Nilai Moral
Tidak berbohong dan selalu berperilaku baik merupakan nilai moral yang dapat kita ambil dari cerita Bermana Kembar. Nilai ini tak jauh dengan pepatah Jawa “Becik Ketithik, Ala ketara” yang berarti baik buruknya suatu hal yang kita lakukan akan terungkap.
Cerita Berma Kembar juga mengajarkan kita untuk berpikir logis sebelum bertindak. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku Ki Bermana palsu yang tidak berpikir logis sebelum ia bertindak. Ia menuruti perintah Ki Demangklungsur. Semestinya, ia dapat berpikir bahwa, tidak mungkin seorang manusia biasa dapat memasuki lubang sekecil itu.
Nilai Agama
Dalam cerita Bermana Kembar, sangat sulit untuk menganalisis unsur agama yang terkandung. Namun, saya akan mencoba untuk memberikan uraian dari unsur agama yang terkandung dalam cerita ini.
Dalam cerita Bermana Kembar, tidak ada sedikitpun bagian yang menyinggung tentang agama. Dalam cerita tersebut tidak terdapat bagian yang menunjukkan kepercayaan yang dianut para tokoh. Sehingga sangat sulit untuk menarik kesimpulan tentang agama atau kepercayaan apa yang para tokoh dalam Bermana Kembar tersebut anut.
Namun, nilai agama yang terkandung dalam sebuah cerita bukan hanya mengintepretasikan agama atau kepercayaan apa yang para tokoh anut. Berlaku jujur dan tidak berbohong juga merupakan salah satu contoh dari nilai agama. Ki Bermana asli berkata jujur apabila ia hanyalah manusia biasa dengan bukti ia tidak dapat memasuki kendil tersebut.
Nilai agama lain yang dapat didapat adalah kepercayaan para tokoh terhadap keberadaan jin yang kemudian menjelma menjadi sosok Ki Bermana. Menurut saya, kepercayaan terhadap makhluk halus maupun jin adalah sesuatu yang memiliki relasi yang cukup dekat dengan nilai agama.
Selain itu, menurut saya, Prabu Angling Dharma yang dikutuk oleh Tuhan menjadi seekor Burung Mliwis Putih juga merupakan nilai agama yang terdapat dalam cerita Bermana Kembar.
Nilai Budaya