Mohon tunggu...
Yodi Kurniadi
Yodi Kurniadi Mohon Tunggu... Editor - Yodi Kurniadi

Yodi Kurniadi lahir di Garut, 20 Desember. Alumnus UPI Bandung dan program pascasarjana Unindra PGRI Jakarta ini berprofesi sebagai editor dan aktif menulis buku-buku pendidikan. Pada tahun 2019, ia telah lulus sertifikasi penulis dengan no. registrasi: 1446.01950 2019, dan sertifikasi editor dengan no. registrasi: 1446.01419 2019. Ia juga telah mengikuti berbagai pelatihan penulisan dan pengeditan buku yang diselenggarakan oleh Kemdikbud dan IKAPI. Karya-karya berupa buku yang dihasilkannya telah dicetak dan tersebar di beberapa perpustakaan sekolah dan perpustakaan daerah di Indonesia. Penulis dapat dihubungi melalui posel: yodi.andrea1402@gmail.com atau nomor HP: 087825611212.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membumikan Nilai-nilai Pancasila di Tengah Pandemi Covid-19

19 Agustus 2021   06:19 Diperbarui: 19 Agustus 2021   06:31 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembiasaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dan memiliki tujuan untuk membuat seseorang menjadi terbiasa dalam melakukan suatu hal. 

Sebuah gagasan akan melahirkan perbuatan, sebuah perbuatan akan melahirkan kebiasaan, sebuah kebiasaan akan melahirkan karakter, sebuah karakter akan menetukan nasib (Hendriana E. C., dan Jacobus A. 2016: 28). 

Intinya adalah suatu kebiasaan dapat membentuk sebuah karakter. Jika kebiasaan yang dilakukan baik, maka akan baik juga karakter seseorang.

Sikap dan tindakan yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila kedua, ketiga, dan kelima dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, di antaranya saling membantu, berbagi, dan bergotong royong tanpa melihat ras, suku, dan agama. Segala sesuatu yang dikerjakan secara gotong royong dapat lebih mudah dan cepat diselesaikan. Begitu juga dengan upaya dalam melawan pandemi Covid-19.

Gerak cepat dan serentak dengan melibatkan seluruh elemen bangsa sudah menjadi kewajiban dan tidak dapat ditunda lagi. Pelibatan ormas keagamaan, ormas kepemudaan, partai politik, asosiasi kelompok profesi, artis, dan kekuatan sipil menjadi sebuah keniscayaan. 

Kita kesampingkan dahulu perbedaan-perbedaan, seperti agama, suku, budaya, status sosial, dan pilihan politik. Tinggalkan dahulu gesekan-gesekan politik yang tidak perlu. Seluruh komponen bangsa harus duduk bersama dengan pikiran jernih bahwa pandemi Covid-19 adalah masalah bangsa dan harus diselesaikan bersama-sama.

Bentuk sikap peduli dan gotong royong multipihak untuk membantu masyarakat terdampak Covid-19, antara lain:

  1. Masyarakat dapat membentuk Relawan Desa melawan Covid-19 untuk membantu sesama warga.
  2. Perangkat Desa dapat menjalin komunikasi lebih erat dengan warga melalui grup aplikasi pesan singkat.
  3. Pemerintah Daerah memastikan ketersediaan bahan-bahan pokok dengan harga terjangkau.
  4. Pemerintah Pusat menyiapkan program bantuan sosial langsung dan kartu prakerja.
  5. Saling memantau kesehatan. Memantau kondisi kesehatan sendiri, keluarga, dan tetangga di sekitar. Jangan ragu untuk menanyakan kondisi kesehatan satu sama lain. Awasi kondisi kesehatan satu sama lain. Jika ada yang menunjukkan gejala, masyarakat dapat bergotong royong melakukan koordinasi untuk langkah berikutnya, seperti membantu suplai makanan hingga melapor kepada petugas kesehatan yang berwenang.
  6. Saling mendukung untuk kesembuhan jika ada warga bergejala positif Covid-19.
  7. Saling membantu, tidak mengucilkan, dan tidak memberikan stigma negatif terhadap tetangga yang terpapar Covid-19.
  8. Mengadakan bakti sosial di lingkungan tempat tinggal untuk membantu masyarakat terdampak Covid-19.
  9. Bersemangat berbagi informasi positif untuk memberikan penerangan mengenai pandemi Covid-19.
  10. Mengidentifikasi berita bohong atau hoaks yang tidak sesuai dengan fakta dan kebenarannya. Masyarakat dapat bergotong royong untuk memerangi hoaks, saling mengedukasi, dan membedakan antara hoaks dan informasi yang benar (valid).

Membumikan Nilai-Nilai Pancasila melalui Platform Media Sosial

Media sosial adalah media daring yang digunakan untuk kebutuhan komunikasi jarak jauh, proses interaksi antara pengguna yang satu dengan pengguna yang lain, serta mendapatkan suatu informasi melalui perangkat aplikasi khusus menggunakan jaringan internet. 

Pada saat ini, media sosial banyak digunakan oleh masyarakat, terutama generasi milenial (generasi Y) dan generasi Z dalam berkomunikasi. Menurut para pakar, penggolongan generasi Y terbentuk bagi mereka yang lahir pada 1980-1990, atau pada awal 2000, dan seterusnya. 

Menurut Ali dan Purwandi (2017:7), generasi milenial memiliki karakteristik yang khas, yakni creative, confidence, dan connected atau disingkat dengan 3C. Pertama, generasi milenial terbiasa berpikir di luar kebiasaan (out of the box) dan kaya akan ide dan gagasan. Kedua, generasi milenial sangat percaya diri dan berani mengungkapkan pendapat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun