Â
Paus Fransiskus menegaskan untuk memberhentikan tindakan ini karena tindakan ini tidak sesuai dengan perilaku moral manusia. Paus melihat bahwa tindakan ini sangat memprihatikan seolah-olah manusia dijadikan sebagai barang yang diperjual belikan. Padahal manusia memiliki moral yang sungguh dijunjung tinggi. Namun dalam realitasnya tidak sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan oleh semua orang. Paus melihat hal ini sebagai perilaku yang sangat merugikan manusia. Paus menegasakan untuk memberhentikan tindakan ini karena ia ingin agar manusia dicintai seperti Tuhan mencintai umat-Nya. Â Peziarahan hidup manusia di zaman sekarang banyak tawaran. Banyak tawaran yang sungguh menarik dan pada umumnya manusia lebih suka pada hal yang menarik. Sehingga tidak mengherankan banyak kaum remaja jatuh dalam pergaulan bebas. Paus menegaskan supaya manusia mencintai sesama dan memperlakukan sesama seperti diri sendiri. Ia tidak mau manusia hidup dalam kesesatan.
Â
Ia ingin semua manusia diperlakukan dengan adil dan penuh cinta. Kekerasan manusia terjadi di zaman sekarang karena banyak orang menggunakan otoritas untuk merusak dan menghancurkan masa depan sesama. Pikiran hanya dikuasai dengan pikiran yang buruk dan jahat. Ini adalah realitas yang terjadi di saat ini. Paus sarankan supaya manusia tetap teguh dan terus berziarah menuju Sang Cinta sebagai tujuan hidup sejati. Â Manusia adalah makhluk yang berakal budi. Esensi dari manusia adalah memiliki akal budi. Akal budi merupakan satu indrawi manusia yang membuka hati dan pikiran manusia untuk berjalan pada jalan yang benar. Namun dalam kenyatannya manusia kurang menggunakan akal budi itu dengan efektif. Mengapa demikian? Karena hati dan pikiran manusia dipenuhi dengan pikiran yang busuk.
Â
 Penutup
Â
Peziarahan merupakan esensi dari manusia. Manusia berziarah untuk menciptakan sejarah hidupnya dengan Allah. Peziarahan manusia bukan untuk mengejar hal yang menyenangkan. Manusia berziarah untuk berelasi dengan Allah. Manusia tinggal dalam kehendak Allah dan hidup di bawah bimbingan Allah. Manusia tidak mempunyai hak untuk menentukan sendiri orientasi hidupnya. Allah yang menyejarah seluruh peziarahan hidup manusia. Allah merupakan awal dan tujuan dari peziarahan manusia.
Â
Cinta menjadi kebutuhan dasar manusia dalam berziarah kepada Allah. Peziarahan manusia juga menjadi peziarahan mengejar cinta Allah. Allah merupakan kepenuhan cinta. Maka, manusia perlu tinggal dalam Allah untuk memahami cinta. Sebab cinta Allah bisa menyatukan segalanya baik terhadap Allah sendiri, sesama manusia dan dengan alam sekitar. Cinta juga mampu menumbuhkan perasaan bahagia manusia dengan Allah. Tujuan manusia berziarah adalah untuk mencari kebahagiaan dan sukacita. Kebahagiaan dan sukacita itu hanya dialami lewat peziarahan hidup. Peziarahan merupakan perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dari peziarahan itu akan terjadi perjumpaan antara manusia dengan Sang Cinta. Sang Cinta itu hadir kapan dan dimana pun hanya terkadang manusia sulit untuk memahami kehadiran-Nya. Manusia akan mampu mengalami Sang Cinta itu jika manusia terus-menerus berziarah.
Â