Mohon tunggu...
heru suti
heru suti Mohon Tunggu... Administrasi - Merdeka

Menulis untuk menghasilkan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas AFF: Minim Kreativitas dan Perlu Evaluasi Para Pemain Kesayangan STY

10 Januari 2023   05:32 Diperbarui: 10 Januari 2023   05:43 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas gagal ke semifinal AFF 2022 (Foto: AFP/Nguyen Manh Quan via cnnindonesia.com)

Laga leg kedua semifinal Piala AFF 2022 para penyerang tim nasional Indonesia tidak banyak membuang-buang peluang. Lha iya lah, gak banyak peluang dibuang lha wong peluangnya saja gak bisa dibuat, apa yang mau dibuang? Eaa...

Kalau kemarin-kemarin saya jengkel sama timnas gegara sering buang banyak peluang, di semifinal leg kedua ini sedikit berbeda. Timnas kali ini tidak banyak membuang peluang. Sayangnya bukan karena penyerang kita yang tajam, namun karena memang jumlah peluangnya yang minim.

Jangankan mencetak gol, membuat peluang saja begitu sulitnya. Sembilan puluh menit waktu pertandingan, tak sekalipun pemain Indonesia mampu melepaskan tembakan tepat sasaran yang mengancam gawang Vietnam. Ya, kiper Vietnam di pertandingan semalam memainkan laga semifinal dengan santuy.

Kurangnya kreativitas sangat terlihat jika tim nasional bertemu dengan lawan yang punya organisasi dan disiplin yang baik, seperti Vietnam.

Dua kali kecolongan gol di menit awal membuat Indonesia kalah 0-2 dari tuan rumah Vietnam dan sekali lagi harus tersingkir di Piala AFF.

Pelatih Shin Tae Yong berargumentasi bahwa biang kekalahan timnas Indonesia adalah pemain yang kurang mampu beradaptasi dan kurang konsentrasi dalam bertahan.

Gol pertama terjadi akibat pemain yang belum beradaptasi dengan kondisi lapangan yang jauh berbeda dengan Stadion Gelora Bung Karno. Dengan kata lain, STY bilang kalau kualitas lapangan di Stadion My Dinh kualitasnya kurang baik, dan memang iya.

Lalu gol kedua, katanya terjadi karena kurangnya konsntrasi pemain dalam melakukan pengawalan. Dan memang betul, itu si Nguyen Tien Linh terlalu dibiarkan oleh para pemain kita, dalam situasi sepak pojok yang seharusnya bisa diantisipasi karena sudah sering dipersiapkan dalam latihan.

Tapi meski apa yang dikatakan STY benar, penyebab utama timnas kalah adalah tidak mampu bikin gol. Ya seperti kata Coach Justin, jika anda kemasukan dua gol tapi bisa mencetak tiga gol you still win the game.

Dan nyatanya tak sebiji gol pun yang mampu dicetak dalam dua leg semifinal, dua kali 90 menit lawan Vietnam. Di leg kedua bahkan peluang emas pun tak berhasil dibikin. Selain tumpul, lini penyerangan timnas Indonesia juga minim kreativitas.

Ya, evaluasi di lini depan adalah tidak dimilikinya striker dengan akurasi tinggi serta minimnya kreativitas dalam sebuah laga krusial. Untuk striker, ini memang persoalan yang selama ini sulit karena memang stok pemain depan kita yang kurang.

Untuk kreativitas, kita sebanarnya punya Marselino, Marc Klok dan Jordi Amat. Marselino masih muda, sementara Jordi baru saja bergabung. Waktu yang ada, bisa lah kemampuan mereka ini dimaksimalkan untuk menopang kreativitas serangan.

Satu lagi, pemain-pemain yang disukai STY dalam Piala AFF 2022 ini penampilannya hampir semua menurun.

Sebut saja Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, Asnawi Mangkualam, Pratama Arhan, Ricky Kambuaya dan Fachruddin Aryanto. Penampilan mereka cenderung dibawah penampilan terbaik yang pernah mereka tunjukkan.

Ya, mungkin saja mereka terlalu nyaman karena terlalu disayang sehingga yakin akan selalu dipanggil dan dipercaya oleh pelatih. Bermain seperti apa pun akan tetap dipanggil dan dipercaya.

Ya mungkin STY perlu melakukan penyegaran tim supaya ada persaingan internal dan membuat tim jadi makin kompetitif sehingga pemain tidak terlalu berada di zona nyamanan yang berakibat  tidak meningkat permainannya. Tidak meningkat dan malah cenderung menurun.

Antisipasi STY dengan penurunan performa tersebut di AFF ini sebenarnya sudah cukup sigap. Ia mencadangkan Egy, Witan dan Kambuaya di laga semifinal.

Ya, sekali-kali memang perlu "menghukum" pemain-pemain yang tidak perform maupun yang terlalu egois.

Vietnam vs Indonesia, leg kedua semifinal AFF 2022.

Babak pertama yang buruk. Nyaris tak ada peluang dibuat timnas. Vietnam pun sebenarnya tidak banyak peluang, tapi masih lebih baik jika dibandingkan dengan Indonesia. Dan hebatnya, dari peluang yang sedikit itu mereka mampu mencetak gol.

Sebuah umpan lambung dari nun jauh di sana, di area pertahanan Vietnam, bola lalu membuat Nguyen Tien Linh memiliki peluang shot ke gawang Nadeo. On target dong, dan gol dong... Seperti sangat mudah itu gol terjadi, baru tiga menit pula pertandingan dimulai.

Babak pertama yang tidak menggairahkan. Kedua tim lebih banyak seperti bermain catur, terlalu hati-hati, tidak sat set las les das des... Tidak ada shot on goal di babak pertama dibuat oleh timnas.

STY menurunkan formasi siaga pertahanaan 5-4-1, memainkan lima bek yang bisa jadi 3-4-3 saat menyerang. Di depan, dua penyerang sayap Saddil Ramdhani dan Yakob Sayuri menopang striker tunggal Dendy Sulistyawan.

Awal babak kedua seperti de ja vu babak pertama . Umpan jauh dari belakang langsung membuat penyerang Vietnam memiliki peluang shot di kotak penalti. Kali ini Jordi Amat mampu mengantisipasinya, tidak gol dan hanya tendangan sudut buat Vietnam.

Ternyata bukan tidak gol, hanya gol yang tertunda.  Dua menit babak kedua, pemain yang sama, Nguyen Tien Linh kembali menjadi malapetaka buat Nadeo Argawinata. Kali ini melalui sundulan menyambut umpan tendangan penjuru. Sundulan yang dilakukan dengan teramat bebas hingga Nadeo tak mampu menahan bola masuk ke gawangnya.

Sekarang makin sulit buat Indonesia, harus mencetak 2 gol untuk bisa lolos ke final. Dan sampai akhir pertandingan, meski sudah memasukkan hampir semua stok penyerang yang dimiliki, timnas Indonesia tetap tidak mmapu membuat peluang berbahaya ke gawang Vietnam.

Ya, sekali lagi, bikin peluang saja susah, apalagi mencetak gol? Jelas, ini perlu evaluasi. Kedepan, masih ada Piala Asia, masih cukup waktu untuk melakukan perbaikan ini dan itu.

Target menjadi juara AFF memang gagal terpenuhi, tapi apa yang diraih di AFF ini adalah hasil objektif yang harus diterima dan dijadikan bahan evaluasi. Nyatanya kita memang tertinggal dari Vietnam dan Thailand.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun