Mohon tunggu...
Yeni Fadilla
Yeni Fadilla Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya seorang gadis desa yang gemar menulis cerita dan mengolah kata~~

A mere country gurl who's trying to get her happiness back~~

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen ǀ Si Gesa Namanya

1 November 2017   14:26 Diperbarui: 3 November 2017   18:10 1949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Rasanya aku akan pingsan kalau ikut berlari," kata si Gesa jika ditanya mengapa dia selalu diam-diam cari alasan untuk tidak hadir di mata pelajaran Olahraga. Dan aku bersimpati melihat kondisinya. Karena selalu kutahu ketika dia suatu ketika ikut kelas Olahraga, dia sudah ngos-ngosankelelahan dan bajunya dibanjiri keringat walaupun kala itu dia baru berlari sepuluh meter. Ya Tuhan, ku tak tega melihatnya.

Hari demi hari silih berganti. Musim kemarau dan penghujan kian datang dan pergi. Akhirnya, si Gesa pun sudah bukan remaja lagi. Dia akhirnya menjadi seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi. Akan tetapi, satu hal yang melanda kerisauan dan kegalauan di dalam hati. Setiap tahun berat badannya secara signifikan naik lagi. Naik dan naik lagi. Itulah yang terjadi.

Dia memang gemar makan makanan. Selera makannya pun tinggi dan sulit dihentikan. Makan tak cukup satu piring nasi. Lauknya pun harus banyak varian dan jumlahnya tak bisa dibatasi. Serta, dia sangat lahap ketika memakannya hingga orang lain pun senang melihat serunya dia makan. Namun di sisi lain, orang juga kasihan melihat kondisi tubuhnya yang makin hari makin mengembang. Tapi apa daya, si Gesa tak kuasa mengendalikan nafsu makannya.

Namun suatu ketika, ada sebuah peristiwa yang membuatnya ingin menguruskan tubuhnya agar menjadi ideal. Well, peristiwa itu terjadi di suatu hari di bulan Juli. Kala itu dia sedang hang out bersamaku dan beberapa kawan lain di sebuah restoran sederhana. Tak disangka, di sana dia berjumpa dengan salah satu teman SMP-nya. Lama dia bergeming dan tak mengucap sepatah kata.

"Gesa, kok diam saja? Ada apa?" tanyaku padanya.

"Dia (sambil menunjuk seseorang), dulu pernah segemuk aku. Tapi sekarang kenapa dia sangat langsing dan rupawan? Dia juga punya pacar. Aku sangat cemburu dan sedih kenapa aku nggak bisa seperti dia," jawab si Gesa meratapi kekecewaanya.

Aku amati teman lama si Gesa yang duduk empat meter dari tempat meja makan kami. Jika dipikir-pikir lagi, teman SMP si Gesa memang tampak cantik dan bersinar. Namun aku juga bisa menilai kalau wajahnya memang dulunya tak setirus dianya yang sekarang. Ya, sepertinya dia pernah menjalani masa kelebihan berat badan, sama seperti si Gesa.

Aku dapat menyimpulkan bahwa si Gesa ingin seperti kawan lamanya itu. Right, si Gesa ingin menjadi sosok yang berbadan ramping dan berparas menawan hingga akhirnya bisa punya pasangan kencan atau bahkan seorang pasangan masa depan. Karena sejauh yang kutahu, si Gesa tak pernah punya pacar dalam hidupnya. Dan kala itu dia sudah berusia dua puluh dua. Ku rasa dia merasa tak akan ada yang tertarik padanya karena kelebihan berat badannya.

Akhirnya, si Gesa memutuskan untuk melakukan sebuah diet. Ku kira dietyang dia lakukan adalah diet yang sehat. Namun nyatanya, dia malah menyiksa dirinya. Apakah yang sebetulnya dilakukannya? Begini, aku sangat terkejut dan kaget mengetahui fakta bahwa dia skipping meals alias tidak makan nasi selama tujuh hari.

"Kamu sudah gila, Ges?" komentarku saat itu.

"Ku rasa aku memang sudah gila. Tapi berat badanku turun 5kg lho.Hebat kan?" jawab dia girang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun