Mohon tunggu...
Yodi Kurniadi
Yodi Kurniadi Mohon Tunggu... Editor - Yodi Kurniadi

Yodi Kurniadi lahir di Garut, 20 Desember. Alumnus UPI Bandung dan program pascasarjana Unindra PGRI Jakarta ini berprofesi sebagai editor dan aktif menulis buku-buku pendidikan. Pada tahun 2019, ia telah lulus sertifikasi penulis dengan no. registrasi: 1446.01950 2019, dan sertifikasi editor dengan no. registrasi: 1446.01419 2019. Ia juga telah mengikuti berbagai pelatihan penulisan dan pengeditan buku yang diselenggarakan oleh Kemdikbud dan IKAPI. Karya-karya berupa buku yang dihasilkannya telah dicetak dan tersebar di beberapa perpustakaan sekolah dan perpustakaan daerah di Indonesia. Penulis dapat dihubungi melalui posel: yodi.andrea1402@gmail.com atau nomor HP: 087825611212.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia Tangguh: Gotong Royong Melawan Covid-19

24 Agustus 2021   13:26 Diperbarui: 24 Agustus 2021   13:39 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah telah dan sedang berupaya optimal untuk menyelamatkan bangsa Indonesia dari pandemi Covid-19 dengan mengeluarkan beberapa kebijakan strategi untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, di antaranya penerapan protokol kesehatan melalui 5 M dalam kehidupan sehari-hari, seperti memakai masker dengan benar, menjaga jarak, menghindari kerumuman, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta mengurangi mobilitas; pelaksanaan 3T (testing/tindakan melakukan tes Covid-19, tracing/penelusuran kontak erat, dan treatment/tindak lanjut berupa perawatan pada pasien Covid-19);  pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB); Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berskala Mikro (PPKM Mikro); Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM Darurat); Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM 1, 2, 3, dan 4); pelaksanaan program vaksinasi (untuk melindungi diri, keluarga, dan orang lain); pemberian bantuan sosial bagi masyarakat terdampak Covid-19; pemberian bantuan modal usaha bagi pelaku UMKM; pemblokiran media penyebar hoaks; dan lain-lain.

Upaya penyelamatan bangsa dari pandemi Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah saja belum cukup. Penyelamatan umat manusia adalah tugas seluruh anak bangsa. Saat ini adalah waktu yang tepat bagi kita dan seluruh elemen masyarakat untuk melakukan aksi bela negara. Kita harus serentak bergotong royong melawan pandemi Covid-19 karena pandemi Covid-19 adalah masalah bangsa dan harus diselesaikan bersama-sama. 

Menurut Tedi Rustendi, dkk. dalam buku Jangan Panik! Ayo, Bersatu Melawan Covid-19 (2021:53-54), gerak cepat dengan melibatkan seluruh komponen bangsa sudah menjadi kewajiban dan tidak dapat ditunda. Pelibatan pemerintah pusat, pemerintah daerah, ormas keagamaan, ormas kepemudaan, partai politik, asosiasi kelompok profesi, artis, kekuatan sipil, dan stakeholder lainnnya menjadi sebuah keniscayaan.

Bangsa Indonesia harus bertindak sesuai dengan Pancasila dengan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, salah satunya bersikap gotong royong. Menurut hasil survei lembaga Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index 2018 dinyatakan bahwa bangsa Indonesia menempati urutan negara pertama sebagai bangsa yang dikenal paling dermawan di seluruh dunia. 

Hal tersebut membuktikan bahwa jiwa gotong royong, tolong-menolong, dan solidaritas sosial bangsa Indonesia adalah jiwa bangsa yang hidup di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Gotong royong merupakan bagian dari identitas budaya dan karakter bangsa Indonesia yang unggul dan tangguh, sebagaimana tertuang pada Pancasila, sila ketiga, yaitu "Persatuan Indonesia", dan juga sila kelima yang berbunyi: "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakya Indonesia", butir ke-1: "Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong." Oleh karena itu, kita harus bangga menjadi bangsa Indonesia.

Gotong royong merupakan perilaku khas masyarakat yang telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala, bahkan telah menjadi budaya masyarakat desa. Misalnya ketika membangun jalan raya dan memindahkan rumah, mereka bersama-sama dengan tujuan untuk membantu meringankan beban yang ditanggung. Gotong-royong merupakan istilah Indonesia untuk bekerja bersama-sama mencapai sesuatu yang diinginkan. Menurut KBBI daring, gotong royong adalah bekerja bersama-sama (tolong-menolong, bantu-membantu).

Menurut Sudrajat (2014: 14), gotong royong adalah sebagai bentuk solidaritas sosial, terbentuk karena adanya bantuan dari pihak lain, untuk kepentingan pribadi ataupun kepentingan kelompok sehingga di dalamnya terdapat sikap loyal dari setiap warga sebagai satu kesatuan. 

Sementara itu, menurut Abdillah (2011: 7), gotong royong berasal dari kata dalam Bahasa Jawa, atau setidaknya mempunyai nuansa bahasa Jawa. Kata gotong dapat dipadankan dengan kata pikul atau angkat. Kata royong dapat dipadankan dengan bersama-sama. Dalam bahasa Jawa, kata saiyeg saeko proyo atau satu gerak satu kesatuan usaha memiliki makna yang sangat dekat untuk melukiskan kata royong.

Pendapat lain diungkapkan oleh Pasya (dalam Sudrajat, 2014: 16), bahwa gotong royong sebagai bentuk integrasi banyak dipengaruhi oleh rasa kebersamaan antarwarga komunitas yang dilakukan secara sukarela tanpa adanya jaminan berupa upah atau pembayaran dalam bentuk lainnya. Selain itu, Sajogyo dan Pudjiwati (2005: 28) mengungkapkan bahwa gotong royong adalah aktivitas bekerja sama antara sejumlah besar warga desa untuk menyelesaikan suatu proyek tertentu yang dianggap berguna bagi kepentingan umum.

Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa gotong royong merupakan kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dengan tujuan menolong secara sukarela. Dahulu bangsa Indonesia bergotong royong untuk mengusir penjajah dari bumi pertiwi. Bangsa Indonesia terbukti unggul dan tangguh karena dengan sikap kegotongroyongannya dapat meraih kemerdekaan dengan keringat sendiri. Namun, sekarang bangsa Indonesia harus bergotong royong berjuang untuk memberantas kebodohan, keterbelakangan, dan mengusir musuh yang tidak terlihat, yaitu virus corona. Melalui kegiatan gotong royong, masyarakat dapat bersatu dalam sebuah kesatuan.

Gotong Royong Saling Memantau Kesehatan Satu Sama lain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun