Usai pensiun sebagai pemain, Yoga menjajal dunia kepelatihan sebagai Youth Coach Arema U-19. Selama setahun menjadi juru taktik Arema muda, ia berhasil membawa gelar juara liga 1 U-19. Bahkan, disela melatih, ia juga sudah mendapatkan lisensi kepelatihan tertinggi lantaran adanya rekomendasi langsung dari AFC (konfederasi sepak bola Asia).
"Mas Suryo, izinkan saya mengadakan latih tanding antara skuad A dan B senior. Sebelum berangkat ke Semarang untuk laga keenam," ucap Yoga usai konferensi pers.
"Baiklah, tolong jaga baik-baik kondisi ruang ganti. Aku percayakan karierku padamu," balas Suryo.
***
Latih tanding diadakan secara tertutup tanpa ada media yang tahu. Yoga yang bukan sosok asing bagi tim senior Arema tak perlu lagi basa-basi dengan pemain. Ia duduk di bench sembari mengamati permainan tim senior A dan B. Tanpa strategi dan benar-benar natural.
Setelah latih tanding, ia pun mengumumkan starting eleven untuk pertandingan melawan PSIS Semarang.
"Dengarkan baik-baik. Saya akan memilih pemain inti untuk pertandingan resmi berikutnya di liga 1. Kiper, Aji. Pemain bertahan Munawar, Alam, Arthur, dan Tuasalamony. Gelandang Hariono, Hanif, dan Rafli. Untuk penyerang Kayame, Dedik, dan Bawuo," Â ujar Yoga yang ditanggapi kaget oleh sebagian besar pemain dan staf pelatih.
Komposisi pemain muda yang hanya mengandalkan kecepatan dan stamina mengundang tanya dari sejumlah pemain. Konate, Hamka, dan Comvalius harus tersingkir dari tim utama. Namun, mereka sadar untuk menang perlu revolusi. Meski perubahan pasti memakan korban.
***
Pertandingan perdana Yoga CS melawan PSIS di Semarang ditonton ribuan suporter kedua tim. Pihak TV juga menyiarkan secara langsung laga debut Arema di bawah pimpinan Yoga. Suryo dan Pak Beni turut hadir mendukung klub kebanggaan warga Malang.
Priiiiit. Wasit membunyikan peluit tanda pertandingan dimulai. Arthur yang memakai ban kapten langsung digempur oleh tim lawan. Tendangan keras Escobar tak bisa ditepis Aji. Skor sementara 1-0 untuk keunggulan PSIS.