Babak pertama yang tidak menggairahkan. Kedua tim lebih banyak seperti bermain catur, terlalu hati-hati, tidak sat set las les das des... Tidak ada shot on goal di babak pertama dibuat oleh timnas.
STY menurunkan formasi siaga pertahanaan 5-4-1, memainkan lima bek yang bisa jadi 3-4-3 saat menyerang. Di depan, dua penyerang sayap Saddil Ramdhani dan Yakob Sayuri menopang striker tunggal Dendy Sulistyawan.
Awal babak kedua seperti de ja vu babak pertama . Umpan jauh dari belakang langsung membuat penyerang Vietnam memiliki peluang shot di kotak penalti. Kali ini Jordi Amat mampu mengantisipasinya, tidak gol dan hanya tendangan sudut buat Vietnam.
Ternyata bukan tidak gol, hanya gol yang tertunda. Â Dua menit babak kedua, pemain yang sama, Nguyen Tien Linh kembali menjadi malapetaka buat Nadeo Argawinata. Kali ini melalui sundulan menyambut umpan tendangan penjuru. Sundulan yang dilakukan dengan teramat bebas hingga Nadeo tak mampu menahan bola masuk ke gawangnya.
Sekarang makin sulit buat Indonesia, harus mencetak 2 gol untuk bisa lolos ke final. Dan sampai akhir pertandingan, meski sudah memasukkan hampir semua stok penyerang yang dimiliki, timnas Indonesia tetap tidak mmapu membuat peluang berbahaya ke gawang Vietnam.
Ya, sekali lagi, bikin peluang saja susah, apalagi mencetak gol? Jelas, ini perlu evaluasi. Kedepan, masih ada Piala Asia, masih cukup waktu untuk melakukan perbaikan ini dan itu.
Target menjadi juara AFF memang gagal terpenuhi, tapi apa yang diraih di AFF ini adalah hasil objektif yang harus diterima dan dijadikan bahan evaluasi. Nyatanya kita memang tertinggal dari Vietnam dan Thailand.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H