Mohon tunggu...
Yoel septian Purba
Yoel septian Purba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa ilmu politik universitas jambi

Travelling

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hasil Depat Capres Indonesia yang Pertama

23 Desember 2023   21:29 Diperbarui: 7 Januari 2024   00:30 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Apakah ini akan diteruskan? tidak! ini harus diubah, ini harus dikembalikan," katanya. Anies kemudian menyebut saat ini bisa disaksikan tatanan ketika menyelenggarakan pemerintahan, sering tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum yang telah disepakati. "Karena itulah kami melihat perubahan ini kita harus kembalikan, negara ini adalah negara hukum, bukan negara kekuasaan," ucapnya.

"Dalam negara hukum, kekuasaan diatur oleh hukum. Dalam negara kekuasaan, hukum diatur oleh penguasa, dan kita tidak menginginkan itu terjadi," tutur Anies. Diketahui, debat perdana Pemilu Presiden 2024 yang digelar Selasa, 12 Desember 2023, adalah debat khusus capres. Tema debat perdana adalah hukum, hak asasi manusia, pemerintahan, pemberantasan Korupsi, dan penguatan demokrasi. Debat perdana capres tersebut akan digelar di gedung KPU RI pada pukul 19.00 WIB.

Hukum itu harusnya tegak untuk semua orang, bukan tajam ke bawah dan tumpul ke atas: Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menilai ada permasalahan hukum yang saat ini terjadi di Indonesia. Ia berpendapat harus ada perubahan dalam penegakan hukum.

Ia kemudian mengibaratkan penegakan hukum seperti kepalan tangan yang bengkok. "Pada saat ini kalau kita lihat hukum itu harusnya tegak begini, inilah hukum, dalam kenyataannya dia bengkok. Dia tajam ke bawah, tumpul ke atas," kata Anies dalam debat capres di kantor KPU, Jakarta.

"Dan kondisi ini tidak boleh didiamkan, tidak boleh dibiarkan, harus diubah. Karena itu kita mendorong perubahan, mengembalikan hukum tegak pada semuanya," sambungnya.

Ia kemudian menyinggung bahwa seringkali terjadi protes atau kritikan terhadap pemerintah justru dihadapi dengan kekerasan. Mantan Gubernur Jakarta itu kembali menegaskan bahwa hal tersebut harus diubah.

"Bila kita saksikan hari ini ada satu orang milenial bisa jadi cawapres, tetapi ada ribuan milenial, gen Z yang peduli pada anak-anak bangsa, yang peduli pada mereka yang termarginalkan, ketika mereka mengutarakan pendapat, ketika mereka mengkritik pemerintah justru mereka sering menghadapi kekerasan, benturan, dan gas air mata. Apakah kondisi ini dibiarkan? tidak Kita harus lakukan perubahan," pungkasnya.

Ribuan milenial dan generasi Z yang mengkritik pemerintah justru mereka sering dihadapi dengan kekerasan Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, menyinggung soal 1 orang milenial yang bisa menjadi cawapres. Hal itu diungkapkan Anies dalam debat capres.

Seperti yang diketahui, milenial yang jadi cawapres di Pemilu 2024 adalah Gibran Rakabuming Raka. Namun, kata dia, kenyataan yang terjadi saat ini, banyak anak muda yang dibungkam. Padahal, para anak muda itu peduli dengan anak bangsa dan kaum termarjinalkan.

"Bila kita saksikan hari ini ada 1 orang milenial bisa menjadi cawapers, tetapi ada ribuan milenial, generasi Z yang peduli pada anak bangsa yang termarjinalkan ketika mengungkapkan pendapat, ketika mengkritik pemerintah justru mereka sering dihadapi dengan kekerasan, dihadapi dengan benturan, dan bahkan gas air mata," tutur Anies dalam debat capres.

Menurut dia, hal itu tidak dapat dibiarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun