Menjelajah Pelosok-pelosok Negeri khatulistiwa
Aku mencintainya hingga mati
Negeri yang diciptakan seperti serpihan surga
Yang jatuh ke bumi…
Tetapi….sayang
Sebagian dari yang dilahirkan di Bumi Khatulistiwa…ini
Mereka lebih bangga dan cinta tanah-tanah tandus..
Nun jauh di jazirah sanah
Mata, hati dan pikiran mereka telah direnggut
Debu-debu negeri padang pasir
yang telah berubah menjadi gedung-gedung melebihi benua biru
Mereka menghina tanah pertiwi…
Mereka memperkosa negeri ini……
dengan kata-kata sakral yang tanggung dipahami…
Mereka menggerakan generasi buih untuk berkumpul..
Memanipulasi Bahasa langit…
Memaksakan kehendak pada sang Pemimpin Khatulistiwa
Pemimpin yang memimpin ratusan suku bangsa, etnik dan budaya,
Serta Keanekaragaman hayati dan hewani….
Mereka melupakan serpihan surga di depan matanya.
Mereka memunafikan bahwa saripati sulbi mereka dicipta
Dari intisari kehidupan Bumi Negeri khatulistiwa
Mereka…
Lebih Mencinta para pemimpin tanah-tanah jazirah
yang sedang berperang…sesamanya
padahal hanya satu dua suku bangsa…yang dia pimpin
Dengan luas daerah hanya tidak lebih dari 1/8 negeri khatuliswa
Para Pemimpin baru itu, sebagian malah telah lari dari amanat-amanat
Kitab-kitab Para nabi-nabi yang dilahirkan disana….
Tetapi mereka….Memang bebal
Seperti bebalnya iblis yang diusir Tuhan dari Surga
Yang menghina penciptaan manusia oleh Tuhan.
Bila ada manusia yang menghina semasa manusia
sama artinya Seperti Iblis yang harus diusir dari tanah Khatulistiwa.
Aku memang anak Khatulistiwa..
Aku mengerti bahasa langit yang diajarkan dari tanah-tanah tadus
Kata-kata suci dan sakral dari kitab-kitab yang belum terkontaminasi
Dari sumber-sumber khalifah yang suci
Yang memegang amanat para nabi
Dan aku tidak ingin seperti Buih
Yang telah diramalkan oleh sang Al Amin
Banyak tetapi tidak berarti malah dihinakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H