Mohon tunggu...
Yesi Mandala putri
Yesi Mandala putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN SUSKA Riau

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peranan Filsafat Bahasa dalam Perkembangan Ilmu Bahasa

2 Januari 2024   12:00 Diperbarui: 2 Januari 2024   12:11 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Induksi berkaitan dengan empirisme, yaitu pemahaman yang menganggap fakta-fakta yang dipahami manusia. Sedangkan penafsiran "berkaitan" dengan rasionalisme, yaitu paham yang menganggap akal sebagai sumber kebenaran. Dengan demikian, pemikiran ilmiah atau metode ilmiah merupakan gabungan antara empirisme dan rasionalisme.

 Alat berpikir ilmiah adalah alat yang melaksanakan langkah-langkah (metode) ilmiah atau membantu langkah-langkah ilmiah mencapai kebenaran. Dengan kata lain, alat berpikir ilmiah memungkinkan kita melakukan penelitian ilmiah secara efektif, teratur, dan menyeluruh. Oleh karena itu, agar dapat bekerja dengan baik, para filsuf harus menguasai alat-alat berpikir ilmiah. Oleh karena itu, bahasa membantu para ilmuwan berpikir secara ilmiah, yaitu berpikir induktif dan deduktif. Dengan kata lain, bahasa merupakan alat bagi para filsuf untuk membuat kesimpulan induktif atau deduktif dan bahasa memungkinkan para ilmuwan atau filsuf membuat silogisme dan memperoleh kesimpulan atau mempelajari pengetahuan ilmiah.

Manusia hanya bisa memahami satu sama lain melalui kata-kata. Bahasa berorientasi subyektif dalam menggambarkan dunia pengalaman manusia. Eksistensi subjektif inilah yang coba kami pahami dalam pembahasan filsafat bahasa dan kajian bahasa.

 Bahasa dipelajari secara khusus  dalam bidang linguistik. Kajian bahasa dengan pendekatan tradisional  dimulai pada abad ke-5 SM di Yunani dan dilanjutkan dengan pendekatan modern pada abad ke-18. Saat ini, ilmu linguistik dan juga ilmu-ilmu lainnya semakin berkembang dan mengalami kemajuan. Perkembangan ilmu linguistik tidak lepas dari peranan filsafat linguistik.

 Filsafat bahasa dan linguistik juga mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi (timbal balik). Meskipun filsafat tidak pernah secara eksplisit menyebut sebagian orang sebagai filsuf bahasa, namun para filsuf dari disiplin ilmu lain (memang) memahami  pentingnya bahasa dalam menghadapi fenomena (alam) yang terjadi. Hal inilah yang menginspirasi berkembangnya kajian linguistik dan multidisiplin lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Burge, T. 2000. "Reason and the First Person" dalam C. Wright, B. Smith & C. Macdonald (ed.), Knowing Our Own Minds. Oxford: Oxford University Press.

Carnap, R. 1937. The Logical Syntax of Language. London: Routledge and Kegan Paul. 1963. "Intellectual Autobiography" dalam P.A. Schlipp (ed.), The Philosophy of Rudolf Carnap. The Library of Living Philosophers: Open Court.

Chomsky, N. 1957. Syntactic Structures. The Hague: Mouton.

Donellan, K. 1972. "Proper Names and Identifying Descriptions" dalam D. Davidson and G. Harman (ed.), Semantics of Natural Language. Dordrecht: D. Reidel.

Kaelan M.S. 1998. Filsafat Bahasa. Yogyakarta: Penerbit Paradigma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun