Mliwis Putih yang merupakan jelmaan Prabu Angling Dharma tersebut tak sengaja mendengar sayembara di kerajaan tersebut. Mliwis putih dengan segera meju ke rumah sang majikannya, yaitu Ki Demangklungsur untuk mengikuti sayembara tersebut. Prabu Angling Dharma juga memberi tahu Ki Demangklungsur bagaimana cara membuktikan Ki Bermana yang asli.
Tak lama, Ki Demangklungsur bergegas menuju kerajaan dan mengikuti sayembara tersebut. Sesampainya ia di kerajaan, ia mendatangi Prabu Dharmawasesa dan menyatakan bersedia untuk mengikuti sayembara tersebut.
Ki Demangklungsur berdiri di antar kedua Ki Bermana tersebut dengan membawa sebuah kendi1 yang bernama “Kendil Pertala”. Di hadapan kedua Ki Bermana, Ki Demangklungsur mengatakan bahwa barang siapa di antara kedua Ki Bermana tersebut yang dapat memasuki kendi tersebut adalah Ki Bermana yang asli. Ki Bermana yang pertama mencoba memasuki lubang kecil di atas kendi tersebut. Namun, ia tidak dapat melakukannya. Kemudian, Ki Bermana yang kedua mencoba memasuki lubang kecil di atas kendi tersebut. Betapa terkejutnya Nyi Bermani dan semua orang yang menyaksikan kejadian tersebut. Ki Bermana yang kedua merubah dirinya menjadi seoarang jin terlebih dahulu sehingga ia dapat memasuki lubang tersebut.
Dengan sigap, Ki Bermana menutup lubang tersebut dengan sebuah kain. Lalu, Ki Demangklungsur berkata bahwa sesungguhnya Ki Bermana yang asli adalah Ki Bermana yang tidak dapat memasuki kendi tersebut. Mengapa? Karena tidak akan mungkin bisa seorang manusia biasa memasuki lubang yang sangat kecil.
Sejak saat itupun semua orang mengerti siapa suami dari Nyi Bermani yang asli. Dan mulai dari saat itu pula, Ki Demangklungsur menjadi salah satu bagian dari kerajaan Prabu Dharmawasesa.
Masyarakat sekitar mempercayai bahwa cerita ini sama halnya dengan petuah jawa ”Becik Ketithik, Ala Ketara”, yang berarti, apabila kita berperilaku baik, dunia akan tahu. Begitu pula sebaliknya. Dunia juga akan mengetahui keburukan yang kita lakukan.
1. Wadah yang biasanya digunakan sebagai wadah minum bagi masyarakat Jawa yang di atasnya terdapat sebuah lubang.
Menganalisis Nilai Moral, Nilai Agama, dan Nilai Budaya dalam Cerita Rakyat Bermana Kembar