Mohon tunggu...
heru suti
heru suti Mohon Tunggu... Administrasi - Merdeka

Menulis untuk menghasilkan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Romantisme Jerman dan Argentina, Serta Peran Kumpulan Pemain Liga Jerman di Timnas Jepang

23 November 2022   23:09 Diperbarui: 24 November 2022   02:10 1289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Jepang, Takuma Asano, merayakan keberhasilannya mencetak gol ke gawang Jerman dalam matchday pertama babak penyisihan grup Piala Dunia 2022 pada Rabu (23/11/2022) malam WIB. (Photo by Jewel SAMAD / AFP)(JEWEL SAMAD)

Terkejut lagi kita, dua hari berturut-turut kejutan Asia di Piala Dunia. Setelah Arab Saudi kini giliran Jepang, dengan skor yang sama 2-1 dan cara yang sama tertinggal lewat gol penalti di babak pertama dan membalas dengan dua gol cepat mengejutkan di babak kedua.

Arab Saudi melakukannya terhadap Argentina dan Jepang kepada Jerman.

Jerman dan Argentina memang punya romantisme sendiri di Piala Dunia. Di tahun 1986 mereka berjodoh ketemu di final dengan Argentina bersama Maradona keluar sebagai pemenangnya.

Empat tahun kemudian mereka ketemu lagi di final, gantian kali ini giliran Lothar Matthaeus, kapten Jerman (Barat) kala itu yang mengangkat piala.

Tahun 2014 kembali sekali lagi Jerman dan Argentina berjodoh di final dengan Jerman kembali mengungguli Argentina dan membuat Lionel Messi menangis.

Dan kini di laga pembukaan Piala Dunia Qatar 2022 mereka kembali kompak, kalah bareng dengan skor sama dan cara yang identik: unggul dari penalti di babak pertama dan bobol dua gol dalam waktu berdekatan di babak kedua.

Melawan Jerman, Jepang memang dibayangi kemenagan Arab Saudi atas Argentina sehari sebelumnya  dan kemenagan Korea Selatan atas Jerman empat tahun lalu.

Jerman adalah lawan yang masih mungkin untuk dikalahkan.

Dan bagi Jepang, sepakbola Jerman adalah hal yang sangat tidak aneh. Setidaknya ada delapan pemain timnas Jepang yang saat ini bermain di Liga Jerman.

Di belakang ada tiga nama: Kapten tim Maya Yoshida yang bermain di Schalke 04, Hiroki Ito dari Vfb Stuttgart dan Ko Itakura pemain Borussia Moenchengaldbach.

Hanya Hiroki Ito yang tidak bermain dalam laga melawan Jerman. Yoshida dan Itakura bermain 90 menit dan menjadi benteng pertahanan Jepang yang membuat frustasi penyerang-penyerang Jerman. Tentu dengan dibantu penampilan gemilang kiper Shuici Gonda yang berkali-kali menghalau tembakan pemain Jerman.

Di lapangan tengah ada empat pemain Liga Jerman. Wataru Endo dari Vfb Stuttgart, Ritsu Doan bermain untuk SC Freiburg, Daichi Kamada dari Eintracht Frankfurt dan Ao Tanaka yang bermain untuk Fortuna Dusseldorf.

Takuma Asano, pemain Bochum yang mencetak gol ke gawang Jerman (Gambar: vfl-bochum.de)
Takuma Asano, pemain Bochum yang mencetak gol ke gawang Jerman (Gambar: vfl-bochum.de)

Kamada, Endo dan Tanaka semalam bermain sebagai starter. Semantara gelandang serang Ritsu Doan masuk sebagai pengganti. Tidak hanya sebagai pemain pengganti, masuknya Doan membawa perubahan segar bagi permainan Jepang. Dan, gol penyama kedudukan di menit 75 siapa lagi yang mencetak kalau bukan Doan.

Di depan ada Takuma Asano dari VfL Bochum. Asano tidak menjadi starter dan baru masuk di babak kedua. Seperti Doan, ia bukan sekedar pemain pengganti, tapi pembawa perubahan berarti. Dialah pencetak gol kemenangan Jepang di menit 83 atau delapan menit setelah gol Doan.

Luar biasa, bertanding melawan Jerman, tujuh dari delapan pemain Liga Jerman yang dibawa Jepang memberikan kontribusi di lapangan. Dua diantaranya mencetak gol yang mmebuat skor 2-1 jadi milik Jepang.

Bek Arsenal Takehiro Tomiyasu baru dimainkan di babak kedua, juga eks Liverpool Takumi Minamino.

Sementara itu, skuad Jerman sendiri di Piala Dunia ini sebenarnya juga tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya. Yang paling terlihat jelas adalah posisi striker. Timnas Jerman kali ini tidak punya seorang penyerang tengah tajam yang bisa diandalkan.

Satu-satunya penyerang tengah berpengalaman yang mereka miliki adalah Timo Werner. Itupun kita tahu, Timo tidak terlalu bersinar di Chelsea lalu balik lagi ke Jerman. Itu pun dia cedera dan tidak dibawa ke Qatar.

Jadilah Jerman bermain tanpa striker. Kai Havertz mantan rekan Werner di Chelsea dipasang sebbagai jadi false nine dengan ditopang trio Bayern Munchen: Serge Gnarby, Thomas Muller dan remaja 19 tahun Jamal Musiala.

Babak pertama sebenarnya Jerman menguasai permainan sepenuhnya, kontrol penuh lapangan tengah oleh Ilkay Gundogan dan Joshua Kimmich, tapi barisan pertahanan Jepang sangat solid.

Serangan balik cepat Jepang juga tak bisa dianggap remeh, satu gol lewat serangan balik yang diakhiri sontekan Daizen Maeda, sayang dia dinyatakan offser dan gol dianulir.

Jerman lalu dapat penalti, Gundogan tidak menyianyiakan dan gol, 1-0 Jerman unggul.

Jerman makin nyaman, dapat gol lagi, kali ini Kai Havertz yang membobol gawang Jepang. Ternyata Havertz juga offset, gol pun dianulir. Impas, Jepang satu gol gak jadi dan Jerman juga.

Babak pertama skor 1-0 buat Jerman.

Babak kedua berlangsung lebih menarik dengan Jerman masih memegang kendali bola tapi Jepang makin sering melancarkan serangan berbahaya.

Para pemain pengganti Jepang benar-benar menjadi pembeda dalam ketajaman serangan Jepang yang begitu cepat.

Ini berbeda dengan pemain pengganti Jerman. Leon Goeretzka tidak lebih baik dari Gundogan yang digantikannya. Saat sudah tertinggal, Hansi Flick oelatih Jerman juga mencoba memasukkan penyerang pengganti.

Trio bayern Munchen di belakang Havertz diganti semua. Masuklah gelandang serang penentu kemenagan Jerman di final 2014, Mario Goetze yang sebenarnya performanya sudah jauh menurun.

Dimasukkan juga penyerang Borussia Dortmund Youssouka Moukoko dan striker Werder Bremen, Nicklas Fullklurg. Dua nama yang masih terdengar asing dan memang masih belum berpengalaman di timnas serta jga tidak terlalu istimewa.

Bisa diduga serangan Jerman tidak lebih baik dibanding ketika trio Munchen masih di atas lapangan. Dan kejutan kedua Asia di Qatar 2022 pun tak terbendung.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun