Sayangnya lagi, stok pemain cadangan Perancis yang bisa membuat perubahan sangat minim jumlahnya. Badai cedera yang mereka alami jadi terasa benar di partai final ini.
Babak kedua seperti kembali berjalan mudah bagi Argentina. Perancis masih kesulitan membuat peluang gol. Argentina sepertinya akan mendapatkan gelarnya dengan mudah.
Sampai kemudian menit 80 pemain pengganti Randal Kolo Muani dijatuhkan di kotak penalti dengan cara yang mirip dengan saat Argentina dapat penalti. Wasit kembali menunjuk titik putih. Kali ini Mbappe yang menjadi eksekutor Sukses, skor 1-2 dan game on.
Tak sampai dua menit, keadaan berubah total. Berawal dari Kingsley Coman, yang juga pemain pengganti, yang berhasil mencuri bola dari Messi, umpan cepat Perancis tiba-tiba membuat Mbappe sudah di kotak penalti siap kokang senjata melepaskan tendangan voli keras yang tak mampu dihalau Emi Martinez. Skorpun imbang, dan tetap 2-2 sampai babak kedua berakhir.
Ini adalah kali ketiga Argentina unggul 2-0 lalu kebobolan.
Di 16 besar saat melawan Australia, sudah unggul dua gol dan mengontrol permainan tapi kebobolan jelang menit akhir sehingga pertandingan kembali mendebarkan.
Pun saat perempat final lawan Belanda. Unggul dua gol sampai jelang akhir pertandingan, eh gawang Martinez bobol juga, dua kali malahan. Pertandingan pun harus dilanjut perpanjangan waktu dan adu penalti.
Dan sekarang, di partai puncak Kylian Mbappe dua kali membobol gawang Argentina saat sepertinya sulit sekali Perancis menemukan celah membongkar pertahanan Argentina.
Selanjutnya, pemain Perancis menunjukkan aksi spartan dan mampu tetap mengimbangi Argentina. Waktu normal pun lalu berganti jadi masa perpanjangan waktu.
Lautaro Martinez di Piala Dunia ini memang kurang bernasib baik. Sebagai striker utama ia gagal memenuhi ekspektasi sehingga harus tergusur , juniornya, Julian Alvarez.
Pun saat diberi kesempatan turun sebagai pemain pengganti di final, berkali-kali peluang emas ia sia-siakan.