Mohon tunggu...
Yoga Nanda Khoiril Umat
Yoga Nanda Khoiril Umat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NAMA : Yoga Nanda Khoiril Umat NIM : 41521010152 DOSEN : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG JURUSAN : Teknik Informatika Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aplikasi Pemikiran (A) Panopticon oleh Jeremy Bentham dan (B) Kejahatan Structural oleh Giddens Anthony

29 Mei 2023   21:41 Diperbarui: 30 Mei 2023   23:51 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen Pribadi

Anthony Giddens mengawali refleksinya dengan mengkritik fungsionalisme dan strukturalisme. Ada tiga kritik terhadap fungsionalisme Anthony Giddens, pertama, bahwa fungsionalisme mengesampingkan fakta bahwa anggota masyarakat bukanlah orang bodoh. Individu bukanlah robot yang bergerak sesuai naskah. Kedua, fungsionalisme adalah cara berpikir yang berpendapat bahwa sistem sosial memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Dan ketiga, fungsionalisme menghilangkan dimensi ruang dan waktu untuk menjelaskan proses sosial. Sedangkan mengenai strukturalisme, Anthony Giddens menganggap strukturalisme terlalu jauh dari pokok bahasannya (Priyono, 2000: 17). Baik strukturalisme maupun fungsionalisme menekankan keunggulan masyarakat secara keseluruhan atas bagian-bagian individualnya (Giddens, 1984: 2). Strukturalisme sangat menentang tradisi hermeneutik diduga memberdayakan subjektivitas sebagai pusat budaya dan sejarah (Giddens, 1984: 2). Mirip dengan fungsionalis, fungsionalis menentang tradisi sosiologis interpretatif. Memang, dalam sosiologi interpretatif, tindakan dan makna menempati tempat sentral dalam menjelaskan perilaku manusia. Konsep struktural tidak terlalu penting dan tidak banyak diskusi tentang kendala. Namun, fungsionalisme dan strukturalisme lebih diutamakan daripada tindakan dan sifat struktur yang membatasi sangat ditekankan (Giddens, 1984: 2).

 Dalam menyusun Teori Strukturasi, Anthony Giddens sedikit banyak berhutang pada gagasan-gagasan Strukturalisme. Hal ini tampak dalam catatan- catatannya Giddens (1979: 68-73) atas Strukturalisme, yaitu

  • (a) Teori Strukturalis menunjukkan pentingnya penciptaan ruang melalui perbedaan dalam proses konstitusi bahasa dan masyarakat, 
  • (b) pemikiran Strukturalis berupaya memasukkan dimensi waktu ke dalam pusat analisis itu sendiri, 
  • (c) pemikiran strukturalis menunjukkan bahwa ‘jarak dalam waktu’ dalam beberapa aspek pentingnya sama dengan ‘jarak etnografis’, 
  • (d) Teori Strukturalis menawarkan kemungkinan pemahaman yang lebih memuaskan tentang totalitas sosial daripada yang ditawarkan oleh Fungsionalisme. Menurut Fungsionalisme, masyarakat bisa dipotret sebagai pola hubungan diantara ‘bagian-bagian’, sementara Teori Strukturalis mengajukan gagasan bahwa masyarakat seperti bahasa, sebaiknya dipandang sebagai ”sistem maya" 8 dengan sifat berulang, dan
  •  (e) dalam Teori Strukturalisme ada upaya gerakan untuk melampaui dualisme subjek/objek 


MENGAPA ANTHONY GIDDENS MENCIPTAKAN TEORI KEJAHATAN STRUKTURAL ? (WHY) 

Kejahatan struktural merupakan hasil dari kesenjangan dan ketidaksetaraan struktural yang hadir dalam masyarakat. Anthony Giddens mengidentifikasi bahwa aspek-aspek sosial seperti ketidakadilan ekonomi, ketidakadilan politik, dan perbedaan kekuasaan antar kelompok sosial memainkan peran penting dalam menciptakan kondisi yang memicu kejahatan. Dalam konteks ini, kejahatan struktural terlihat berbeda dari kejahatan individual yang biasanya diasosiasikan dengan tindakan individu yang melanggar hukum.

Menurut Anthony Giddens, kejahatan struktural bukanlah hasil dari tindakan individu yang melanggar hukum, melainkan merupakan konsekuensi langsung dari ketidaksetaraan struktural dalam masyarakat. Anthony Giddens mengidentifikasi struktur sosial sebagai faktor penentu utama dalam mempengaruhi tingkat kejahatan di masyarakat. Struktur sosial mencakup kesenjangan ekonomi, ketidakadilan politik, dan perbedaan kekuasaan antara kelompok-kelompok sosial.

Kejahatan struktural dapat terjadi ketika kekuasaan, kekayaan, dan sumber daya terkonsentrasi secara tidak adil dalam kelompok atau individu tertentu. Misalnya, ketika kelompok tertentu mendominasi sektor politik atau ekonomi, mereka dapat mengeksploitasi kelompok yang lebih lemah secara sistematis. Akibatnya, ketimpangan dan ketidakadilan ini menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya kejahatan struktural.

Anthony Giddens mengidentifikasi beberapa faktor yang menyebabkan kejahatan struktural. Pertama, ketidakadilan ekonomi dapat menciptakan kesenjangan pendapatan yang luas di masyarakat. Ketika sebagian besar kekayaan dan sumber daya terkonsentrasi pada segelintir individu atau kelompok, terjadilah peningkatan ketidaksetaraan yang mengakibatkan kemiskinan dan ketidakstabilan sosial. Dalam situasi seperti itu, individu yang terpinggirkan mungkin terdorong untuk terlibat dalam kejahatan, seperti pencurian, penipuan, atau perdagangan narkoba, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Kedua, ketidakadilan politik juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi kejahatan struktural. Ketika kekuasaan politik terkonsentrasi pada kelompok tertentu, mereka dapat menyalahgunakan posisi mereka untuk memperoleh keuntungan pribadi atau melindungi kepentingan kelompok mereka. Korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan penindasan sosial dapat menjadi contoh kejahatan struktural yang terjadi akibat ketidakadilan politik.

Anthony Giddens menekankan bahwa untuk memerangi kejahatan struktural, perubahan struktural dalam masyarakat menjadi sangat penting. Kesetaraan dan keadilan harus menjadi tujuan utama dalam upaya melawan kejahatan struktural. Redistribution of wealth (pemerataan kekayaan), redistribusi kekuasaan politik, dan akses yang lebih merata terhadap sumber daya dan peluang bagi semua anggota masyarakat adalah langkah-langkah yang diperlukan.

Pemerataan kekayaan akan mengurangi kesenjangan ekonomi yang menjadi salah satu penyebab kejahatan struktural. Melalui kebijakan ekonomi yang inklusif, kesempatan dan manfaat ekonomi dapat didistribusikan secara lebih merata, mengurangi kemiskinan dan ketidaksetaraan.

Redistribusi kekuasaan politik juga penting untuk mengatasi kejahatan struktural. Dengan memastikan partisipasi politik yang lebih luas dan menjaga prinsip-prinsip demokrasi, kekuasaan tidak akan terpusat pada sekelompok kecil, tetapi akan mencerminkan kepentingan dan aspirasi semua anggota masyarakat.

Selain itu, penting untuk memberikan akses yang lebih merata terhadap sumber daya dan peluang bagi semua. Dalam konteks pendidikan, layanan kesehatan, dan infrastruktur dasar, kesenjangan akses dapat menciptakan jurang dalam kesempatan hidup yang dapat memicu kejahatan struktural. Dengan memastikan akses yang merata dan membangun sistem yang inklusif, kita dapat mengurangi risiko kejahatan struktural.

BAGAIMANA KETERKAITAN ANTARA KORUPSI DENGAN TEORI KEJAHATAN STRUKTURAL ? BESERTA CONTOH KASUSNYA. (HOW)(KASUS) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun