"Maksud, Bapak?" Jemari Reyna yang sedari tadi asyik memainkan sedotan dalam gelas milkshake-nya, tiba tiba terdiam kaku. Wajahnya menegang.
"Reyna, selama ini saya tidak pernah berbohong padamu. Saya memiliki keluarga. Kehidupan kami bahagia. Tidak ada yg kurang. Tapi saya telah menghianati mereka dengan menyimpan kamu dalam salah satu ruang hati saya"
"Tapi, Pak. Ini sudah berlangsung lama. Sudah lima tahun. Saya bahkan telah melupakan mimpi-mimpi remaja saya demi untuk selalu dengan Bapak. Saya mencintai Bapak."
  "Reyna...Itu tidak mungkin."
  "Mengapa tidak mungkin? Bapak Egois! Usia saya sekarang sudah 28 tahun. Bapak telah merebut masa masa muda saya dan sekarang?"
  "Reyna...Maafkan saya. Saya tetap pada keputusan saya. Anak-anak saya sudah mulai remaja. Mereka tidak boleh membenci saya. Saya mencintai mereka" Dika bangkit.
  "Reyna....Terima kasih untuk semua hari-hari manis yang sudah kita lalui. Sekali lagi maaf..." Dika pun melangkah meninggalkan Reyna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H