Jelang akhir babak pertama, tusukan Dimas Drajad mengirimkan umpan cutback ke nomor Ivar Jenner, sontrkan mendatar sang pemain naturalisasi mengarah ke gewang Argentina. Dan Emiliano Martinez akhirnya tidak makan gaji buta. Satu penyelamatan ia buat menghalau sontekan Jenner tadi.
Pak Jokowi, Pak Erick Tohir juga Jan Ethes terkesiap melihat peluang tersebut. Lumayan, sebuah peluang shot on goal. Ya, setidaknya ada perlawanan lah...
Babak pertama berakhir dengan Indonesia tertinggal 0-1. Secara umum, barisan belakang cukup oke walaupun beberapa kali blunder. Barisan tengah lebih banyak konsentrasi bertahan. Marc Klok terasa jadi bek.
Main bertahan lawan Argentina adalah pilihan yang wajar. Dan, syarat main bertahan kalau mau menang ya harus bisa efektif memanfaatkan serangan balik.
Sayang, beberapa peluang serangan balik gagal tercipta karena keputusan yang salah dari para gelandang. Harusnya ngumpan, malah nyoba dribbling, lalu bola ilang.
Pun tekanan pemain Argentina yang luar biasa sehingga tiap pemain timnas pegang bola, selalu ada dalam posisi tidak nyaman yang beujung salah umpan atau bola kerebut.
Babak pertama cukup 0-1 saja Indonesia tertinggal. Not bad lah...
Babak kedua timnas mulai berani mencoba melakukan serangan.
Pratama Arhan dimasukkan. Selain memperkuat serangan dari fullback kiri, Arhan juga diplot melakukan keahliannya: lemparan kedalam jauh.
Sebagai pembuka, lemparan jauh Arhan disundul Baggott membuat Martinez kembali bekerja. Kemelut di gawang Argentina yang tidak mampu dimanfaatkan dengan baik oleh timnas Indonesia.
SIalnya, justru Argentina lah yang mendapat gol dari bola mati. Tendangan sudut Giovanni Lo Celso disundul bek Spurs Cristian Romero. Gol kedua untuk Argentina di menit 55.