Menghadapi juara dunia tentu target menang bukan hal yang rasional. Seri pun sudah luar biasa, kalah tipis juga sudah bagus.
Dan, laga timnas melawan Argentina akhirnya berkesudahan dengan skor 0-2 untuk kemenangan sang tamu yang juara dunia itu.
Skor 0-2 adalah skor yang bisa dibilang wajar dalam pertandingan sepakbola, belum bisa dikatakan kalah telak apalagi terbantai.
Dua gol dari sebuah tendangan jarak jauh dan satu lagi dari bola mati tendangan penjuru, membuktikan bahwa pertahanan Indonesia cukup kuat sehingga pemain-pemain lapis kedua Argentina tidak bisa seenak jidat sendiri melakukan aksi kombinasi permainan di kotak penalti Indonesia.
Karena tidak leluasa bikin peluang maka perlu tendangan jarak jauh dan bola mati untuk bisa mendapat skor kemenangan.
Ya, kalah 0-2 dari Argentina adalah hasil yang tidak maksimal tapi juga tidak terlalu buruk.
Sedari awal memang terlihat STY memilih berkonsentrasi di pertahanan. Tiga center back diturunkan: Duo naturalisasi Jordi Amat dan Elkan Baggott bersama Rizki Ridho sebagai tiga centerback ditopang dua fullback: Asnawi Mangkualam di kanan dan pemain naturalisasi lainnya Shane Pattynama di sisi kiri.
Dan benar saja, Argentina menguasai laga. Perlu 33 menit untuk timnas Indonesia mendapat peluang pertama melalui tendangan sudut. Emiliano Martinez selama setengah jam nyaris tidak pernah tersorot kamera karena bola yang selalu ada di area pertahanan Indonesia.
Blunder Jordi Amat hampir jadi gol pembuka Argentina. Untung barisan belakang timnas jatuh bangun dengan cekatan dan sukses secara kolektif membuat penyelamatan gemilang.
Namun gol akhirnya datang juga. Gelandang asal Juventus Leandro Paredes melakukannya dengan tendangan jarak jauh. Reaksi Ernando Ari tak kuasa menahan laju deras bola sepakan Paredes dan Argentina unggul menit 38.
Jelang akhir babak pertama, tusukan Dimas Drajad mengirimkan umpan cutback ke nomor Ivar Jenner, sontrkan mendatar sang pemain naturalisasi mengarah ke gewang Argentina. Dan Emiliano Martinez akhirnya tidak makan gaji buta. Satu penyelamatan ia buat menghalau sontekan Jenner tadi.
Pak Jokowi, Pak Erick Tohir juga Jan Ethes terkesiap melihat peluang tersebut. Lumayan, sebuah peluang shot on goal. Ya, setidaknya ada perlawanan lah...
Babak pertama berakhir dengan Indonesia tertinggal 0-1. Secara umum, barisan belakang cukup oke walaupun beberapa kali blunder. Barisan tengah lebih banyak konsentrasi bertahan. Marc Klok terasa jadi bek.
Main bertahan lawan Argentina adalah pilihan yang wajar. Dan, syarat main bertahan kalau mau menang ya harus bisa efektif memanfaatkan serangan balik.
Sayang, beberapa peluang serangan balik gagal tercipta karena keputusan yang salah dari para gelandang. Harusnya ngumpan, malah nyoba dribbling, lalu bola ilang.
Pun tekanan pemain Argentina yang luar biasa sehingga tiap pemain timnas pegang bola, selalu ada dalam posisi tidak nyaman yang beujung salah umpan atau bola kerebut.
Babak pertama cukup 0-1 saja Indonesia tertinggal. Not bad lah...
Babak kedua timnas mulai berani mencoba melakukan serangan.
Pratama Arhan dimasukkan. Selain memperkuat serangan dari fullback kiri, Arhan juga diplot melakukan keahliannya: lemparan kedalam jauh.
Sebagai pembuka, lemparan jauh Arhan disundul Baggott membuat Martinez kembali bekerja. Kemelut di gawang Argentina yang tidak mampu dimanfaatkan dengan baik oleh timnas Indonesia.
SIalnya, justru Argentina lah yang mendapat gol dari bola mati. Tendangan sudut Giovanni Lo Celso disundul bek Spurs Cristian Romero. Gol kedua untuk Argentina di menit 55.
Bintang muda Manchester United Alejandro Garnacho dimasukkan menit 60.
Selanjutnya, tontonan di babak kedua adalah lemparan kedalam Pratama Arhan yang beberapa kali menciptakan peluang bagi Indonesia dan bagaimana sigapnya Asnawi Mangkualam meladeni Alejandro Garnacho.
Ya, melawan Argentina secara objektif jelas susah untuk bisa dapat peluang. Selain serangan balik yang juga sulit dimaksimalkan karena pegang bola melawan Argentina terbukti benat-benar susah. Maka, peluang bola mati harus dimanfaatkan. Disinilah peran lemparan kedalam jarak jauh Pratama Arhan yang beberapa kali sempat mengahdirkan peluang bagi Indonesia.
Kemelut selalu terjadi saat Arhan melempar bola, dan tak sekalipun Emiliano Martinez dapat dengan sempurna menghalau lemparan Arhan. Sayang bola liar hasil halauan gagal Martinez tidak bisa dimanfaatkan oleh pemain-pemain Indonesia di kotak penalti Argentna.
Sementara itu, di sisi kanan pertahanan Indonesia terjadi duel seru antara Asnawi Mangkualam menghadapi sang remaja Man United, Alejandro Garnacho.
Asnawi tampil sangat lugas menghentikan Garnacho terutama dengan tekel-tekel bersihnya. Garnacho bahkan sempat terbawa emosi dan melakukan pelanggaran pada Asnawi.
Asnawi malam ini tampil begitu semangat dan termotivasi, sama seperti Asnawi saat awal-awal membela timnas senior, ngotot dan tanpa kompromi. DI beberapa turnamen terakhir kengototan itu sempat terasa kurang, namun malam iini Asnawi menunjukkan gairah yang menyenangkan untuk dilihat.
Hanya sekali Garnacho secara serius mengancam gawang Ernando Ari melalui sebuah sepakan jarak dekat yang berhasil dihalau dengan kaki oleh kiper Persebaya tersebut. Selebihnya, Garnacho tak bisa berbuat banyak disebabkan sleding-sleding dari Asnawi.
Ah ya, ungkapan popular sebelum Argentina datang adalah: "kapan lagi melihat Messi disleding Asnawi?" Messi tak datang, namun sleding Asnawi dapat kita lihat berkali-kali membuat friustasi Alejandro Garnacho.
Pemain lain yang tampil cukup bagus adalah Marselino Ferdinan. Ia tampil tenang dan beberapa kali mampu menggocek pemain-pemain Argentina, meski kadang terlambat mengoper bola karena asyik menggocek.
Stefano Lilipaly kembali tidak mendapat kesempatan bermain. Sementara di Argentina kita tidak menyaksikan aksi dua gelandang Ptemier League, Enzo Fernandes playmaker Chelsea dan rekrutan baru Liverpool Alexis Mac Alister.
Ya, Argentina yang turun dengan pemain lapis kedua akhirnya menang, tapi timnas Indonesia yang banyak dihuni pemain naturalisasi juga gak kalah-kalah amat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H