Destinasi yang pertama yaitu Kampung Batik Trusmi, di kampung ini para mahasiswa disuguhkan dengan berbagai macam motif batik yang sedang ditulis, dicetak, maupun disablon. Banyak sekali proses yang dilakukan untuk membuat sehelai kain batik yang elok nan menawan. Mulai dari menggambar pola, menulisnya dengan menggunakan lilin cair, mencuci serta menjemur hingga kering.
Di kampung ini, membuat batik merupakan sumber mata pencaharian yang utama. Hasil dari membuat batik ini banyak sekali dipasarkan hingga ke mancanegara.
Setelah dirasa cukup lama berada di Kampung Batik Trusmi ini, rombongan mahasiswa kemudian  diminta agar berkumpul kembali dan memasuki bus masing-masing untuk melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya yaitu Stasiun -- Balaikota Cirebon disana para mahasiswa sibuk mengabadikan keadaan sekitar Balai Kota dengan pemandangan taman yang indah sangat serasi dengan arsitektur Balai Kota.
Tak hanya disitu saja, lingkungan stasiun pun cukup menarik untuk dibidik.
Setelah itu, tak butuh waktu yang cukup lama untuk sampai ke destinasi berikutnya karena memang jarak antar keduanya tidak telalu jauh. Lalu tibalah waktunya mengunjungi destinasi ketiga di hari kedua ini yaitu TPI Bondet. Semua mahasiswa diminta untuk berjalan kaki dari tempat terparkirnya bus sampai tempat pelelangan yang sebenarnya.
Disepanjang jalan terlihat kanan-kiri danau luas serta kapal nelayan yang siap untuk digunakan bekerja. Mata pencaharian warga Desa Bondet ini memang sebagai nelayan, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada mereka menangkap ikan setiap hari untuk kemudian dijual ke pasar-pasar yang tinggi akan daya konsumsi ikan.
Selain itu, ikan yang dikirim dan dijual dari sini dijamin 100% masih fresh karena para nelayan menangkap ikan disore hari kemudian langsung dibersihkan dalam kapal setelah selesai barulah dibawa ke tempat pelelangannya yang tak jauh dari tempat penangkapan ikan.
Sungguh sangat menguras tenaga berada di tempat seperti ini, dengan tubuh yang kepanasan lalu basah karena keringat serta bau khas ikan yang menyengat menjadi pengalaman tersendiri yang tidak akan pernah terlupakan. Tak hanya itu, saat dalam perjalanan hendak kembali ke tempat bus terparkir rupanya seluruh mahasiswa diberikan instruksi untuk naik ke kapal nelayan.
Tentu saja menjadi kebahagian tersendiri bisa menikmati suasana sore hari dengan berlayar bersama para nelayan, indahnya matahari sore seakan menjadi penyelaras dalam perjalanan sore itu. Setelah sampai ketempat bus terparkir seluruh mahasiswa langsung menaiki bus masing-masing berharap bisa segera melepas penat dan dahaga lalu meneruskan perjalanan ke hotel.
Saat berada di hotel seluruh mahasiswa terutama putri segera membersihkan diri dan mengganti pakaian tadi dengan pakaian yang lebih bersih kemudian saat semuanya sudah siap barulah berkumpul kembali untuk makan malam di restoran "Green Eastern". Restoran ini sangat terbilang romantic dengan nuansa chinnese didalamnya ditambah lagi dengan alunan musik klasik yang memanjakan telinga, membuai siapa saja yang sedang menikmati iramanya.
Sambil memandangi setiap inchi wajah makhluk ciptaan Tuhan yang sangat dikasihi, benar-benar malam yang penuh anugerah. Siapapun insan takkan pernah menolak jika diberikan momen semacam ini. Setelah selesai prosesi makan malam seluruh mahasiswa kembali lagi ke bis menuju hotel kemudian istirahat malam agar esok bisa lebih fresh.