Mohon tunggu...
Yen RylinHutasoit
Yen RylinHutasoit Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menggeluti bidang Teknologi dan Informasi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Optimalisasi Biaya Kualitas untuk Menjamin Keandalan Perangkat Lunak

15 Desember 2024   21:10 Diperbarui: 15 Desember 2024   21:05 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di era transformasi digital yang semakin pesat, perangkat lunak memainkan peran krusial dalam berbagai sektor, mulai dari bisnis, pemerintahan, pendidikan, hingga hiburan. Keandalan perangkat lunak menjadi salah satu tolak ukur utama yang menentukan keberhasilan sebuah produk di pasar. Lebih dari itu, kualitas perangkat lunak memengaruhi reputasi perusahaan, kepuasan pengguna, serta keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.

Dalam menjamin kualitas perangkat lunak, salah satu aspek yang tidak bisa diabaikan adalah biaya kualitas atau Software Quality Cost. Ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah, mendeteksi, dan memperbaiki cacat pada perangkat lunak, baik sebelum produk dirilis maupun setelah digunakan oleh pelanggan. Jika tidak dikelola dengan baik, biaya kualitas bisa membebani anggaran perusahaan atau bahkan mengancam reputasi bisnis akibat kegagalan perangkat lunak.

Lalu, bagaimana cara mengelola biaya kualitas agar optimal dan tetap mendukung keandalan perangkat lunak? Mari kita bahas lebih dalam.

Apa Itu Biaya Kualitas Perangkat Lunak?

Biaya kualitas perangkat lunak mencakup semua pengeluaran yang berhubungan dengan upaya menjamin kualitas produk. Secara umum, biaya ini terbagi ke dalam empat kategori utama:

1. Biaya Pencegahan

Biaya ini dikeluarkan untuk mencegah terjadinya cacat sejak awal proses pengembangan perangkat lunak. Contohnya adalah pelatihan tim pengembang, analisis risiko, dan penerapan metode desain berkualitas tinggi. Sayangnya, biaya pencegahan sering kali diabaikan karena dianggap sebagai pengeluaran tambahan.

2. Biaya Penilaian

Ini adalah biaya yang terkait dengan aktivitas untuk menilai atau menguji kualitas perangkat lunak, seperti pengujian (testing) dan inspeksi. Misalnya, melakukan audit kode atau uji coba produk untuk memastikan kesesuaian dengan spesifikasi teknis dan kebutuhan pengguna.

3. Biaya Kegagalan Internal

Biaya yang muncul ketika cacat ditemukan sebelum produk dirilis ke pasar. Ini termasuk biaya perbaikan dan pengujian ulang agar produk tidak mengandung masalah saat dirilis.

4. Biaya Kegagalan Eksternal

Biaya yang timbul jika cacat ditemukan setelah perangkat lunak digunakan oleh pelanggan. Biaya ini bisa mencakup dukungan pelanggan, perbaikan produk, kompensasi kepada pengguna, bahkan kerugian reputasi perusahaan.

Mengapa Biaya Kualitas Penting untuk Keandalan Perangkat Lunak?

1. Meningkatkan Keandalan melalui Pencegahan

Investasi pada biaya pencegahan dapat memberikan dampak signifikan terhadap kualitas produk akhir. Strategi seperti pelatihan tim, analisis risiko, dan desain ulang sistem memungkinkan perusahaan mendeteksi potensi masalah sejak dini. Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat menekan biaya kegagalan internal dan eksternal, sekaligus meningkatkan kepuasan pelanggan.

Seperti yang diungkapkan oleh Lailela dan Kusumadiarti (2018), standar zero defect atau nol cacat dapat membantu memastikan perangkat lunak memenuhi ekspektasi pengguna. Bahkan, menurut Salmiah (2017), biaya kualitas yang dikelola optimal seharusnya tidak melebihi 2,5% dari total penjualan.

2. Efektivitas Biaya Penilaian dalam Menjamin Kualitas

Pengujian sistematis adalah kunci untuk memastikan bahwa perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi teknis. Standar ISO 25010, misalnya, memberikan kerangka evaluasi kualitas perangkat lunak berdasarkan atribut seperti efisiensi dan kebergunaan. Dengan melakukan pengujian sejak tahap awal, perusahaan dapat mendeteksi cacat lebih cepat dan menghindari biaya kegagalan di masa depan.

3. Mengurangi Biaya Kegagalan

Ketika biaya pencegahan dan penilaian dikelola dengan baik, perusahaan bisa meminimalkan biaya kegagalan. Cacat yang muncul setelah produk dirilis sering kali jauh lebih mahal untuk diperbaiki dan dapat berdampak pada kepuasan pelanggan serta reputasi perusahaan. Oleh karena itu, keseimbangan alokasi biaya di semua kategori menjadi kunci keberhasilan.

Studi Kasus: Bukti Pentingnya Pengelolaan Biaya Kualitas

Sebuah studi oleh Poonam Panwar (2013) menunjukkan bahwa strategi optimal dalam pengelolaan biaya kualitas dapat menekan pengeluaran tanpa mengorbankan keandalan perangkat lunak. Dalam studi ini, biaya kualitas dibagi secara efektif untuk memastikan keandalan setiap modul perangkat lunak.

Sementara itu, dalam Systematic Literature Review of Software Quality Cost Research, Karg et al. (2011) menyatakan bahwa biaya pencegahan yang sering diabaikan ternyata menjadi komponen penting dalam mencegah cacat sejak awal proses pengembangan. Hal ini menunjukkan bahwa investasi di tahap awal bisa menghindari kerugian yang lebih besar di masa depan.

Selain itu, Rizqullah et al. (2023) dalam studi kasus pada aplikasi mobile banking menemukan bahwa penerapan Software Quality Assurance (SQA) berdasarkan model ISO/IEC 9126 mampu memastikan kualitas perangkat lunak sesuai harapan pengguna dan menghindari kerugian finansial.

Dalam dunia perangkat lunak yang kompetitif, pengelolaan biaya kualitas memainkan peran strategis dalam menjamin keandalan produk. Dengan investasi pada biaya pencegahan dan penilaian yang optimal, perusahaan dapat menekan biaya kegagalan dan menjaga kepuasan pengguna.

Tidak hanya itu, pengelolaan biaya kualitas yang baik juga mendukung keberlanjutan bisnis dengan menjaga reputasi perusahaan di pasar. Sehingga, sudah saatnya kita melihat biaya kualitas bukan sebagai beban, melainkan sebagai investasi strategis untuk masa depan yang lebih kompetitif.

Referensi:

  • Software and Security Engineering in Digital Transformation," arXiv preprint arXiv:2201.01359, 2021.DOI:10.48550/arXiv.2201.01359
  • Karg, L., Grottke, M., & Beckhaus, A. (2011). A systematic literature review of software quality cost research. J. Syst. Softw., 84, 415-427. https://doi.org/10.1016/J.JSS.2010.11.904.
  • Jones, A., & Tabberer, M. (1993). Process quality costing adapted to software development. Software Quality Journal, 2, 199-208. https://doi.org/10.1007/BF00402269.
  • Knox, S. (1993). Modeling the Cost of Software Quality. Digit. Tech. J., 5.
  • S. Noer Lailela and R. S. Kusumadiarti, "Pengukuran Kualitas Perangkat Lunak Aplikasi SISFO_Nilai di Politeknik Piksi Ganesha Berdasarkan ISO 9126," Jurnal E-KOMTEK (Elektro-Komputer-Teknik), vol. 2, no. 2, pp. 84–91, 2018.
  • S. Salmiah, "Penerapan Biaya Kualitas dengan Metode Zero Defect Guna Meningkatkan Laba Perusahaan (Studi Kasus pada CV. KMS Utama)," Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar, Makassar, 2017.
  • ISO Indonesia Center, "Kriteria Penilaian Kualitas Perangkat Lunak Berdasarkan ISO 25010," [Online]. Available: https://isoindonesiacenter.com/kriteria-penilaian-kualitas-perangkat-lunak-berdasarkan-iso-25010/. [Accessed: Dec. 14, 2024].
  • Snieska, V., Daunoriene, A., & Zekeviciene, A. (2013). Hidden Costs in the Evaluation of Quality Failure Costs. Inzinerine Ekonomika-Engineering Economics, 24(3), 176-186. DOI: 10.5755/j01.ee.24.3.1186
  • P. Panwar and A. Garg, “Analysis of Reliability and Cost Tradeoffs in Architecture based Software Applications using a Genetic Algorithm,” Int. J. Comput. Appl., vol. 72, no. 1, pp. 33–37, 2013, doi: 10.5120/12460-8814.
  • L. M. Karg, M. Grottke, and A. Beckhaus, “A systematic literature review of software quality cost research,” J. Syst. Softw., vol. 84, no. 3, pp. 415–427, 2011, doi: 10.1016/j.jss.2010.11.904.
  • N. A. Rizqullah, H. M. Az-zahra, and A. Syawli, “Analisis Kualitas dan Penerapan Software Quality Assurance pada Aplikasi Mobile Banking menggunakan Model ISO / IEC 9126 (Studi Kasus: BSI Mobile),” J. Pengemb. Teknol. Inf. dan Ilmu Komput., vol. 7, no. 6, pp. 2658–2667, 2023.
  • R. Mukesh and K. Lingadurai, “Australian Journal of Basic and Applied Sciences,” Aust. J. Basic Appl. Sci., vol. 8, no. 17, pp. 476–482, 2014.

Kontribusi Tim :

  • Roulina Sianipar: Menulis bagian Pendahuluan dan menyusun referensi.
  • Yen Rylin Hutasoit: Menulis bagian Pengertian Biaya Kualitas dan kesimpulan.
  • Joice Sinaga: Menulis bagian Mengapa Biaya Kualitas Penting .
  • Yessy Sipahutar: Menulis bagian Mengapa Biaya Kualitas Penting.
  • Emalia Telaumbanua: Menulis bagian Studi Kasus.
  • Indah Silitonga: Menulis bagian Studi Kasus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun