Mohon tunggu...
Yehezkiel Kimley
Yehezkiel Kimley Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Pelajar dengan hobi otomotif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aku Melihatmu - Refleksi Kasus Kekerasan Anak

12 Maret 2023   19:20 Diperbarui: 12 Maret 2023   19:25 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kasus penganiayaan anak terjadi karena beberapa faktor. Kedua kasus contoh di atas menunjukkan kondisi pemicu yang mirip. Baik keluarga Arie Hanggara maupun keluarga Bapak N memiliki gangguan afektif dan depresi. Kondisi orang tua yang merasa stress dan tidak senang dapat melampiaskan rasa stressnya dengan cara melakukan penganiayaan anak. Gangguan psikologis ini keduanya disebabkan oleh tekanan ekonomi atau kemiskinan, yang dipicu oleh masalah uang. Pada kasus Arie Hanggara, ayahnya pengangguran. 

Dari artikel yang saya baca, penyalahgunaan zat seperti alkohol dan penggunaan narkoba, dengan menggunakan alkohol atau narkoba dapat memicu kekerasan terhadap anak. Efek alkohol dan narkoba dapat memanipulasi perasaan, mood dan perilaku dari pengguna, memicu halusinasi, dan mengganggu memori. 

Efek - efek tersebut terhadap otak membuat seseorang tidak mampu berpikir dengan lurus. Pada orangtua, anak dapat menjadi korban akibat kekurang sadaran akibat narkoba sehingga melakukan penganiayaan anak. Selain itu, anak-anak yang tidak diinginkan atau tidak direncanakan, membuat orangtua tidak peduli terhadap anaknya sehingga terjadi penganiayaan anak. 

Anak-anak yang cacat intelektual atau emosional memiliki karakter ketidakmampuan untuk berpikir logis, ketidakmampuan untuk memahami konsekuensi dari tindakan, masalah belajar berbicara atau kesulitan berbicara dengan jelas, dan ketidakmampuan untuk menjalani kehidupan mandiri sepenuhnya karena tantangan dalam berkomunikasi, menjaga diri sendiri, atau berinteraksi dengan orang lain. 

Apalagi jika ditambah dengan ketidakmampuan orangtua atau orangtua tidak memiliki pengetahuan dalam menangani kondisi anak yang khusus. Kurangnya keterampilan mengasuh anak dapat membuat orang tua merasa tidak senang atau depresi sehingga mengeluarkan amarahnya kepada anaknya.

Orangtua yang melakukan penganiayaan anak, mempunyai berbagai dampak negatif bagi anaknya. Anak tentunya menjadi tertekan sehingga sulit mengendalikan emosi dan sulit membangun hubungan dengan orang lain. Sebagai korban, anak saat mereka menjadi orangtua, dapat menjadi orang tua yang kasar karena menderita pelecehan orang tua di masa kecil mereka sendiri. Sebagai akibatnya, kekerasan masa kecil tersebut membuat mereka bersikap sama terhadap anaknya.

Memutus rantai kekerasan terhadap anak

Kembali menelaah kartun BoJack, saya teringat saat BoJack memberikan pidato di pemakaman ibunya. Dia memulai pidato dengan menceritakan bahwa kasir di toko penganan yang memberinya churro gratis saat BoJack memberitahukan bahwa hari itu ibunya dimakamkan. Sepanjang pidato, BoJack bercanda dengan pemain organ, meniru wajah mengerikan yang dibuat ibunya ketika meninggal, dan bercerita tentang hidupnya bersama ibunya dengan sinis. Sangat menyedihkan, bukan? 

Pertanyaannya adalah bagaimana memutus rantai kekerasan terhadap anak? Korban penganiayaan anak saat menjadi orangtua,  tidak pernah mengetahui atau melihat orangtuanya bertingkah laku yang seharusnya sebagai orangtua yang baik. Oleh karena itu, korban harus mampu mencari dan belajar metode metode baru untuk menangani tingkah laku anaknya agar siklus tidak terulang. 

Walaupun memutus siklus penganiayaan anak tidak mudah dan memakan waktu yang lama, namun para korban harus terus berusaha untuk melakukannya. Diharapkan, korban penganiayaan anak pada saat menjadi orangtua, dapat memberi anaknya masa kecil yang diinginkannya dan akhirnya dapat menumbuhkan anaknya menjadi orang yang mempunyai keluarga yang bahagia. Untuk melakukan ini yang penting korban perlu percaya diri dan janga takut untuk mencari bantuan secara profesional. entunya diperlukan terapi bagi anak. 

Banyak orang menganggap terapi adalah sesuatu yang memalukan tapi sebenarnya tidak. Dengan terapi, korban dapat menyembuhkan trauma-trauma masa lalu dengan lebih cepat dibandingkan berusaha untuk menyelesaikannya sendiri. Selain itu, perlu mencari strategi pengasuhan baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun