Mohon tunggu...
Yety Ursel
Yety Ursel Mohon Tunggu... Guru - Guru yang selalu merasa kurang banyak tau

Menulis untuk menyalurkan energi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senandung Cinta Reyna

29 Maret 2018   08:55 Diperbarui: 29 Maret 2018   09:13 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Maksud, Bapak?" Jemari Reyna yang sedari tadi asyik memainkan sedotan dalam gelas milkshake-nya, tiba tiba terdiam kaku. Wajahnya menegang.

"Reyna, selama ini saya tidak pernah berbohong padamu. Saya memiliki keluarga. Kehidupan kami bahagia. Tidak ada yg kurang. Tapi saya telah menghianati mereka dengan menyimpan kamu dalam salah satu ruang hati saya"

"Tapi, Pak. Ini sudah berlangsung lama. Sudah lima tahun. Saya bahkan telah melupakan mimpi-mimpi remaja saya demi untuk selalu dengan Bapak. Saya mencintai Bapak."

    "Reyna...Itu tidak mungkin."

    "Mengapa tidak mungkin? Bapak Egois! Usia saya sekarang sudah 28 tahun. Bapak telah merebut masa masa muda saya dan sekarang?"

    "Reyna...Maafkan saya. Saya tetap pada keputusan saya. Anak-anak saya sudah mulai remaja. Mereka tidak boleh membenci saya. Saya mencintai mereka" Dika bangkit.

    "Reyna....Terima kasih untuk semua hari-hari manis yang sudah kita lalui. Sekali lagi maaf..." Dika pun melangkah meninggalkan Reyna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun