para pemain.
Permainan satu dua yang diperagakan arek Singo Edan berbuah manis. Dengan memanfaatkan kemelut di depan gawang lawan, Dedik berhasil menyamakan kedudukan. Babak pertama berakhir 1-1.
***
"Konate, Comvalius, lakukan pemanasan sekarang," perintah Yoga.
"Siappp!" sahut mereka semangat.
Di babak kedua, mereka masuk untuk menambah daya gedor Arema. Konate yang mencoba berlari kencang dihadang Sugiantoro dari belakang. Ia terjatuh dan wasit memberikan tendangan bebas.
Tak ingin menyia-nyiakan peluang, Comvalius melepaskan tembakan melengkung yang menuju sudut kanan atas gawang Jandia. Skor berubah untuk kemenangan Arema. Yoga tak ingin larut dalam euforia kemenangan. Ia memasukkan Hamka dan mengeluarkan satu penyerang agar bisa bermain lebih bertahan.
Setiap pemain PSIS yang mencoba masuk ke daerah pertahanan langsung disambar oleh lima bek secara bergantian. Hamka, Munawar, Alam, Arthur, dan Tuasalamony bersinergi menjaga bola agar tidak menyentuh kiper. Pemain lawan dibuat frustrasi oleh mereka.
Priittt priiiiit priiiiit. Arema akhirnya meraih tiga poin perdananya musim ini. Semua pemain cadangan dan staf ikut merayakan kemenangan dengan masuk ke lapangan. Namun, Yoga langsung menuju ke Bus Arema.
"Ini masih awal, ada empat laga lagi yang harus dilalui," ucapnya pada Suryo ketika mengajaknya ke tengah lapangan.
Apakah ia mampu menjaga kemenangan klub?
Cerpen Yoga Prasetya untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H