Mohon tunggu...
Yeremias Nino
Yeremias Nino Mohon Tunggu... Mahasiswa - Musafir

Cogito Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Yesus Menurut Kaum Awam dan Kaum Biarawati

17 Agustus 2021   10:37 Diperbarui: 17 Agustus 2021   10:38 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

Responden kedua adalah Deli Mano. Dia adalah orang mudah katolik paroki Kristus Raja Haumeni (OMK). Menurut dia Yesus adalah Anak Manusia yang selalu mendengar dan menuntun manusia pada jalan kebenaran Tuhan. Dia mengatakan demikian karena dia melihat bahwa Yesus selalu mendengar dan menuntun dia pada jalan kebenaran. Dia mengakui Yesus sebagai anak manusia karena dia melihat bahwa Yesus itu dilahirkan oleh Bunda Maria dan St. Yosef. Tetapi kelahiran Yesus itu merupakan karunia Allah sendiri. Artinya Allah yang mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal ke dunia untuk mendengarkan segala persoalan dan pergulatan manusia. Anak manusia dipikirkan sebagai tokoh Surgawi yang menjelang akhir zaman sebagai wakil dan kuasa Allah datang untuk menjalankan penghakiman Allah dan menyelamatkan orang benar. umat Kristen Yahudi di atas dasar pengalaman paska, yang membenarkan Yesus, memahami bahwa Yesus sendirilah Anak manusia (Luk 10:21-22; Mat 28:18), yang oleh Allah dilantik sebagai Anak Manusia.[7] Groenen menegaskan dengan sangat jelas bahwa dalam Perjanjian Baru Yesus diramalkan sebagai Anak Manusia. Kehadiran sebagai Anak Manusia di dunia adalah untuk menjadi hakim dan penyelamat bagi manusia. Umat Kristen Yahudi melihat Yesus sebagai Anak Manusia. Mereka melihat Yesus sebagai Anak Manusia yang datang untuk menyelamatkan manusia dari segala dosa. 

 

  • Yesus adalah sahabat
  • Responden ketiga Sr. Ida SSpS. Dia adalah suster SSpS yuniorat di provinsi Jawa. Dia mengatakan bahwa Yesus adalah Sahabat yang setia. Dia menyebut Yesus demikian karena dalam realita kehidupan, dia selalu menyampaikan apa yang terjadi atau apapun yang dia rasakan dalam menjalani hidup panggilan sebagai seorang calon suster. Dalam realita hidup dia melihat bahwa melalui berbagai peristiwa hidup yang jika dipandang dalam kaca mata manusia tidak akan bisa diatasi namun lewat doa semuanya menjadi hal yang mungkin. Pengalaman ini membuatnya menjadi pribadi yang beriman pada KeAllahan Yesus serta menjadi sahabat setia dalam menjalani hidup ini karena dia yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi  itu atas kebaikan Allah.
  • Alasannya menyebut Yesus sebagai penuntun dikarenakan dia menyadari bahwa terkadang dia hidup tidak menuruti Firman Allah. Namun Yesus dengan berbagai cara-Nya menyadarkannya agar  dia sadar bahwa Allah memanggil dia dengan tujua untuk bersahabat dengan semua orang.

 

Topik tentang persahabatan dapat dijumpai pula dalam teks-teks Alkitab. Perjanjian Lama, khususnya kitab Amsal banyak menyinggung hal ini (mis. Ams. 17:17; 18:24; 19:6; 27:6, dan lain-lain). Sementara itu di dalam kitab Kejadian, Abraham disebut sebagai sahabat Allah yang melalui dirinya, semua bangsa akan memperoleh berkat. Konsekuensinya, sebagai sahabat Allah, orang Kristen juga dipanggil ke dalam persekutuan dengan Allah, yaitu menjadi sahabat Allah sekaligus sahabat bagi orang lain. Di dalam Perjanjian Lama, kata Ibrani yang dipakai untuk sahabat adalah re'ah. Kata itu juga dapat berarti "a close associate, brother, male or female companion, fellow, husband, lover, neighbour, and another." Kata tersebut memiliki kedekatan makna dengan kata Yunani plesios yang berarti dekat, tetangga. Sementara itu dalam Septuaginta (LXX), kata sahabat diterjemahkan dengan "philos." Berdasarkan penelusuran istilah sahabat dalam Perjanjian Lama, jelaslah bahwa kata Ibrani re'ah dipakai untuk menunjuk kepada seorang yang dekat, sahabat, tetangga, sesama manusia. Bahkan, Perjanjian Lama juga berisikan perintah untuk menunjukkan kasih kepada sahabat, tetangga, sesama (re'ah) tersebut.[8] 

 

Pernyataan ini menggambarkan dengan sangat jelas bahwa baik dalam Perjanjian lama  maupun dalam septuaginta lebih menegaskan bahwa persehabatan yang sejati adalah persekutuan antara satu dengan yang lain. Yesus menjadi sahabat bagi manusia karena manusia bersekutu dengan Yesus. Yesus menjadi sahabat bukan hanya dengan satu orang tetapi Ia bersabahat dengan semua orang. Sebagai orang Kristiani, Allah memanggil kita untuk menjadi bersahabat bukan hanya bersahabat dengan satu orang tetapi untuk bersahabat dengan semua orang. Sebagai sahabat kita bukan hanya hadir di saat senang tetapi di saat susah kita menghindar itu bukan sahabat. Sehabat yang sejati adalah orang yang selalu hadir baik dalam suka maupun duka. Yesus adalah sahabat yang setia. Ia selalu hadir dalam diri manusia tetapi terkadang manusia kurang menyadari hal ini. Di mana kisah-kisah ini tetap hidup, di sana hiduplah juga Yesus. Itu berarti, bahwa kisah-Nya terus diceritakan terus menjadi bahan pembicaraan. Tidak hanya dalam lingkungan yang telah mengenal kisah itu.[9] Kisah Yesus sebagai sahabat selalu hadir dalam diri manusia. Kisah ini menjadi kisah yang sungguh nyata dalam diri manusia khususnya bagi mereka yang mengakui dan percaya kepada Yesus sebagai sahabat. Korelasi antara pernyataan ini dengan pengalaman Sr. Ida adalah persahabatan dengan Yesus yang lebih mendalam. Persahabatan dengan Yesus yang mendalam akan terjadi bila ada komunikasi doa. Doa adalah jembatan untuk menjalin relasi dengan Yesus yang lebih mendalam. 

 

  • Kesimpulan

 

Jawaban setiap orang atas pertanyaan tentang siapakah Yesus bagi kamu pasti jawabanya berbeda-beda. Ada yang mengatakan bahwa Yesus sebagai sahabat. Sekelompok lainnya mengatakan bahwa Yesus adalah sosok yang menyelamatkan. Dan ada yang mengatakan bahwa Yesus adalah Putera Allah yang diutus oleh Bapa untuk menyelamatkan manusia dari segala dosa. Secara keseluruhan dari hasil analisis tersebut, penulis melihat bahwa apa yang disheringkan oleh para narasumber pada umumnya berdasarkan pengalaman iman yang mereka alami. Jadi penulis mengambil satu konlukis bahwa untuk mengenal Yesus secara personal kita harus memiliki iman yang kuat terhadap Yesus. Karena tanpa iman kita tidak bisa berbuat apa-apa.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun