Begitu pula dengan penyerang dan gelandang Brighton macam Evan Ferguson, Kaoru Mitoma, Julio Enciso dan Alexis MacAllister. Tak mmapu mengkonversi peluang jadi gol dan membuat babak pertama yang penuh agresivitas berakhir tanpa gol.
Aksi sepakbola agresif dan jual beli serangan dibumbui dengan kecerobohan yang kerap terjadi oleh masing-masing tim terus berlanjut di babak kedua.
Dahsyatnya, justru sundulan Julio Enciso yang menjadi gol pembuka di menit 51. Gol yang mebuat Brighton unggul dan membuat Arsenal mulai panik.
Gabriel Jesus terlihat begitu frustasi tak mmapu menembus pertahanan Brighton. Tak heran ia llalu diganti Eddie Nketiah. Odegaard juga diganti oleh Emile Smith Rowe. Pergantian yang tidak menambah tajam serangan Arsenal, malah kreativitas jadi menurun.
Dan keajaiban Brighton masih berlanjut saat pemain pengganti Deniz Undav mampu memanfaatkan kesalahan koordinasi barisan pertahanan Arsenal. Gol kedua buat Brighton di menit 86.
Tambahan waktu delapan menit sepertinya menguntungkan Arsenal untuk bisa comeback. Tapi yang terjadi, Brighton malah menambah gol menit 90=6 melalui Pervis Estupinian.
Skor 3-0 uyang manis buat Manchester City dan pahit buat Arsenal. Tertinggal empat angka dengan hanya menyisakan dua pertandingan sementara City masih punya tiga game jelas sangat tidak menguntungkan buat Arsenal.
Tak heran, suporter Arsenal banyak yang meninggalkan stadion sebelum wasit meniup peluit akhir.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI